Sukses

Anggota TNI Terlibat Peredaran 100 Kg Sabu di Tangerang?

BNN juga menelusuri jenis pistol yang ditemukan saat pengerebekan di gudang narkoba Tangerang

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek pengedar narkoba di Kosambi, Tangerang, Banten. 2 pelaku tewas karena berupaya melawan petugas. Diduga salah satunya merupakan anggota TNI AU bernama Praka AL.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, saat penangkapan BNN memang bekerja sama dengan POM TNI, Bea Cukai, dan Polri. Kerja sama ini sudah biasa dilakukan dalam pengungkapan sebuah kasus.

"Setiap kita melakukan operasi semacam ini memang (POM TNI) selalu kita libatkan. Dan ini juga tadi saya lupa menyampaikan ada keterlibatan dari bea cukai, juga dari kepolisian," terang Arman di Kantor BNN, Jakarta, Selasa, 15 November 2016 malam.

Terkait kabar yang beredar soal identitas pelaku tewas merupakan anggota TNI AU, Arman belum bisa menjawab. Ia mengaku masih harus menunggu beberapa konfirmasi resmi sampai akhirnya mengumumkan nama-nama pelaku secara lengkap.

"Itu yang belum kita bisa pastikan. Yang satu tidak ada identitas sama sekali, yang satu kita lakukan check, karena sebelum ada pernyataan resmi belum bisa kita sampaikan," jelas Arman.

Petugas juga masih mengidentifikasi senjata api jenis pistol yang ditemukan di lokasi kejadian. Sepintas, pistol yang digunakan pelaku bukan standar TNI maupun Polri.

"Kalau kita lihat secara sepintas karena itu memang kita belum identifikasi, bukan standar TNI atau Polri," pungkas Arman.

Sebelumnya, BNN menggerebek gudang di Pergudangan Kosambi Blok H5, Kosambi, Tangerang Banten, Selasa sore. Dari penangkapan itu, petugas berhasil menyita total 100 kg narkoba jenis sabu dan 360 ribu butir pil happy five.

Narkoba ditemukan di 2 tempat berbeda. Sabu seberat 40 kg ditemukan di mobil yang dihadang petugas dan tempat 2 pelaku ditembak mati petugas. Sedangkan sisanya disita petugas dari dalam gudang bersama seorang tersangka berinisial Y warga negara Taiwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini