Sukses

Tuntut Saut Situmorang Mundur, HMI Cabang Bandung Demo di KPK

Massa HMI Bandung menuntut KPK mencopot Saut Situmorang dari jabat‎annya sebagai Wakil Ketua KPK.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik antara Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) belum menemui ujung. Usai didemo besar-besaran dan membuat porak-poranda lobi KPK beberapa waktu lalu, puluhan mahasiswa-mahasiswi HMI cabang Bandung kembali menggeruduk KPK sore ini.

Mereka unjuk rasa tepat di depan lobi Gedung KPK, Jakarta, Selasa (17/5/2016), sekitar pukul 15.20 WIB. Dengan membawa spanduk besar dan bendera, mereka berorasi.

"Pernyataan (Saut Situmorang) dengan jelas melemahkan HMI. Tentu tidak pantas diucapkan Saut Situmorang, terutama sebagai pribadinya yang merupakan pejabat negara," ujar Ketua HMI Cabang Bandung, Ganjar Darussalam.

Selain berorasi, mereka juga meminta agar Saut Situmorang turun dari kantornya dan menemui mereka. Mereka menolak hanya ditemui perwakilan dari KPK.

"Kami tidak mau bertemu dengan perwakilan KPK. Kami minta Saut Situmorang yang turun menemui kami," ucap Ganjar.

Mereka menuntut KPK mencopot Saut dari jabat‎annya sebagai Wakil Ketua KPK. Mereka juga menuntut kepolisian menindaklanjuti laporan PB HMI. Terakhir, mereka menuntut agar KPK menindak tegas perilaku Saut yang dianggap melanggar kode etik KPK.

Aksi unjuk rasa ini mendapat‎ pengawalan dan penjagaan ketat dari pihak ratusan aparat kepolisian. Sejumlah petugas keamanan dalam KPK juga turut melakukan penjagaan terhadap aksi ini.

Pada Kamis, 5 Mei 2016, di salah satu TV swasta, Saut mengatakan, "Mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau di HMI minimal LK I, tetapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat."

Pernyataan Saut kemudian diprotes HMI. Dia juga dilaporkan ke Bareskrim Polri. Akhirnya Saut menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan itu.

"Saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI. Saya mohon maaf atas pernyataan saya tersebut," ucap Saut di Gedung KPK, Jakarta, Senin 9 Mei 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini