Sukses

Berperan dalam Upaya Damai 2 Korea, Megawati Dapat Penghargaan

Megawati dinilai punya peran penting damaikan Korea Utara dan Selatan

Liputan6.com, Busan - Salah satu universitas ternama di Korea Selatan, Korean Maritime and Ocean University (KMOU) memberikan gelar doktor kehormatan bidang hubungan internasional kepada Megawati Soekarnoputri.

Megawati dianggap berperan dalam mendirikan demokratisasi di Indonesia dan sebagai Pembawa Damai (Peacemaker) bagi rekonsiliasi Korea Selatan serta Korea Utara.

Dari pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, pemberian gelar doktor kehormatan itu dilaksanakan di Kampus KMOU, di Busan, Korea Selatan, Senin (19/10/2015).

Upacara pemberian gelar dihadiri ratusan peserta dari Korea Selatan maupun dari Indonesia.‎ Gil Soo Ryu, salah satu dekan KMOU, membacakan deklarasi pemberian gelar doktor bagi Megawati. Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa Megawati pantas diberi gelar doktor kehormatan itu.

Pertama, sebagai seorang presiden, Megawati dinilai berhasil membangun demokrasi di Indonesia setelah 32 tahun berada di bawah rezim otoriter Soeharto.

Kedua, Megawati dinilai banyak memberi sumbangan kepada perbaikan hubungan antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Hal itu dilakukan sejak lama hingga saat ini.

"Tahun lalu, beliau mengadakan diskusi dan pembicaraan yang panjang dengan otiritas kita terkait berbagai masalah menyangkut rekonsiliasi dua Korea," ujar Ryu.

Selanjutnya, Megawati juga dinilai aktif membangun hubungan ‎aktif dan baik di antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang ekonomi serta budaya. Selama ini, kerja sama dibangun dengan prinsip kebaikan bersama memajukan Indonesia maupun Korea Selatan.

"Presiden Megawati juga mendorong pengembangan ekonomi maritim di Indonesia," kata Ryu.

Ketua Alumni KMOU, Sung Taek Kim, menyatakan selamat kepada Megawati yang memperoleh gelar itu. Menurutnya, Megawati sangat pantas menerima gelar itu.‎ "Selamat untuk Ibu Megawati," kata Sung.

Pendiri Indonesia Center di Korsel, Kim Su Il, menyatakan dirinya sudah kenal lama dengan Megawati sebagai pemimpin Indonesia. Kata dia, Megawati adalah pejuang demokrasi sejati yang banyak dikagumi dunia.

"Beliau (Megawati) selalu memperjuangkan demokrasi bagi kepentingan rakyat Indonesia. Beliau juga dikenal sangat kokoh pendiriannya dalam menghadapi situasi apapun. Makanya beliau berhasil membawa partainya melewati berbagai ujian berat," kata Kim.

"Saat menjadi presiden, Ibu Megawati memberi banyak kontribusi bagi demokrasi di Indonesia. Di jaman beliau lah, misalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang populer di Indonesia dibentuk," ujar Kim lagi.

Megawati Terharu

Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, tampaknya benar-benar merasakan semangat besar ketika menerima gelar doktor honoris causa dari Korean Maritime dan Ocean University (KMOU), di Busan, Korea, hari ini. Bahkan, dua kali Megawati harus terbata-bata ketika berpidato. Setidaknya, dua kali Megawati menangis ketika berpidato selama 30 menit di hadapan sidang KMOU untuk pemberian gelar tersebut.

Pertama, Megawati tercekat ketika menyatakan dirinya merasa sangat terhormat bisa menerima gelar itu.‎ Baginya pemberian penghargaan itu menjadi motivasi agar makin getol mendorong tradisi politik yang lebih maju di Indonesia.

"Pemberian gelar ini mendorong saya semakin kuat dalam mendorong tradisi politik yang lebih maju," kata Megawati, lalu berhenti. Agak tercekat, dia melanjutkan, "mengakselerasi pembentukan demokrasi, bukan hanya politik, namun utamanya ekonomi demi kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Mega.

Dia lalu melanjutkan dengan terbata-bata. "Penghargaan ini sekaligus memberikan saya tanggung jawab untuk membentuk politik Indonesia yang lebih demokratis dengan menempatkan kepentingan rakyat sebagai yang paling depan," Megawati berhenti, lalu menyeka matanya.

Kedua, Megawati kembali tersendat dan terbata-bata ketika bicara tentang pentingnya reunifikasi Korea. Menurutnya, orang-orang Korea pasti selalu bertanya, mengapa mereka dipisah menjadi dua, satu di Utara dan satu di Selatan.

Ditegaskannya, hanya dibutuhkan keinginan kuat elite kedua negara untuk mau bicara, menyambung kembali silaturahmi yang sebenarnya sudah ada sejak lahir. Tentu saja, menurut Megawati, harus ada saling respek dan percaya di antara mereka untuk saling bicara.

"Saya siap jika tugas memanggil untuk menjadi jembatan bagi kedua negara, merenda jalan untuk solusi damai. Itulah harapan saya yang paling mendalam, juga harapan seluruh rakyat Indonesia," kata Megawati sambil terbata-bata.

Megawati mengatakan bahwa dia percaya reunifikasi kedua negara bisa dilaksanakan melalui proses integrasi. Dimulai dari konteks kemanusiaan dibanding aspek politik dan permusuhan.

"Saya berteman dengan pemimpin kedua negara dan rakyatnya. Saya berani bilang keinginan keduanya untuk bersama saat ini sangat besar dibanding saat sebelumnya," kata Mega. (Nil/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.