Sukses

Intip Meja Favorit Ruhut, Maruarar, dan Yasonna di Lapo Senayan

Paulus mengisahkan bahwa Yasonna Laoly selalu memilih meja bundar dengan enam kursi yang berada tepat di tengah Lapo Siagian.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan kuliner yang dikenal sebagai Lapo Senayan--karena banyak rumah makan khas Batak--sudah moncer sejak 25 tahun lalu. Paulus Siagian, pengelola Lapo Siagian Boru Tobing, menceritakan para tokoh yang sempat mencicipi hingga menjadi pelanggan di rumah makan yang terletak di Jalan Lapangan Tembak, Senayan, tepat di belakang Gedung MPR/DPR RI.

Paulus menunjuk beberapa meja yang menjadi favorit Ruhut Sitompul, Maruarar Sirait, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly saat masih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009.

Paulus mengisahkan Yasonna Laoly selalu memilih meja bundar dengan enam kursi yang berada tepat di tengah Lapo Siagian.

"Yasonna Laoly, waktu masih anggota Dewan makan di sini. Tapi setelah sibuk jarang ke sini. Namanya juga menteri pasti banyak urusannya. Dia makan di meja bulat, kadang ditemani ngobrol sama Bapauda (paman) saya," kata Paulus sambil menunjuk meja yang dimaksudkan.

Lain halnya dengan politikus PDIP Maruarar Sirait yang memilih duduk di meja kotak dekat tembok di bagian dalam Lapo tersebut.

"Kalau Maruarar duduknya di dekat tembok yang ada lukisan itu," lanjut dia.

Sedangkan juru bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta, Ruhut Sitompul, justru sering memilih meja di dekat kasir.

"Ruhut makan dekat kasir. Biasanya kalau dia datang makan sendirian pas masih menjadi anggota Dewan," kata Paulus.

Saat dikonfirmasi soal meja favoritnya di Lapo itu, Ruhut belum menjawab. Di sisi lain, Paulus juga tidak menyebutkan menu makanan dan minuman favorit yang biasa dipesan oleh para tokoh tersebut.

Selain para anggota Dewan, menurut Paulus, pengunjung Lapo juga banyak berdatangan dari daerah, tamu dari negara lain dan kalangan artis, terutama saat digelar acara-acara penting di parlemen, ajang olahraga dan kegiatan kementerian di Senayan.

"Alasan mereka datang macam-macam, mau cicip, bosan dengan makanan di dalam gedung, atau karena rekomendasi teman," tutur Paulus yang juga ketua kelompok pedagang Pujasera Senayan.

Sebelumnya, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) meminta agar 25 pedagang di kawasan kuliner Senayan itu mengosongkan lokasi yang berdiri di atas lahan GBK pada 28 Februari 2017 karena akan dibangun fasilitas Asian Games 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.