Sukses

6 Pembunuhan Tak Terungkap Sepanjang 2015

Sepanjang 2015, peristiwa pembunuhan di Jakarta mewarnai pemberitaan media massa.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2015, peristiwa pembunuhan di Jakarta mewarnai pemberitaan media massa dengan latar belakang yang beragam. Mulai dari faktor sakit hati, pelecehan seksual berujung maut, hingga tindak pencurian dengan kekerasan atau begal sadis yang marak terjadi di awal tahun.

Serentetan kasus pembunuhan itu berhasil diungkap jajaran Kepolisian Daerah Metro Jaya, namun banyak juga kasus pembunuhan yang hingga kini masih misterius. Liputan6.com menghimpun beberapa kasus pembunuhan di Ibu Kota yang belum diungkap kepolisian hingga penghujung tahun.

1. Pembunuhan Teman Sekolah Rahmat Gobel
(Liputan6.com/ilustrasi) Pengemudi Taksi Express bernama Tony Zahar (53) ditemukan tewas bersimbah darah di dalam mobilnya yang terparkir di depan pul bus Sinar Jaya, Jalan Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu pagi 18 Februari 2015. Menurut warga sekitar, taksi berpelat nomor B 1595 ETB dan bernomor badan DC7177 tersebut sudah terparkir sejak subuh.

Dari hasil visum tim forensik, ditemukan 2 luka sayatan yang cukup dalam di bagian leher Tony, disertai luka memar di tangan sebelah kiri dan goresan benda tajam di jari sebelah kiri suami dari Siti Masitoh itu. Forensik menyatakan, Tony ditikam dari arah belakang. Dipastikan, Tony adalah korban pembunuhan.

Dugaan awal kepolisian, pembunuhan Tony dilatarbelakangi motif asmara karena terdapat buku tabungan atas nama Siti Murniati yang bukan keluarga atau kerabat Tony di dalam taksi. Wanita tersebut diduga kekasih gelap Tony dan bekerja di warung nasi Tegal (warteg) kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Meski sudah memiliki dugaan, teka-teki pembunuhan Tony tak mampu dipecahkan aparat reserse Polsek Pasar Minggu. Petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa banyak saksi termasuk keluarga Tony namun hasilnya nihil. Kasus ini pun mengendap.

Kematian Tony ternyata mengundang rasa sedih pengusaha Rahmat Gobel yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Gobel mendatangi acara pemakaman Tony di TPU Menteng Pulo dan melayat ke rumah duka di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Keduanya diketahui sahabat karib sejak sekolah dasar.

"Semoga teman SD saya Toni Zahar mendapat kemuliaan di sisi-Nya. Amin," tulis Gobel dalam akun twitternya.

Tony kecil ternyata hidup dalam kemewahan di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat. Orangtua Tony bekerja di Kedutaan Besar Indonesia untuk Singapura, bahkan Tony pernah bersekolah di negera singa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Akseyna

2. Akseyna, Anak Kolonel yang Tenggelam Misterius di Danau UI
Mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI. (Facebook Akseyna Ahad Dori) Mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga, UI, Depok, Jawa Barat, Kamis 26 Maret 2015. Saat jenazah diangkat ke tepian danau, terdapat 5 buah batu konblok di dalam tas yang terikat di tubuh Akseyna.

Semula Kepolisian Sektor (Polsek) Beji menyatakan pemuda yang akrab disapa Ace ini sengaja mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri. Hal itu berdasarkan temuan batu konblok dan hasil otopsi yang mengindikasikan Ace masuk ke dalam air masih dalam keadaan hidup.

Apalagi ada secarik kertas yang awalnya diyakini tulisan Ace tertempel di dinding kamar kosnya. Dalam surat itu Ace seakan berpamitan untuk menghilang dan meminta orang-orang untuk tidak mencarinya.

Namun keluarga Ace, khususnya ayahanda Kolonel (sus) Mardoto tidak menerima begitu saja kesimpulan polisi. Ia yakin Ace tewas karena ulah orang lain atau dibunuh. Mardoto mengatakan, Ace adalah anak yang penuh semangat dan pantang menyerah tiap menghadapi tantangan. Bukan karakter yang pasrah dan menyerah.

Saat itu, kepolisian terlihat kebingungan menentukan penyebab kematian Ace, dibunuh atau bunuh diri atau kecelakaan. Selama dua bulan, polisi enggan berkomentar banyak jika ditanyai tentang kasus Ace. Dua bulan setelah ditemukan tewas, tepatnya 28 Mei 2015, polisi baru menegaskan Ace tewas dibunuh.

"Ada indikasi tulisan itu bukan identik tulisan korban. Kedua, kalau dia bunuh diri dengan menggendong tas, dia masih punya peluang untuk melepaskan dan membuang batunya," jelas Kombes Krishna Murti di masa awalnya menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya.

Krishna juga menjelaskan analisanya tentang sepatu Ace yang robek di bagian belakang. Menurut Krishna, robekan tersebut terjadi saat pelaku menyeret Ace ke tepi danau. "Jadi kemungkinan dia sudah tewas dulu, baru dicemplungin," imbuh Krishna.

Kasus ini menjadi atensi Krishna hingga ia membentuk tim Satgas Akseyna yang merupakan gabungan Polres Kota Depok dan Polda Metro Jaya. Gelar perkara pun dilakukan berulang kali dengan mengundang Kolonel Mardoto dan pihak UI.

Polisi pun membuat alamat surel peduli.akseyna@gmail.com untuk menghimpun informasi dari pihak-pihak yang mengetahui kabar Ace di hari-hari terakhir hidupnya. Terakhir, penyidik beserta TNI AL menyelam ke dasar Danau Kenanga dan mengaku menemukan benda logam yang diduga milik pembunuh Ace.

7 bulan berselang, polisi belum dapat mengungkap seterang-terangnya identitas pembunuh, motif dan modus pembunuh Ace. Polisi mengatakan letak kesulitan penyelidikan kasus ini adalah rusaknya tempat kejadian perkara sehingga anjing pelacak tak dapat mengendus jejak si pelaku.

3 dari 5 halaman

Pekerja Konveksi

3. Pembunuhan Pekerja Konveksi, Konon Memiliki Ilmu Hitam
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Seorang wanita paruh baya Hasani (50) ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusuk di bagian leher di kediamannya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 4 September 2015 malam. Kapolsek Kramat Jati Kompol Handini menegaskan kematian Hasani murni pembunuhan karena setelah anggota menyisir seisi rumah korban, tak ada satu pun barang yang hilang.

"Sejauh ini anggota melihat tanda kekerasan di tubuh korban, tusukan di lehernya," kata Handini kepada Liputan6.com.

Hasani pertama kali ditemukan saudaranya Rohim alias Bohir yang berniat berkunjung ke rumahnya. Bohir yang tak kunjung dibukakan pintu akhirnya curiga dan membuka paksa pintu rumah, karena diketahui korban yang tinggal sebatang kara semestinya ada di dalam rumah.

Dalam proses penyelidikan kasus Hasani, beberapa anggota polisi sempat mengalami kesurupan. Bahkan saat pemakaman, seorang anggota juga seperti kerasukan roh halus sehingga muncul dugaan pelaku memiliki ilmu hitam.

"3 penyidik sempat kesurupan. Bahkan saat pemakaman juga ada (yang kesurupan)," imbuh Handini.

4 dari 5 halaman

Nelson Marbun

4. Pengusaha Nelson Marbun Dibantai di Rumah Mewahnya
Ilustrasi Pembunuhan (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Rumah mewah milik pengusaha Nelson Marbun (65) di Komplek Taman Meruya Blok A 11 RT 09 RW 04 Kembangan Jakarta Barat disantroni tamu tak diundang pukul 02.00 dini hari, Sabtu (12/9/2015). Si tamu dengan membabi buta membacok Marbun di bagian lengan, wajah, kepala belakang, leher dan telinga kirinya.

Istri Marbun pun tak luput dari kesadisan pelaku. Riris Boru Pasaribu (63) mengalami luka terbuka di bagian kepala kiri atas, sela-sela jari tangan kiri dan luka memar di bagian kepala belakang.

Sementara itu 2 asisten rumah tangga Nelson, yaitu Nurhamah (18) dan Yusniati (19) disekap pelaku. Semula polisi mengatakan peristiwa ini adalah kasus perampokan sadis karena informasi awalnya pelaku menguras habis harta benda Nelson.

"Dugaan sementara telah terjadi perampokan disertai kekerasan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya.

Polisi pun mengamankan seorang kuli bangunan berinisial NH yang diketahui sedang membangun rumah di belakang rumah Marbun. NH diamankan karena 2 asisten rumah tangga Marbun mengatakan wajah pelaku mirip NH. Namun seiring pemeriksaan, polisi melepas kuli bangunan karena tidak ada bukti yang mengarah kepadanya.

Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Kembangan AKP Widodo mengubah pernyataan polisi sebelumnya bahwa ada barang berharga milk Nelson yang hilang. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap belasan saksi, tidak ada satu pun barang Nelson yang dinyatakan hilang sehingga muncul dugaan pembantaian ini bermotif dendam.

"Tidak ada barang hilang," tandas Widodo.

5 dari 5 halaman

BM dan Waria

5. Pembunuh Mayat dalam BMW di Pulogadung Masih Keliaran
Ilustrasi
Willyanto (30) tewas di dalam mobil BMW yang terparkir di dalam bengkel Andri Service Motor milik kakaknya sendiri Andri (41). Ia ditemukan usai 2 hari dinyatakan menghilang oleh keluarganya. Menurut Andri, adiknya memang sering menghabiskan waktu di dalam mobil tersebut, bahkan tidur di mobil.

Jasad Willy yang memasuki tahap pembengkakan sendiri berada di pintu belakang kanan mobil dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta ada jerat di kepalanya. Saat ditemukan, keponakannya Dendy mencium bau busuk dari dalam mobil.

Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa beberapa kerabat dekat Willy, didapati fakta tak ada satu pun harta benda Willy yang hilang sehingga kasus ini diduga murni pembunuhan.

"Barang korban diketahui tidak ada yang hilang, masih kami dalami lagi. Kami masih cari motifnya," jelas Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Umar Faroq kepada Liputan6.com, Sabtu 24 Oktober 2015.

Berdasarkan hasil gelar perkara, diduga pelaku menghabisi Willy di luar mobil kemudian menyeret jasadnya ke dalam mobil. Namun hingga kini, polisi dapat belum menemukan pembunuh Willy.

6. Sheilla si Waria Jembatan Ceger Tewas Ditusuk
Ilustrasi Pembunuhan  (Liputan6.com/Johan Fatzry) Seorang waria bernama Muhammad Safrizal alias Shella Aprilia (27) ditemukan tewas di Jembatan Supriadi II RT 001/001 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dini hari sekitar pukul 01.40 WIB, Rabu 25 November 2015. Sejumlah luka tusuk ditemukan di tubuhnya.

"Ada luka tusuk di bagian rusuk kiri dan paha kiri. Kami belum tahu motifnya, masih kami selidiki," ujar Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Husaima.

Seorang saksi, Zainul sempat mendengar suara teriakan orang minta tolong dari atas jembatan. Saat itu saksi berada di bawah jembatan. Zainul pun mengaku sempat melihat 2 pria dengan gelagat aneh di dekat lokasi terkulainya korban. Saat dirinya menemukan Shella, 2 pria itu pun langsung tancap gas, berboncengan menggunakan motor jenis matic.

‪Shella diduga bukan korban pencurian dengan kekerasan atau perampokan. Ini karena barang-barang berharga miliknya berupa satu unit Honda Beat putih, tas wanita, dan sebuah tablet elektronik ditemukan di dekat jasadnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini