Sukses

IJTI Kecam Kekerasan terhadap Wartawan Saat Liput Aksi 112

IJTI tegas meminta kepolisian serius dan bersikap tegas menindak siapapun, baik masyarakat sipil maupun nonsipil.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), giliran Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang mengecam kekerasan terhadap wartawan di tengah aksi 112. Sejumlah wartawan mengalami kekerasan dan intimidasi saat meliput aksi di kawasan Istiqlal, Jakarta Pusat.

Jurnalis yang mengalami kekerasan dan intimidasi tersebut adalah  jurnalis Metro TV (reporter Desi Fitriani dan Kamerawan Ucha Fernandez) Global TV (Dino), dan seorang petugas keamanan Metro Tv.

"IJTI dan Satgas Anti-Kekerasan Dewan Pers akan melakukan advokasi dan penyelidikan atas tindakan yang dilakukan sejumlah oknum saat aksi damai," kata Ketua Umum IJTI, Yadi Hendrayana, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (11/2/2017).

Yadi menilai ada dua kasus hukum yang terjadi dan menimpa para korban saat itu. Pemukulan adalah delik umum yang legal standing-nya berada pada korban langsung, bukan pada perusahaan.

Kedua, terkait penghalangan kerja sebagaimana diancam Pasal 18 ayat 1 UU Pers. Hal ini mengacu pada Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 yang legal standing-nya ada pada perusahaan pers.

"IJTI mengimbau terhadap semua pihak, agar menghormati profesi jurnalis yang pada dasarnya dilindungi undang-undang," ucap Yadi.

Yadi tegas meminta kepolisian serius dan bersikap tegas menindak siapapun, baik masyarakat sipil maupun nonsipil, yang telah mengancam dan melakukan tindak kekerasan kepada para jurnalis.

"Meminta aparat menjamin dan melindungi para jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya," ujar Yadi.

Reporter senior Metro TV Desi Bo mengaku dipukul beberapa peserta aksi 112 saat tengah meliput di sekitaran Masjid Istiqlal. Akibatnya, Desi merasa pusing dan terluka di bagian kepala.

"Mereka (massa) mukul pakai bambu dari atas, samping, lalu kita juga dilempar pakai gelas air mineral. Saya kena di kepala pakai bambu," ujar Desi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2/2017).

Hal serupa juga dialami kameramen Metro TV bernama Ucha Fernandes. Selain dipukul, dia juga mendapatkan intimidasi dari segelintir massa yang ada di luar masjid itu.

"Perut sama pundak diludahin. Mereka pukul pakai tangan, ada juga yang nendang di bagian kaki," kata Ucha.

Kameramen Global TV bernama Dino juga mendapat intimidasi secara lisan oleh sebagian massa aksi. Mereka memaki-maki Dino lantaran selama ini media tak pernah menyematkan gelar habib kepada pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Gue ditanyain dikerubungi, mereka (massa aksi 112) bilang, semua TV harus ngomong itu Habib Rizieq, jangan cuma Rizieq doang, yang sopan. Sambil ngotot ngomongnya," ucap Dino.

Ketiga wartawan itu langsung diamankan beberapa petugas di sekitar lokasi untuk menghindari kericuhan semakin besar. Mereka dievakuasi sementara di Gereja Katedral yang berada persis di depan Masjid Istiqlal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.