Sukses

Mengapa Korban Tewas KM Zahro Expres Alami Luka Bakar 100 Persen?

Akses pintu yang minim dari KM Zahro Expres sendiri diketahui karena konstruksi kapal yang berbeda dengan kapal kayu lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 korban tewas akibat terbakarnya Kapal Zahro Expres diketahui disebabkan oleh luka bakar yang mencapai 100 persen. Sementara penumpang lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan nekat terjun ke laut lepas.

Ketua Tim Investigasi Pelayaran KM Zahro Exspres KNKT Captain Aldrin Dalimunte mengatakan, luka bakar korban tewas mencapai 100 persen diakibatkan minimnya pintu keluar untuk menyelamatkan diri. Akibatnya, mereka diduga kesulitan membebaskan diri dari kobaran api.

"Kita ketahui kemarin saat kejadian, penumpang itu berdesak-desakan di pintu bagian depan. Karena di bagian belakang kapal itu‎ api sudah muncul membesar. Jadi pintu keluar di kapal itu hanya di pintu bagian depan dan belakang," tutur Aldrin di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Selasa (2/1/2017).

Akses pintu yang minim dari KM Zahro Expres sendiri diketahui karena konstruksi kapal yang berbeda dengan kapal kayu lainnya. Kapal tersebut menggunakan kabin tertutup untuk fasilitas AC, sementara kapal kayu lainnya terbuka sehingga akses keluar masuk tergolong lebih lapang.

"Bisa dilihat kapal-kapal sini semua banyak pintunya. Itu artinya, banyak pintu untuk melakukan embarkasi seperti itu. Terserah penumpangnya kan mau lewat di mana. Kalau di Zahro itu minim," jelas Aldrin.

Dengan dugaan tersebut, dia berasumsi para korban yang terbakar memang merupakan penumpang yang tertinggal paling belakang saat yang lainnya berebut menyelamatkan diri.

"Dari informasi, para penumpang berdesak-desakan di bagian (pintu) depan dan ukurannya saja kecil muat satu orang saja. Dimungkinkan saja masih ada yang terjebak saat kejadian‎ itu," pungkas Aldrin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.