Sukses

4 Tokoh dan 1 Lembaga Raih Penghargaan Achmad Bakrie

Pembina PAB, Aburizal Bakrie atau Ical mengatakan, PAB dimulai sejak 2003 hingga sekarang tidak pernah absen setiap tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta - Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) yang ke-14 tahun ini diberikan kepada lima tokoh atau lembaga yang dinilai memberikan kontribusi kepada negeri.

Pembina PAB, Aburizal Bakrie atau Ical mengatakan, PAB dimulai sejak 2003 hingga sekarang tidak pernah absen setiap tahunnya.

"Komitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia, merupakan prinsip dan keteladanan pendiri kelompok Bakrie,Achmad Bakrie. Beliau juga senantiasa mengingatkan agar selalu peduli dan bermanfaat bagi orang lain. Hal itu secara tegas ditekstualkan dalam bentuk Penghargaan Achmad Bakrie," kata Ical dalam sambutannya di Gedung Djakarta Theatre, Jakarta, Sabtu (20/8/2016).

Kelima tokoh atau lembaga tersebut yakni:

1. Mona Lohanda (Pemikir sosial)
Mona dinilai dari ketekunan dan pemikirannya yang memberi inspirasi sekaligus pelajaran bahwa kekayaan arsip dokumen sejarah akan sia-sia, kecuali dipresentasikan dalam karya histiruigrafi yang sarat makna dan pemahaman. Sumbangsih dan dedikasinya meningkat secara signifikan peran arsip nasional Republik Indonesia, bahkan juga bagi ilmuwan dunia.

2. Afrizal Malna (Kesusasteraan)
Afrizal dinilai keberaniannya membangun arsitektur puisi dengan atau tanpa manusia di dalamnya, serta gigihnya menjelajah puisi Indonesia modern ke dalam kehidupan urban yang penuh kekerasan, kegilaan sekaligus kesunyian, melahirkan karya dengan tata bahasa visual dari sesuatu yang diungkapkan melalui daya penalaran anak-anak sehingga terbebas dari politik pemaknaan orang dewasa.

3. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (Kedokteran/Kesehatan)
Sejarah membuktikan perannya bagi kesehatan masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Sejarah juga mencatat prestasinya di tingkat dunia sejak 1929. Di era modern, kiprahnya melampaui kemampuannya sebagai lembaga peneliti virus tropis, hingga peran strategis melalui keberhasilannya melakukan pemetaan DNA bagi seluruh suku bangsa di Indonesia dan beberapa etnis di ASEAN.

4. Danny Hilman Natawidjaja (Sains)
Danny dinilai sumbangsih keilmuannya dalam riset gempa tektonik dengan tiga metode yang diyakininya, telah membangun kesadaran bahwa pendekatan sains terhadap bencana alam merupakan keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang hidup di tengah cincin api, agar persitiwa bencana yang nondeterministik ini dapat diprediksi dengan lebih baik guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana tanpa menimbulkan kegaduhan besar.

5. Rino R Mukti (Ilmuwan/Peneliti Muda)
Rino dianggap telah menyumbang secara nyata pada pemikiran energi masa depan melalui risetnya di bidang rekayasa pengembangan zeolit. Penelitiannya mengembangkan bahan berstruktur nano dan berpori, yang digunakan sebagai katalis untuk memproduksi Petro dan derivat bahan bakar bio.

Afrizal Malna tidak hadir dalam acara penghargaan tersebut karena menolaknya. Ical berujar, pihaknya sangat menghormati sikap Afrizal Malna, tetapi penghargaan tetap ia berikan kepada Afrizal Malna.

"Sikap dan apresiasi kita terhadap beliau tidak berkurang sedikitpun. Saudara Afrizal telah memberikan sumbangan penting terhadap negeri ini," ujar Ical.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini