Sukses

44 PSK Pengidap HIV/AIDS di Tangerang Lepas dari Pengawasan

Mayoritas PSK pengidap HIV/AIDS di Dadap Tangerang, berusia muda yakni 20 hingga 25 tahun.

Liputan6.com, Tangerang - Tercatat 44 dari 700 pekerja seks komersial (PSK) di kawasan lokalisasi Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang mengidap HIV/AIDS. Hal tersebut disampaikan Komisi Penanggulangan AIDS daerah setempat.

"Dari pendataan yang pernah kita lakukan pada tahun lalu, ada sebanyak 44 yang mengidap AIDS," ujar anggota Komisi Penanggulangan AIDS di Modernland Kota Tangerang, Rabu (2/3/2016).

Pada saat itu, para PSK yang terdata mengidap AIDS langsung diberi perhatian khusus. Seperti diberikan obat untuk memperlambat jaringan virus di tubuhnya, sampai pada tahapan pengawasan dalam meminum obat-obatan tersebut.

Namun, dalam beberapa hari diawasi pengobatannya, puluhan PSK tersebut malah kabur dan membaur dengan warga. "Mereka malah kabur, jadi 44 orang itu menyebar di antara masyarakat," ujar Eko.

Kini, Penanggulangan AIDS Kabupaten Tangerang tengah mencari cara untuk mendata ulang sekitar 700 PSK tersebut, apakah pengidap AIDS masih sama 44 orang atau sudah bertambah. Namun, Eko mengaku kesulitan dalam menjalankan tugasnya itu.

Sebab akhirnya, para PSK tersebut menolak didata kembali. Belum lagi, ada pekerja seks yang freelance atau tidak menetap di lokalisasi, hanya datang lalu pergi menawarkan jasanya di tempat prostitusi lain.

"Banyak juga yang begitu. Makanya ini sangat betul-betul jadi perhatian kami," tegas dia.

Para PSK yang mengidap AIDS, mayoritas berusia muda yakni 20 hingga 25 tahun.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengaku, sudah sering mengambil langkah proaktif dalam menertibkan kawasan tersebut. "Bahkan bupati sebelum saya, sudah pernah ditertibkan kawasan tersebut, entah mengapa balik lagi," ujar Zaki.

Guna mencegah ratusan PSK itu kembali datang, Zaki dan Pemkab Tangerang berencana menggusur kembali tempat prostitusi tersebut. Sebab disinyalir, PSK Kalijodo eksodus ke lokalisasi ini dan semakin membahayakan kehidupan sosial di tempat tersebut.

"Rencananya Mei pada pekan ketiga akan kami tertibkan. Nantinya (lokalisasi) akan dijadikan Islamic Center, kawasan kuliner, dan jalur hijau," Ahmed Zaki menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.