Sukses

Ibu Muda yang Dimaki Ahok Sering Kampanyekan KJP

Menurut Muliyati, yang dilakukan Yusri saat mencairkan KJP lantaran dia dan anaknya tidak lagi memiliki uang.

Liputan6.com, Jakarta - Yusri Isnaeni (32) mengaku masih sakit hati dengan ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang menyebutnya maling dana Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Sakit hati tidak hanya dirasakan Yusri. Orangtua Yusri, Muliyati (55) juga mengaku sempat menangis, saat melihat Ahok memaki anak sulungnya di televisi.

Mulyati menuturkan, harusnya Ahok lebih dulu mendengar penjelasan Yusri. Sebab, yang ia ketahui selama ini anaknya sering mengimbau ibu-ibu lain agar tidak mencairkan KJP.

"Saya nangis lihatnya. Saya sakit hati juga lah lihatnya. Justru Yusri itu sering bilangin orangtua lainnya, biar jangan dicairkan nanti bisa ditarik," kata Muliyati ditemui Liputan6.com di rumahnya, Jalan Mahoni Gang 1, Blok A Nomor 34, RT 03 RW 09, Koja, Jakarta Utara, Rabu (23/12/2015).

"Dia cerita sama saya banyak ibu-ibu pakai KJP buat di luar keperluan sekolah," lanjut dia.

Muliyati melanjutkan, saat ini Yusri jadi kambing hitam para pedagang dan ibu-ibu yang biasa mencairkan dana KJP. Yusri dan dirinya sering dicemooh karena keberanian ibu muda itu menemui Ahok.

"Gara-gara Yusri nih bu, jadi ditutupin dan para pedagang yang bisa mencairkan KJP. Lagian ngapain Yusri pakai ketemu Ahok segala," ungkap dia.

Bayaran Sekolah

Menurut Muliyati, yang dilakukan Yusri saat mencairkan KJP lantaran dirinya dan anaknya itu tidak lagi memiliki uang, untuk membayar sekolah cucunya, Anggun, yang duduk di kelas 3 SD Al Khoiriyah, Jakarta Utara.

Anggun sudah menunggak bayaran 5 bulan atau sejak Agustus 2015. Awalnya, keputusan mencairkan KJP juga mendapat penolakan keras dirinya.

"Saya bilang ke Yusri jangan dicairkan nanti masalah. Dia bilang saya juga tahu, ibu tahu saya juga yang sering bilang ke ibu-ibu lain buat tidak cairin KJP. Tapi terus bagaimana bayaran Anggun, bu? Anggun dah mau bagi rapor," pungkas Muliyati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.