Sukses

Ahok Beberkan Alasan Banyaknya Klinik Ilegal di Jakarta

Menurut Ahok, kasus Chiropractic First menjadi pelajaran bagi pejabat lingkungan setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya Allya Siska Nadya, anak mantan pejabat PT PLN Persero Alfian Helmy Hasjim, membongkar fakta menjamurnya klinik kesehatan ilegal yang membuka praktik di DKI Jakarta.

Bahayanya, klinik-klinik tersebut berdiri megah di tempat-tempat elite dengan menjual jasa dokter-dokter asing yang ternyata tak memiliki sertifikat. Salah satunya adalah Chiropractic First, tempat Allya diterapi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan dia sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI) untuk menutup seluruh klinik ilegal.

Ia mengaku bahwa lokasi klinik yang berada di pusat perbelanjaan membuat Dinas Kesehatan tak mengetahui adanya praktik ilegal tersebut. Pria yang kerap disapa Ahok ini menduga Dinas Kesehatan memang tak pernah merazia.

"Kita sudah tutup semua. Ini bukan kecolongan karena kami melihat izin malnya. Kan, mereka (Dinas Kesehatan) enggak pernah cek. Makanya saya juga katakan bisa juga mereka enggak pernah razia," ujar Ahok di Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Januari 2016.


Hal ini, kata dia, menjadi pelajaran bagi pejabat lingkungan setempat. Seperti camat dan lurah, ujar Ahok, harus mengetahui kondisi apa saja yang ada dan terjadi di wilayah mereka. Ahok menganggap camat dan lurah merupakan tim lapangan Pemprov, sementara dinas-dinas di Pemprov merupakan konsultannya.

"Itu mengapa saya ingin camat dan lurah harus tahu di daerahmu ini ada apa saja. Dinas-dinas adalah konsultan dan kontraktornya kamu (camat dan lurah). Harusnya ada razia," kata Ahok.

Allya meregang nyawa usai menjalani proses terapi yang dilakukan dokter Randall Cafferty. Dia adalah dokter terapis asal Amerika Serikat yang membuka praktik dengan merek dagang klinik Chiropractic di Pondok Indah Mal 1. Hari di mana Allya meninggal, 6 Agustus 2015, lehernya digerakkan ke kanan dan ke kiri, hingga menimbulkan bunyi seperti tulang patah.

Tengah malam, ia mengeluhkan lehernya sakit dan dibawa sang ayah Alfian Helmy Hasjim ke RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Melihat kondisi Allya, dokter jaga pun langsung menempatkannya di ruang Intensive Care Unit (ICU). Esok paginya, 7 Agustus 2015, kondisi Allya semakin menurun dan nyawanya tak tertolong.

Diagnosis tim medis RS Pondok Indah, dokter Fahreza Aditya mengungkapkan Allya awalnya menderita penyakit Kifosis Cervicalis (gangguan berupa lekukan pada tulang punggung) berdasarkan hasil pemeriksaan Allya di RS tersebut pada 14 Juli 2015. Namun pada detik terakhir hidupnya, dokter menemukan adanya kelainan tulang leher yang diduga akibat terapi chiropractic.**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.