Sukses

Sindir Kicauan Fahri Hamzah, Menaker Sebut Dirinya Anak Babu

Dalam tulisannya, legilastor asal Nusa Tenggara Barat itu menyinggung soal nasib tenaga kerja Indonesia yang bekeja di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kicauan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuai kritik. Tak kurang dari Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membalas kicauan yang diposting Fahri melalui akun Twitter-nya itu.

"Saya anak babu. Ibu sy bekerja mjd TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd Ibu. #MaafkanFahriBu," tulis Hanif di akunnya @hanifdhakiri, Selasa (24/1/2017).

Sebelumnya, kicauan Fahri memang telah ramai dibahas di lini masa. Dalam tulisannya, legilastor asal Nusa Tenggara Barat itu menyinggung soal nasib tenaga kerja Indonesia yang bekeja di luar negeri.

"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela," tulis Fahri dalam akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah yang diposting pada Senin (23/1/2017) malam.

Tak hanya Hanif, tanggapan atas kicauan Fahri juga datang dari Direktur Eksekurif Migrant Care Anis Hidayah. Melalui akun Twitter pribadinya, @anishidayah dia mengatakan bahwa anggapan itu salah

"Tak ada yg mengemis,mrk bekerja sbg PRT diluar negeri scr terhormat. Apakah anda sdh memartabatkan mrk? Revisi UU TKI jln ditempat sjak 2010," tulis Anis.

Tak sampai di situ, Anis juga melanjutkan:

"Pak @Fahrihamzah anda terpilih dr dapil NTB. NTB daerah pengirim buruh migran terbesar seluruh ind. Jd yg anda wakili anda anggap pengemis?," tulis dia.

Menanggapi semua kritikan itu, Fahri kemudian membalas melalui sejumlah kicauan, antara lain:

"Sementara pekerja asing di dalam negeri merajalela. Tapi kita sibuk urus isu lain dan memecah anak bangsa."

"Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak."

"Sebagai orang NTB kalau saya cerita nestapa mereka luar biasa..dan Saya dipilih kembali oleh keluarga mereka."

Sementara, kicauan yang memicu kritikan itu kini sudah dihapus Fahri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini