Sukses

VIDEO: H-1 Batas Penebusan WNI, Keluarga ABK Pilih Mengurung Diri

Kondisi keluarga ABK yang mengurung diri di dalam rumah membuat para tetangga prihatin.

Liputan6.com, Samarinda - Posko keluarga ABK korban penculikan Abu Sayyaf di lingkungan Mes Karyawan PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan, Samarinda, kian muram. Sejak Minggu pagi posko itu terlihat sepi, padahal biasanya selalu ramai.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (14/8/2016), para penghuninya yang terdiri dari keluarga para sandera menutup diri dan mengurung di dalam rumah.

Diduga mereka tertekan dan khawatir. Sebab, hingga H-1 batas penebusan ketujuh awak Tugboat Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf belum dibebaskan.

Kondisi keluarga ABK itu membuat para tetangga prihatin. Mereka berharap dukungan doa dari seluruh rakyat Indonesia agar hal yang terburuk tidak menimpa ketujuh sandera.

Sementara di Kantor PT Rusianto Bersaudara, maskapai pemilik tugboat Charles tidak ada aktivitas berlebih. Hanya ada petugas keamanan yang berjaga-jaga di depan pintu pagar kantor pelayaran tersebut.

Sebelumnya, tujuh ABK tugboat Charles pada 22 Juni lalu diculik dan disandera Al Habsy Misayya, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan kelompok separatis Abu Sayyaf di perairan Tawi Tawi, Filipina Selatan.

Beberapa pekan lalu, Al Habsy memberi tenggat waktu pembayaran uang tebusan untuk empat ABK tugboat Charles sebesar 250 juta peso atau sekitar Rp 75 miliar hingga 15 Agustus. Bila uang tebusan tidak dibayarkan, mereka akan membunuh para sandera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.