Sukses

Hajatan dan Tarian Naga Pilkada

Sudah sejak pagi sejumlah pria berdiri di ujung tenda berhias corak tradisional di Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah sejak pagi sejumlah pria berdiri di ujung tenda berhias corak tradisional di Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Makassar. Pakaian putih dipadu dengan sarung tenun khas Mandar atau lipa sabe serta songkok guru si peci khas Makassar menambah apik penampilan mereka.

Senyum disematkan jajaran among tamu itu pada siapa saja yang datang memasuki lokasi hajatan. Interiornya dan pernak-perniknya semarak, khas pesta perkawinan Makassar.

Tapi kali ini tenda cantik itu bukan dipasang untuk hajatan perkawinan. Semua persiapan ini dilakukan untuk acara yang lebih besar.

Yakni hajatan untuk rakyat Indonesia yang digelar secara serentak pertama kalinya pada 9 Desember 2015, pilkada serentak. Ini adalah hajatan besar untuk memilih para pemimpin daerah di seluruh pelosok negeri.

Ada 264 daerah yang ikut serta dalam Pilkada Serentak ini. Karena itu butuh hampir 200 ribu personel Polri dan 11 ribu prajurit TNI untuk mengamankan pesta demokrasi ini.

Sementara dunia juga turut menyaksikan. Selain momen pertama, pilkada ini juga tak kalah menyimpan cerita. Kisah-kisah unik berlangsung selama proses pilkada berjalan. Salah satunya 'TPS Perkawinan' di Makassar itu.

Pesta Perkawinan-Balap Motor

Di TPS VII Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Makassar itu, tenda pencoblosan disulap bak tempat pesta perkawinan hanya dalam semalam. Para petugas kompak mengenakan pakaian adat khas Makassar, mirip among tamu.

Tenda pemilihan juga dihias dengan aneka bunga dan guci amplop agar lebih semarak. (Ahmad Yusran/Liputan6.com)

Tenda pemilihan juga dihias dengan aneka bunga dan guci amplop agar lebih semarak. Jika biasanya guci digunakan untuk menyisipkan angpau bagi pengantin, kali ini, guci digunakan untuk menampung surat undangan dari para pemilih. Semua persiapan itu dilakukan agar banyak warga yang menyalurkan suaranya.

"Ini murni inisiatif kami dan bentuk kreativitas untuk menggairahkan warga datang ke TPS menyalurkan hak suaranya. Dan kalau soal jumlah pemilih di TPS kami sebanyak 500 lebih yang sebarannya warga sekitar Masjid Raya Sungguminasa," kata Daeng Rawa di lokasi, Makassar, Sulsel, Rabu 9 Desember 2015.

Usaha lebih para petugas tidak-sia-sia. Warga sekitar Masjid Raya mulai berdatangan sejak pagi ke lokasi hajatan. Seperti diungkapkan koordinator Keamanan TPS VII Daeng Rewa.

Daeng Marni salah satunya. Dia sengaja datang sekitar pukul 08.00 Wita. Daeng Murni mengaku terkesan dengan hiasan tersebut. "Kaget saja. Semacam kondangan gitu, jadi enggak seperti biasanya," ujar Marni.

Sementara itu, suasana pencoblosan di Kabupaten Bantul lain lagi. Lebih sportif.

Tepatnya di TPS 33 Sragan, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, 5 unit motor trail terpajang di sana. Petugasnya nampak mengenakan pakaian yang biasa digunakan para pembalap motor trail. Ada alasan tersendiri mengapa konsep ini dipilih.

Suasana di TPS 33 Bantul itu mirip dengan tempat tongkorongan pembalap motor trail.

Seperti dipaparkan Ketua KPPS TPS 33 Sragan, Trirenggo, Andri Aprianto.

"Ya dengan menggunakan seragam motor trail ini juga sebagai simbol sportivitas yang bisa diterapkan dalam pilkada serentak. Ya, ajang Pilkada juga harus berjalan sportif," tutur Andri kepada Liputan6.com.

"Selain itu juga untuk menghilangkan kesan formal petugas KPPS. Biar rileks dan warga juga mau datang ke TPS," imbuh dia. "Target kita 100%, tapi kalau 90% yang datang itu sudah bagus."

Lain Bantul, lain lagi Solo, Jawa Tengah. Di kota itu, bus disulap menjadi TPS.

1 unit bus pariwisata terparkir di salah satu sudut gang kampung Tegalmulyo RT 3 RW 4, Nusukan, Banjarsari, Solo. Pada bagian depan terdapat papan bertuliskan 'TPS 7 Nyoblos di Atas Bus'. 

Di dalam bus itu terdapat 2 bilik suara untuk mencoblos. Sehingga para pemilih wajib naik ke atas bus untuk melakukan pencoblosan. Dan sebelum mencoblos, warga akan dipanggil dengan pukulan gong sebagai tanda dipersilakan naik.

Ketua KPPS 1 TPS 7 Tegalmulyo RT 3 RW 4 Nusukan, Banjarsari, Suyatno mengakui pihaknya memang sengaja membuat TPS yang unik dengan menyulap bus menjadi TPS. Semua demi menarik minat warga mendatangi TPS dalam Pilkada Solo 2015 ini.

"Jika warga penasaran dengan TPS bus ini maka akan menimbulkan keingintahuan warga untuk datang ke TPS. Selain untuk melihat juga sekalian untuk ikut mencoblos," ujar Suyatno.

Bus tersebut bukan milik warga. Pihaknya sengaja menyewa bus tersebut seharga Rp 300 ribu untuk dijadikan TPS.

TPS unik di Solo, ada di dalam bus

Dijamu Ketan, Barongsai, Hingga Lebah

Durian, ketan, rambutan, dan jajanan pasar tradisional Minang lainnya disajikan KPPS di TPS 19 di Kelurahan Batang Kabuang
Gantiang, RW XV, Perumahan Kharismatama, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Semua untuk menarik minat pemilih datang ke TPS.

TPS ini menyediakan ketan dan durian untuk pemilih pilkada serentak (Liputan6.com/ Muslim AR)

Tak hanya dijamu dengan penganan dan jajanan pasar tradisional Minang, para pemilih ini juga diberikan kupon yang akan diundi pada sore hari.

"Ada alat rumah tangga, ada gitar listrik, payung, dan lain-lain. Setiap pemilih kami berikan nomor undian setelah mereka mencoblos. Sebelum mencoblos, mereka kami jamu dengan ketan, pisang goreng, durian, buah-buahan, dan es selasih," Ketua KPPS TPS 19, Syofianto Simatupang, kepada Liputan6.com.

Tak cuma yang manis-manis yang tersaji untuk para pemilih. Seperti pengalaman pahit yang dialami para pemilih di TPS 2 Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia, Sumatera Utara.

Proses pilkada di TPS itu sempat tertunda beberapa saat akibat diserang lebah. Petugas Panitia Pengawas lapangan (PPL) Janfiterson Saragih mengatakan, akibat insiden itu, sejumlah warga terkena sengatan lebah. Meskipun tidak terlalu parah, ada beberapa warga yang batal mencoblos.

"Kejadiannya berlangsung sekitar 10 menit, orang-orang yang di sini lari berhamburan," ‎kata Janfiterson.

Ia menjelaskan, setelah kawanan lebah pergi, satu persatu petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) dan PPL yang sempat berhamburan kembali masuk ke area TPS. Untuk mengantisipasi kembalinya kawanan lebah, mereka pun membakar sejumlah karton dan papan telur.

"Kami bakar sejumlah karton agar ada asapnya. Hal itu kami lakukan untuk mengusir lebah," tutur Janfiterson.

Namun di Tangerang Selatan, Banten, bukan lebah yang menyerbu. Melainkan naga.

Barongsai bergerak lincah ke sana kemari saat pemilihan wali kota (pilwalkot) Tangsel di TPS 12 yang diadakan di sebuah wihara. Tarian naga pun ditarikan.

Penyambutan istimewa itu juga ditujukan bagi KPU atau para penyelenggara pemilu dari negara lain yang diundang dalam rangka Election Visit Program di Wihara Boen Hay Bio Karuna Jala, Serpong.

Komisioner KPU Arief Budiman berharap para perwakilan negeri sahabat mendapat pengalaman penyelenggaraan pemilu yang baru. "Ini menjadi pengalaman baru di negara mereka. Biasanya ini menjadi pembelajaran bagi negara berkembang," ujar Arief.

Menurut dia, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain untuk melaksanakan pemilu dengan anggaran yang efisien.

Siapa Pemenangnya?

Sementara itu hasil hitung cepat sejumlah survei menempatkan sederet nama populer di posisi teratas. Salah satunya Zumi Zola yang tengah berlaga di Pemilihan Gubernur Jambi.

Hasil sementara, pemain Tersanjung 6 itu memimpin dari pasangan lainnya. Ini berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sampai dengan 14.00 WIB, Rabu (9/12/2015). 

Direktur LSI Network Adjie Alfaraby mengatakan perhitungan tersebut berdasarkan 63 persen data yang diterima LSI.

Mendengar hasil hitung cepat itu, Zumi Zola pun sujud sukur didampingi sang ayah sekaligus mantan Gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin.

"Ini adalah kemenangan rakyat Jambi," ujar Zumi seraya meneteskan air mata.

Sementara itu berdasarkan quick count Indo Barometer yang bekerja sama dengan Liputan6.com, dari suara masuk 100%, pasangan Risma-Wisnu meraih suara 85,63%. Sementara, pasangan Rasiyo-Lucy mendapat 14,37%.

Risma dan Wisnu pun menyampaikan sambutan kemenangannya di halaman posko kemenangan yang berada di Jalan Kapuas Surabaya. Keduanya mengucapkan terima kasih kepada warga Surabaya yang kembali mempercayai mereka memimpin Kota Surabaya selama 5 tahun ke depan.

"Ini bukan masalah menang dan kalah tetapi ini jadikan sebagai semangat untuk meneruskan pembangunan Kota Surabaya," tutur Risma.

Lalu bagaimana dengan daerah lainnya? Pantau terus di Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini