Sukses

Buwas Ingatkan Praja IPDN Bahaya Narkoba Saat Perang Candu

Buwas mengatakan, di era modern ini narkoba sudah layaknya perang.

Liputan6.com, Sumedang - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso kembali mengingatkan bahaya narkoba. Di hadapan praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, Indonesia punya masalah serius dalam peredaran narkoba.

"Kalau bicara narkoba, satu minggu tidak selesai, dan makin bicara narkoba, makin merinding kalau mengetahui bagaimana sesungguhnya narkoba itu," ujar Buwas saat memberikan ceramah umum di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang Jawa Barat, Jumat (16/12/2016).

Buwas mengatakan, di era modern ini narkoba sudah layaknya perang. Karena perang di era modern tidak lagi menggunakan senjata, maka dalam konteks narkoba perang yang digunakan adalah perang candu.

"Karena perang modern tidak lagi dengan senjata modern, maka di narkoba ada perang candu, yang mana dengan mudahnya Inggris menguasai Tiongkok, karena seluruh pasukan Tiongkok semua sudah terkontaminasi dengan candu, sehingga Inggris masuk tanpa perlawanan. Sekarang itu yang terjadi dengan negara kita,‎" ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri itu.

Perang candu yang dirujuk Buwas terjadi antara Inggris dan Tiongkok di masa lalu. Perang candu antara Inggris dan Tiongkok itu terbagi dua periode, yakni 1839-1842 dan 1856-1860. Perang candu atau opium dilakukan Inggris karena begitu banyaknya masyarakat Tiongkok yang tertarik untuk mengonsumsi candu.

Sementara Tiongkok di bawah Dinasti Qing, melarang keras peredaran candu‎. Alhasil, pedagang-pedagang Eropa, utamanya Inggris, melakukan perdagangan candu ke Tiongkok melalui jalur ilegal. Mereka menyelundupkan candu ke sejumlah wilayah Tiongkok, di mana wilayah-wilayah itu pada akhirnya berhasil dikuasai Inggris, salah satunya Hong Kong.

Karena itu, Buwas perlu mengingatkan lagi bahaya narkoba di era modern ini. Mengingat, dalam catatan BNN, belasan ribu pemuda Indonesia meninggal dunia karena narkoba.

"Lima belas ribu pemuda Indonesia meninggal per tahun. Setiap hari 45-50 orang meninggal. Ini generasi muda produktif dan generasi ke depan. Narkotika bukan sekadar peredaran penyalahgunaan, tapi merupakan satu bentuk proxy war," ujar dia.

"Ini fakta bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar narkoba. Ada 11 negara penyuplai narkoba ke negara kita, itu jumlahnya besar sekali. Ini sudah sangat bahaya, serius. Karena sekarang narkoba sudah sampai lini terbawah, bahkan sekarang pengguna sudah sampai generasi anak-anak TK," pungkas Buwas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.