Sukses

Isi Pesan Wasiat Bomber Jakarta

6 terduga teroris diketahui menerima pesan langsung dari bomber yang meledakan diri di Pos Polisi depan Sarinah, Dian.

Liputan6.com, Jakarta - Polri terus menyelidiki 13 terduga teroris yang ditangkap di beberapa daerah seperti Cirebon dan Bekasi, yang diduga berkaitan dengan teror Jakarta. Polisi mulai menemukan peran dari terduga teroris yang ditangkap.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Carlian mengatakan, polisi sudah memeriksa 8 dari 13 orang yang ditangkap. Dari 8 orang ini tidak semua terkait langsung dengan teror Jakarta.

"Ada 6 orang yang berhubungan langsung dengan seorang pelaku. Lalu 2 orang lainnya tidak berhubungan langsung tapi berafiliasi," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Dari hasil pemeriksaan polisi, 6 orang diketahui menerima pesan langsung dari teroris yang meledakan diri di Pos Polisi depan Sarinah, Dian. Pesan itu disampaikan sebelum serangan bom dilakukan.

"Dia (pelaku teror) memberikan pesan, seolah wasiat, 'saya akan mengadakan teror, titip istri saya, anak saya'. Ini masih terus kita dalami," jelas Anton.

Sementara, 2 orang lainnya yang ditangkap di Bekasi, memang tidak berhubungan langsung dengan pelaku. Hanya saja keduanya memiliki peran lain.

"Mereka ini yang memberikan bahan-bahan, seperti supplier lah. Atau mungkin yang mengajari merakit bom. Ini juga terus kita dalami," pungkas Anton.

Selepas teror Thamrin, polisi langsung bergerak untuk menyisir tersangka lain yang diduga kuat terkait dengan kelompok teror Jakarta. Polisi bergerak ke beberapa daerah dan berhasil menangkap para terduga teroris.

Adapun terduga teroris yang ditangkap, 3 orang di Cirebon, 2 orang di Indramayu, 1 orang di Balikpapan (Kalimantan Timur), 2 orang di Tegal (Jawa Tengah). Kemudian 4 orang ditangkap di Bekasi, dan 1 orang di Cipacing (Jawa Barat).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini