Sukses

Jamaluddin PBB: DPR Kini Tak Punya Gagasan Ideologi Negara

Banyak anggota DPR yang hanya mengejar materialistis dan kekuasaan semata hanya memperkaya pribadi.

Liputan6.com, Bogor - Kondisi yang terjadi akhir-akhir ini seolah memperlihatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak lagi memiliki gagasan ideologi. Banyak anggota yang terkesan hanya mengejar materialistis dan kekuasaan hanya untuk memperkaya diri.

Salah satunya terlihat dengan terungkapnya skandal 'Papa Minta Saham' yang disebut-sebut melibatkan Ketua DPR Setya Novanto yang secara resmi telah mengundurkan diri dan oleh DPP Partai Golkar ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR.

"Jadi kondisinya DPR sekarang ini seperti tidak memiliki gagasan ideologi. Tidak bisa berdiskusi tentang negara. Gagasannya sepi. Banyak yang hanya mengejar materialistis dan kekuasaan semata hanya memperkaya pribadi," ujar Ketua Harian DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Jamaluddin Karim, Bogor, Jumat (18/12/2015).

Menurut Jamaluddin, kondisi yang ada sangat berbeda dengan kondisi tahun 1999 lalu. Di mana saat itu, PBB yang ikut duduk di DPR, dipenuhi dengan gagasan orisinil dengan menerjemahkan harapan masyarakat.

Karena itu, Jamaluddin mengajak segenap peserta Muktamar IV Muslimat Bulan Bintang yang berlangsung sejak Kamis-Sabtu, 17-19 Desember 2015 untuk introspeksi diri. Dengan lebih peduli, sehingga anggota dewan ke depan dapat diisi dengan orang-orang yang benar-benar peduli terhadap rakyat.

"Jadi muslimat harus didorong. Rekrutmen anggota dan pengkaderan PBB pada 2016 itu targetnya merekrut 350 ribu kader. Peran ini dapat diambil muslimat yang merupakan sayap partai sebagai badan otonom," ujar Jamaluddin di hadapan 600 orang peserta mukmatar dari seluruh Indonesia.

Sementara itu, Ketua Majelis Dewan Syuro Muslimat Bulan Bintang Andi Nurul Djannah mengatakan, muslimah harus dapat memberi contoh yang terbaik.

"Jangan sampai mengaku muslimah tapi apa yang dilakukan tidak muslimat. kita perlu saling mengisi sebagai pribadi dalam masyarakat. Berlaku ikhlas dalam berjuang," ujar Andi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.