Sukses

Teror Jakarta Bukan Horor

Aksi damai di bekas lokasi teror bom kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, menyatakan warga Jakarta tidak takut dengan segala bentuk teror.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan orang berkerumun di bekas lokasi teror bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka tergabung dalam gerakan #KamiTidakTakut untuk mengenang dan mendoakan korban teror bom dan penembakan di pos polisi dan di depan kedai kopi Starbucks di pelataran Menara Cakrawala.

"Ini aksi simpatik kami atas teror kemarin, khususnya bagi masyarakat yang jadi korban teror," ucap juru bicara gerakan #KamiTidakTakut, Ulin Yusron, di depan kedai kopi, Menara Cakrawala, Jakarta Pusat, Jumat sore 15 Januari 2016.

Aksi Kami Tidak Takut (Liputan6.com/ Oscar Ferri)

Fadjroel Rahman, salah satu tokoh yang tergabung dalam #KamiTidakTakut, menyatakan masyarakat Jakarta tidak takut dengan segala bentuk terorisme. Melalui pengeras suara, Fadjroel menyerukan 'kami tidak takut' yang diiringi koor dari anggota #KamiTidakTakut.

"Kami tidak takut, kami tidak takut, kami tidak takut," koor orang-orang gerakan tersebut.

Beberapa jam sebelumnya, sekelompok warga Ibu Kota yang prihatin atas teror bom Sarinah menggalang gerakan 'Kami Tidak Takut' melalui sosial media. Kendati, teror bom Sarinah mengakibatkan 7 orang tewas dan 24 lainnya terluka. Dari 7 orang yang tewas, 5 di antaranya adalah teroris, sedangkan 2 lainnya adalah warga negara Kanada dan warga negara Indonesia.

Seruan Lawan Teror

Selain mengajak warga untuk tidak takut melawan teror, mereka juga menjadwalkan menggelar tabur bunga di lokasi ledakan bom Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Sebagai wujud solidaritas atas teror di Sarinah, kita akan menggelar tabur bunga nanti sore sekitar jam 4," ujar penggagas gerakan ini, Raja Antoni kepada Liputan6.com, Jumat 15 Januari 2016.

"Kami, warga Jakarta tergerak untuk membela kota kami. Mempertahankan tempat tinggal kami dari upaya sekelompok pengecut yang ingin menghancurkan fondasi kehidupan kota ini dengan cara menebar ketakutan dan kebencian," sambung dia.

Pria yang akrab disapa Toni ini menjelaskan, gerakan ini dibentuk secara spontan pascaledakan Sarinah, sebagai bentuk perlawanan terhadap berbagai bentuk teror.

"Yang paling penting adalah bagaimana kita melawan teror itu dengan ketidaktakutan kita. Sebuah teror akan berhasil jika mereka yang diteror merasa takut. Kita harus lawan dengan aktivitas seperti biasa, tapi tetap waspada," kata Raja.

Wakil Menlu AM Fachir  (Liputan6.com/ Oscar Ferri)

Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir pun mendatangi lokasi aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat. Dia menaruh bunga sebagai bentuk belasungkawa terhadap masyarakat yang menjadi korban, terutama yang meninggal.

Fachir tiba di depan kedai kopi Starbucks di gedung Menara Cakrawala sekitar pukul 16.30 WIB. Ia tiba berbarengan dengan aksi gerakan #KamiTidakTakut. Selain menaruh bunga, Fahir juga mendoakan agar korban meninggal dari warga sipil diterima di sisi Tuhan.

Fachir mengatakan teror yang terjadi pada Kamis siang, 14 Januari 2016 ditanggulangi dengan baik oleh aparat kepolisian. Polisi bergerak cepat, sehingga aksi tersebut tidak memakan korban jiwa yang lebih banyak lagi.

"Buat kita bahwa sejak awal kita harus mewaspadai karena aksi teror bisa terjadi di mana saja dan mereka mencari peluang. Tapi sudah ditangani dengan baik oleh aparat yang bergerak cepat," ucap dia.

Menurut Fachir, aksi teror harus dilawan. Ia mengatakan aksi tersebut tidak sejalan dengan budaya, semangat, dan ajaran agama di Indonesia. Untuk itu, aksi simpatik #KamiTidakTakut seperti itu harus didukung sepenuhnya.

"Saya pikir hashtag ini sangat bagus karena menunjukkan kebersamaan kita. Semua, dari presiden, gubernur, menteri, sudah mengimbau kepada kita untuk tidak perlu takut. Saya pikir ini sejalan dengan hashtag itu," ujar Fachir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Imbauan Polda hingga Jokowi

Imbauan masyarakat tidak takut terhadap aksi teror bom di Jakarta juga diserukan Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian. Tito mengatakan, kelompok teroris yang beraksi Kamis 14 Januari kemarin, adalah sel kecil dibandingkan yang beraksi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta beberapa tahun lalu.

"Saya mengajak semua masyarakat jangan takut terorisme. Semua harus berani. Mereka kelompok yang sangat kecil. Kelompok Marriot besar, ini kecil semua," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jumat 15 Januari 2016.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Ia berharap masyarakat percaya polisi untuk membongkar dan menangkap otak komplotan jaringan teroris ini. "Kita sudah berkali-kali tanganin ini. Teman di lapangan, teman Densus, teman BNPT maupun teman Polri dan TNI saya kira sudah biasa menghadapi ini dengan cepat dan selesaikan. Kemarin cepat."

Pun demikian Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Gubernur yang akrab disapa [Ahok]( 2412834 "") ini menegaskan bahwa masyarakat tak perlu takut datang ke Jakarta. Sebab, sehari setelah serangan teror, kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat sudah aman.

"Enggak ada apa-apa. Enggak usah takut," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat 15 Januari 2016.

Tak kurang dari 6 ledakan dan baku tembak di Sarinah, Jakarta Pusat mengguncang Ibu Kota pada Kamis pagi 14 Januari lalu. Namun, Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta warga untuk tidak takut.

"Kita enggak boleh takut dan kalah oleh aksi teror seperti ini," seru Jokowi yang sedang berada di Majalengka, Jawa Barat, Kamis 14 Januari 2016, seperti dilansir Antara.

3 dari 5 halaman

Cerita Tukang Satai

Sikap tidak takut menghadapi aksi teroris seperti ditunjukkan Jamal. Sejak pukul 08.00 WIB, lelaki berusia 65 itu membuka lapak satainya di Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat.

Ditemani sang istri, Cahyeni (40), ia menjadi saksi bagaimana riuh dan kacaunya situasi di lokasi penyerangan oleh kelompok teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016.

Jamal tidak bergerak dari lapak dagangannya saat bom meledak di Starbucks. Ia pun menjadi ikon gerakan #KamiTidakTakut yang disuarakan netizen di media sosial.

Ia mengaku saat itu tidak takut dengan teror yang terjadi karena jarak tempat bom meledak dengan lapak jualannya sekitar 200 meter.

"Bawa gerobak saja susah sudah tua. Di sini saja sudah penuh orang. Keluar susah, ya sudah pasrah. Terserah, nyerahin diri saja," ujar Jamal di Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 15 Januari 2016.

Pedagang sate terus mengipas dagangannya kendati suasana yang mencekam. (via: Twitter)

Hari itu, ucap Jamal, tak ada warga yang melirik satai jualannya sejak pagi. Apalagi saat penyerangan terjadi pukul 10.45 WIB. Barulah pukul 13.00 WIB, saat polisi menyatakan situasi kondusif dan kepadatan massa berangsur-angsur terurai, satai dagangan Jamal mulai dikerumuni warga.

"Baru mulai (ramai) jam 1 (siang) waktu polisi bilang aman," kata Jamal.

Istri Jamal, Cahyeni, yang mengaku berdagang hingga sore, mengaku kebanjiran pesanan dan meraup omzet melebihi hari biasanya akibat peristiwa serangan teroris itu.

"Kalau mau jujur, keuntungan saya dan suami kemarin Rp 700 ribu. Enggak kayak hari biasanya. Alhamdullilah bersyukur," kata Cahyeni.

Tak hanya itu, ia pun mengaku disambut meriah oleh para tetangga di kediamannya saat pulang berdagang. Jamal dan Cahyeni merupakan warga Kelurahan Jati Bunder, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia mengaku berdagang satai sejak tahun 1974.

"Wah pas datang ke rumah orang rumah teriak-teriak, 'Wah bapak terkenal, bapak ada di TV,'" tutur Cahyeni.

4 dari 5 halaman

Polisi Ganteng

Pascaledakan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, polisi langsung menyergap pelaku teror. Baku tembak pun terjadi di kawasan jantung Ibu Kota pada Kamis pagi sekitar pukul 10.30 WIB.

Aksi polisi ini ramai menjadi sorotan, termasuk di sosial media. Mulai dari aksi heroiknya hingga sepatu yang dikenakan, tas yang dibawa hingga wajah ganteng si polisi.

Ivan Gunawan komentari Polisi ganteng bom Sarinah

Dalam sekejap usai aksi teror yang seharusnya menakutkan, topik di sosial media langsung bergeser. Topik polisi ganteng ramai dibicarakan, mulai dari para ibu-ibu hingga remaja putri, dan menjadi viral.

Bersama dengan topik Kami Tidak Takut, polisi ganteng ternyata membawa sesuatu yang positif dan menghilangkan ketakutan warga. Tak sedikit ibu-ibu yang memuji aksi para polisi ini.

Meski di tengah teror, tak sedikit pula warga yang mendatangi lokasi ledakan dan penembakan untuk melihat langsung aksi para polisi.

Pujian Mengalir

Teror bom dan penembakan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin membuat semua pihak dan masyarakat kaget dan khawatir. Aksi teror itu terjadi di pos polisi depan Mal Sarinah dan di depan kedai kopi Gedung Menara Cakrawala.

Sejumlah warga pun mengapresiasi respons cepat polisi dalam kejadian tersebut. Aryo Pramono (24) misalnya yang sehari-hari berjualan kopi keliling di kawasan Sarinah dan Sabang. Aryo mengatakan, polisi bergerak cepat untuk menangani aksi teror tersebut.

"Saya lihat sendiri kejadian kemarin pas mau ke Sabang dari Sarinah. Habis pos polisi meledak ada tembakan dari pelaku. Habis itu polisi langsung pada datang dan baku tembak," ucap Aryo di perempatan Jalan MH Thamrin-Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat 15 Januari 2016.

Hal serupa diutarakan Suding Hutabarat. Tukang parkir di kawasan Sabang itu awalnya kaget atas ledakan bom yang disertai rentetan tembakan dari pelaku.

Kata dia, hanya dalam hitungan menit, puluhan polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan pengepungan terhadap pelaku yang bersembunyi di dekat mobil depan kedai kopi, Gedung Menara Cakrawala.

"Mereka langsung kepung mas. Ada yang dari perempatan, ada yang masuk lewat belakang. Kan ada akses itu Menara Cakrawala sama Hotel Sari Pan Pacific," ujar dia.

"Habis itu, enggak lama ada polisi yang jaga di pintu (pintu masuk Djakarta Theater) bilang (pelaku) sudah dilumpuhkan. Salut mas sama tindakan cepat polisi," ucap Suding (56).

5 dari 5 halaman

Jokowi Datangi TKP

Upaya menenangkan warga pascaserangan teroris pun diperlihatkan Presiden Jokowi. Setelah menyambangi pusat perbelanjaan Sarinah dan memantau lokasi teror bom Jakarta, Jokowi melanjutkan blusukannya ke Hotel Pullman yang lokasinya tak jauh dari Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Pantauan Liputan6.com, setibanya di sana, dia langsung menuju meja resepsionis. Jokowi yang datang didampingi sekretaris pribadinya Anggit Nugroho langsung disambut 2 petugas resepsionis hotel.

Kepada petugas yang bernama Rizki, Jokowi bertanya apakah teror bom Jakarta kemarin turut mempengaruhi jumlah pengunjung hotel.

Jokowi datangi ke Hotel Pullman pacsa-bom Jakarta

"Keadaan saat ini sangat normal sekali pak, baik-baik saja. Tamu-tamu tetap berdatangan seperti biasa. Semua terkontrol dengan baik pak," ucap Rizki kepada Jokowi, Jumat 15 Januari 2016.

Rizki menyatakan, pihak hotel terus berupaya meyakinkan pengunjung, khususnya warga negara asing bahwa Jakarta tetap aman.

"Ya kami juga berupaya untuk meyakinkan tamu-tamu bahwa semua aman. Semua baik-baik saja," kata dia.

Orang Indonesia Lebih Berani

Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK menilai warga Indonesia lebih baik dalam menghadapi teror ketimbang warga negara lain. Hal tersebut disebabkan oleh keberaniannya.

JK mengatakan, jika ada bom atau ancaman teroris, warga negara lain pasti kabur menghindari lokasi tersebut, tetapi orang Indonesia justru sebaliknya. Kondisi tersebut terbukti saat terjadi aksi teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis 14 Januari lalu.

"Coba lihat di tempat lain, ada bom orang berlarian. Justru di Jakarta orang tidak takut," ucap JK di Jakarta, Jumat 15 Januari 2016.

Menurut JK, polah tersebut menunjukkan keberanian dan keyakinan. Kondisi apa pun yang terjadi masyarakat tidak takut.

"Kenapa kemarin saat ada teror masyarakat kumpul di jalan walau ada tembak-menembak, itulah Indonesia. Punya tingkat keyakinan apa pun yang terjadi. Tidak takut masalah," ujar dia.

JK pun mengapresiasi langkah aparat keamanan yang dapat melumpuhkan kawanan teroris dalam waktu singkat. Di negara lain membutuhkan waktu berhari-hari untuk menstabilkan keamanan.

"Kita bersyukur negeri ini berbeda dengan negara lain, baik keamanan dapat dibandingkan negara lain. Apabila ada bom teror berhari-hari bermasalah, hanya 3 jam selesai walau ada korban," tutup JK.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini