Sukses

Menteri Siti Nurbaya Lepasliarkan Puluhan Jalak Putih di Bogor

Puluhan jalak putih tersebut merupakan hasil penangkaran TSI.

Liputan6.com, Bogor - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK) Siti Nurbaya Bakar melepasliarkan puluhan jalak putih (sturnus melanopterus) di Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Jawa Barat.

Puluhan jalak putih tersebut merupakan hasil penangkaran TSI. Pelepasliaran jalak putih untuk yang kedua kalinya ini dalam rangka Pekan Lingkungan Hidup Internasional, yang bertujuan mengembalikan dan meningkatkan populasi jalak putih yang terancam punah.

"Tahun lalu kami sudah melepasliarkan 22 jalak putih di Papua dan sudah bertelur. Dan sekarang kami lakukan hal serupa," kata Siti Nurbaya, Bogor, Sabtu, (11/6/2016)

Keberadaan burung endemik Indonesia ini, lanjut Nurbaya, cukup memprihatinkan. Populasinya kian hari kian menurun. Hal itu disebabkan oleh rusaknya kawasan hutan serta perburuan.

Di samping itu, kelangkaan juga dipicu daya tariknya sebagai satwa langka yang banyak dicari kolektor burung. Akibatnya daya jual dan harganya semakin tinggi dan mahal.

"Karena itu KLHK dengan 37 lembaga koenservasi terus berupaya dalam bidang penegakan hukum, perlindungan habitat, dan peningkatan populasi," kata dia.

Siti Nurbaya melihat, saat ini respons masyarakat dalam menyelamatkan berbagai satwa dilindungi sudah cukup baik. Hal itu terbukti banyaknya laporan dari masyarakat yang masuk ke Kementerian LHK, terkait adanya perburuan dan penjualan hewan liar yang dilindungi.

"Agar bisa optimal, kami masih perlu pengawasan dan dukungan masyarakat," ujar dia.

Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampau mengatakan, sebelum pelepasliaran telah dilakukan sosialisasi ke masyarakat di lima desa dari dua kecamatan serta institusi pendidikan di sekitar TSI.

"Peran masyarakat sekitar sangat penting terutama setelah jalak putih dilepasliarkan. Mereka pun telah berkomitmen untuk ikut serta menjaga satwa ini," ujar Tony.

Tony menjelaskan, dari kajian habitat Burung Indonesia dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, TSI telah menjadi rumah bagi sekitar 70 spesies burung.

Area TSI memiliki kondisi alam yang masih terjaga sehingga sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan tinggal serta pakan setelah dilepasliarkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.