Sukses

JK Sedih Muslim Zaman Sekarang Malah Hijrah ke Negara Non Muslim

Wapres JK pun prihatin melihat kondisi seperti ini.

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Isra Miraj merupakan perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW hingga mendapat perintah salat. Tapi, hijrah yang positif di zaman sekarang sangat sulit ditemukan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun prihatin melihat kondisi ini. Kebanyakan umat muslim khususnya di Timur Tengah malah beramai mengungsi ke negara yang notabene bukan negara muslim, terutama akibat konflik di negara masing-masing.

"Zaman Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah kita juga sering sedih melihatnya bagaimana umat Islam hijrah dari Syria Irak ke Eropa yang non muslim, itu yang terjadi," ucap Wapres JK saat memperingati Isra Miraj di Istana Negara, Jakarta, Rabu 4 Mei 2016 malam.

"Kita sedih melihat bagaimana hanya bom di mana-mana di negara-negara lain penduduk Islam yang besar. Itu terjadi kemudian terjadi radikalisme, terjadi terorisme dan lain-lain, semua terjadi di negara yang gagal," JK menambahkan.

Akhirnya, menurut JK, muncullah kelompok pemberontak seperti Al Qaeda di Afghanistan dan ISIS di Irak dan Suriah. "Kelompok semacam ini awalnya timbul karena masalah internal akibat karakter pemimpin yang otoriter dan tidak disayangi rakyat."

JK memaparkan, negara itu malah semakin hancur saat kekuatan eksternal dari negeri adidaya seperti Amerika Serikat dan Rusia masuk dan membantu salah satu kubu baik dari pemerintah maupun pemberontak.

"Di sinilah timbulnya radikalisme karena keputusasaan, karena tidak ada harapan, karena kehancuran semuanya internal salah lebih salah lagi dari eksternal," JK menjelaskan.

Kondisi ini tentu berbeda dengan Indonesia. Islam di Indonesia juga tidak lepas dari kultur budaya di berbagai daerah. Tapi nyatanya hal itu tidak mempengaruhi kerukunan yang sudah terjalin baik.

"Kita kadang-kadang perbedaan khilafiah, kita berbeda budaya, bahasa dan warna kulit, tapi janganlah perbedaan itu menjadi konflik di antara kita semua," ujar JK.

Kita bersyukur Indonesia tidak terjadi seperti itu karena kita menjaga harmonis itu, harmoni antara agama dan inter agama itu yang menjadi pelajaran yang banyak di dunia ini," JK memaparkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Panggilan Mendadak Menteri

Wapres JK mengisi malam Isra Miraj dengan memperingatinya di Istana Negara, Jakarta. Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW untuk mendapat perintah salat ini rupanya dianalogikan dalam kehidupan bernegara.

Pada 27 Rajab, Nabi Muhammad SAW menjalani hijrah dari Mekah ke Madinah menuju Masjidil Aqsa. Dari situ Rasulullah terbang ke Sidratul Muntaha langit ke-7 sendirian dengan kendaraan Burak. Sepulang perjalanan semalaman itu, Nabi Muhammad membawa perintah salat lima waktu.

JK melihat peristiwa ini juga terjadi dalam kehidupan bernegara. Saat presiden memanggil menteri tertentu mendadak ke Istana Bogor dan malam hari, pasti ada sesuatu yang penting, mendesak, dan sangat rahasia.

"Menteri kalau dipanggil presiden tengah malam dikasih instruksi pasti penting sekali instruksinya. Ini contoh kecil jangan disampaikan. Instruksi tengah malam ke Bogor sendirian pasti penting sekali. Kalau perintah langsung pasti penting dan karena kewajiban tentu wajib," ujar JK.

Bagi JK, Isra Miraj merupakan perjalanan monumental dan penuh mukjizat. Tentu hari raya lainnya juga punya kisah sejarah sendiri dan tak kalah penting. Tapi yang dihasilkan Isra Miraj sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari.

"Ini terima langsung dari yang pertama tentu penting yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak ada manusia yang pernah seperti itu. Jadi Itulah kenapa Isra Miraj bukan hanya sebagai suatu peristiwa tapi suatu momentum keagamaan yang sangat penting bagi kita semua karena itu menjadi bagian dari apa yang kita peringati hari ini," JK memaparkan.

Tanpa Jokowi

Wapres JK memperingati Isra Miraj di Istana Negara, Jakarta. Namun kali ini JK sendiri karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperingati serupa di Magelang, Jawa Tengah.

"Saya minta maaf bahwa malam ini tidak dihadiri oleh bapak presiden karena beliau memperingati secara kenegaraan di Magelang. Artinya bukan menurunkan nilainya malah mengangkat nilainya, karena kalau dulu cuma satu upacara sekarang ada dua, ya kan. Itulah yang selalu kita harapkan dalam kesempatan yang berbahagia ini," kata JK.

JK senang peringatan keagamaan semacam ini tetap dilestarikan di Indonesia. Karena tidak banyak negara di dunia yang tetap memperingati hari besar agama di negara mereka.

"Negara sebagai pemerintah yang setiap kali memberikan suatu simbol ketinggian segala upacara agama dan merayakannya secara kenegaraan yang tidak terjadi hampir di banyak negara di dunia ini," JK menguraikan.

"Tapi kita tetap konsekuensi selama puluhan tahun, 66 tahun sejak Bung Karno pindah ke Jakarta dari Yogyakarta mulai merayakannya, akan jadi tradisi, menjadi bahagian, belum lagi pak Gubernur menjaga itu, sebagai kecintaan kita kepada agama kita dan kecintaan kita kepada bangsa ini untuk bersatu. itu harapan kita," ucap JK.

Peringatan Isra Miraj tahun ini juga bisa memperkuat keharmonisan dan kebersamaan antarsesama. Mengingat sehari setelahnya, ada peringatan Kenaikan Isa Almasih.

"Sekali lagi saya ingin mengucapkan persahabatan, tujuan kemakmuran dan kemakmuran menjadi bahagia dan sekaligus juga akan terjadi harmoni juga karena besok akan ada peringatan Kenaikan Isa Almasih jadi harmoni 2 bersandingan," kata JK.

"Bagi orang lain itu di samping merayakannya juga kesenangan liburan karena itu kita ucapkan juga selamat libur untuk empat hari. Selamat berlibur," Wapres JK memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini