Sukses

Pakai Masker Saat Paripurna, Pimpinan DPR Diprotes Paling Hits

Menurut sejumlah anggota Dewan, aksi lima pimpinan DPR itu tidak patut dilakukan di sidang paripurna.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengenakan masker saat sidang paripurna penutupan Masa Sidang I 2015-2016 dihujani protes oleh anggota Dewan. Menurut sejumlah anggota Dewan, aksi lima pimpinan DPR itu tidak patut dilakukan di sidang paripurna.

Kabar dari Senayan itu menjadi berita yang paling menarik pembaca Liputan6.com, khususnya di kanal news sepanjang Jumat 30 Oktober 2015.

Selain berita masker pimpinan DPR, berita Saksi Pembantaian PKI: Mereka Dibariskan dan Dibunuh Pakai Pedang dan 
3.30-10-1961: Dunia Kecam Ledakan Nuklir '50 Juta Ton TNT' Rusia juga turut menyedot perhatian pembaca sepanjang hari kemarin.

Berikut Top 5 News

1. Pakai Masker Saat Sidang Paripurna, Pimpinan DPR Menuai Protes
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat yang mengenakan masker saat sidang paripurna penutupan Masa Sidang I 2015-2016 dihujani protes oleh anggota Dewan. Menurut sejumlah anggota Dewan, aksi lima pimpinan DPR itu tidak patut dilakukan di sidang paripurna.

Anggota DPR Fraksi PDIP Henry Yosodiningrat pun meminta agar para pimpinan legislatif itu tidak melakukan hal yang tak perlu di ruang sidang. "Saya minta masker itu dilepas. Besok gunakan cadar, gunakan topi koboi. Jangan lakukan hal ‎yang tidak patut di ruang sidang," kata Henry, di gedung DPR, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Selengkapnya..

2. Saksi Pembantaian PKI: Mereka Dibariskan dan Dibunuh Pakai Pedang
Desa Pakraman Batuagung, Jembrana, Bali, telah membongkar kuburan massal anggota PKI di Jalan Desa Banjar Adat Mesean, Desa Pakraman, tepatnya di depan SDN 3 Batuagung.

Dalam pembongkaran itu, tulang belulang jenazah ditemukan dalam kuburan massal tersebut. Rencananya, tulang belulang itu akan diaben sesuai adat dan kepercayaan Hindu.

Seorang warga Mesean yang merupakan saksi peristiwa G30S PKI yang masih hidup saat ini, Kakiang Kerende (96), menuturkan jenazah di kuburan massal itu dikubur awal tahun 1966.

Selengkapnya..

3.30-10-1961: Dunia Kecam Ledakan Nuklir '50 Juta Ton TNT' Rusia
Hari ini 54 tahun silam, dunia mengecam aksi uji coba nuklir Rusia. Sebab, daya ledaknya disebut-sebut yang terbesar di dunia.

Senjata nuklir Tsar Bomba, yang menyebabkan ledakan terbesar buatan manusia, itu diyakini berdaya 50 megaton atau setara dengan 50 juta ton TNT.

Uji coba ke-26 ini dilakukan dari Novaya Zemlya di Pulau Arktik, di sekitar Kutub Utara, meskipun sempat diprotes berulang kali oleh pihak Barat. Gelombang kejut dari ledakan pertama dirasakan lembaga seismologi di Uppsala, Swedia, pada pukul 08.30 GMT.

Selengkapnya..

4. Puluhan Ribu Buruh Kepung Istana Hari Ini
 Sekitar 50 ribu buruh akan mengepung Istana hari ini. Mereka menolak dan kecewa terhadap formula baru pengupahan dan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

Puluhan ribu buruh itu berasal dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama KSPSI AGN, KSBSI, KPBI, KASBI, SPN, FSPMI, dan 60 federasi serikat pekerja lainnya. Mereka yang tergabung dalam Komite Aksi Upah (KAU) bakal menggelar [aksi demonstrasi](2352333  "") dan mogok kerja pada akhir Oktober hingga Desember 2015.

Selengkapnya..

5. Jokowi: Izin Konsesi Perkebunan Lahan Gambut Dihentikan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan pemerintah telah menghentikan pemberian izin konsesi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri di lahan gambut menyusul kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

"Tidak ada lagi pemberian izin konsesi membuka perkebunan sawit di lahan gambut. Pemerintah akan melakukan moratorium," kata Jokowi dalam pertemuan khusus dengan sejumlah pemimpin redaksi media cetak di Palembang, Kamis malam, 29 Oktober 2015.

Kepala Negara didampingi Mensekab Pramono Anung, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menjelaskan bahwa izin konsesi perkebunan di lahan gambut saat ini sudah mencapai 8,2 juta hektare atau dalam 10 tahun terakhir ini terjadi penambahan 6,3 juta hektare.

Selengkapnya..


(Ron/Dms)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.