Sukses

Penertiban Pasar Ikan untuk Siapa?

Ratna mengaku tak bakal sendirian mendampingi warga. Teman-temannya sesama aktivis tengah menggalang kekuatan.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis sosial Ratna Sarumpaet mendatangi posko perjuangan warga Pasar Ikan Minggu malam, persisnya sehabis Isya.

Seniman itu memang berniat mendampingi warga Pasar Ikan, Aquarium, dan Luar Batang di Jakarta Utara, yang digusur Pemprov DKI Jakarta.

Ratna mengaku tak bakal sendirian mendampingi warga. Teman-temannya sesama aktivis tengah menggalang kekuatan.

"Saya siap mendampingi hingga besok pagi, sebab ada gerakan-gerakan intimidatif oleh pemerintah," ujar Ratna kepada Liputan6.com, Minggu 10 April 2016 malam.

Ratna menilai langkah-langkah Pemprov DKI tergesa-gesa, sehingga timbul pertanyaan untuk siapa revitalisasi kawasan tersebut?

"Ini menjadi sangat salah, Pemda belum menyelesaikan urusan dan tak ikut aturan serta undang-undang. Tapi SP (surat peringatan) melompat-lompat diberikan mendadak," ujar dia.

Ratna kesal dengan cara-cara pemerintah yang dinilai mengintimidasi seperti mengirimkan polisi bersenjata, eskavator yang ditempatkan jauh-jauh hari, dan Satpol PP yang sudah lalu lalang di permukiman warga.

"Harusnya diajak dialog dulu masyarakat agar warga tahu, rencana pemerintah itu apa? Mau
dijadikan apa? Ini sekarang mereka digusur tanpa tahu mau dijadikan apa tempat lahirnya," kata dia.

 

 

Ratna mengakui rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang pintar, namun gagal dalam pemahaman. Dengan merelokasi warga di Aquarium dan Pasar Ikan, dianggap mematikan Masjid Jami Keramat Luar Batang. Fungsi menjadi tak ada, jika rencana mempercantik masjid tetap dilakukan.

Usai berhasil menertibkan warga kampung Luar Batang, proyek reklamasi bakal dilanjutkan. Ratna curiga dengan iklan reklamasi yang terus-terusan dipajang di China, Taiwan, Hongkong, Jepang, dan negara lainnya.

"Sekarang masyarakat dijauhkan dari masjid, emang masjid itu pajangan? Ahok mau mempercantik, bikin parkir, dirikan plaza, apa gunanya bagi masjid?" tanya dia.

"Rakyat nggak butuh parkir, nggak butuh menara-menara tinggi. Lah yang bakal menginap di hotel-hotel, di pulau reklamasi itu kan Tionghoa dan wisatawan luar negeri, emang mereka mau salat?" sambung Ratna.

Ratna mengakui kepintaran Ahok mengatur Jakarta menjadi lebih baik. Namun lebih baik untuk siapa? Ia menyayangkan konsep pembangunan dan revitalisasi kawasan pelabuhan yang tak komprehensif.

Koordinator warga di kampung Aquarium Upi Yupita mengklaim, satu warga meninggal dunia, setelah mendapat surat peringatan kedua dan melihat polisi bersenjata lalu-lalang di depan rumahnya. Warga yang stroke itu dilarikan ke rumah sakit dan tak tertolong.

"Untuk hari ini, ada 2 warga kita yang dirawat di rumah sakit, karena tekanan darah mereka naik
setelah lihat keadaan sekarang," ujar Upi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini