Sukses

Cerita Jemaah Haji saat Pesawat Dihantam Badai Pasir di Jeddah

Saat pesawat turbulensi, hampir semua jemaah beristighfar dan mengucapkan takbir.

Liputan6.com, Jeddah - Badai pasir yang melanda wilayah Mekah dan Jeddah, Arab Saudi, berimbas pada laju pesawat yang mengangkut jemaah calon haji Indonesia. Jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) Surabaya 43 (SUB 43), sempat panik 10 menit menjelang mendarat di Bandara King Abdulazis (KAA) Jeddah.

"Tadi pesawat sempat anjlok, seperti mobil sedang berjalan menghantam polisi tidur, hentakannya begitu kencang," kata Nancy Perdanasari (39 tahun), jemaah haji asal Malang, Jawa Timur, kepada Liputan6.com di Bandara KAA Jeddah, Rabu 9 Setember dini hari.

Saat pesawat turbulensi, kata Nancy, hampir semua jemaah beristighfar dan mengucapkan takbir. Beberapa di antaranya terlihat pucat lantaran panik. Hal yang membuat penumpang kaget lantaran guncangan keras itu terjadi beberapa menit setelah pilot mengumumkan pesawat akan mendarat.

Pengeras suara di dalam pesawat juga mengingatkan agar jemaah menggunakan sabuk pengaman, karena cuaca yang kurang baik.

Nancy mengaku pernah beberapa kali menumpang pesawat. Namun, baru kali itulah dia mengalami guncangan yang hebat saat berada di dalam pesawat. "Kita ndak tahu apa sebabnya, tapi setelah turun ternyata banyak debu pasir di bandara. Semua pun diperintahkan menggunakan masker," ujar Nancy.

Penumpang lainnya, Effendi Kadarisman (65), juga mengalami kekagetan yang sama. Dia mengira pesawat sudah mendarat namun pendaratannya tidak mulus. "Tapi, pas saya lihat ke luar jendela, ternyata pesawat masih di udara," ujar Effendi.

Dia melanjutkan, beberapa saat sebelumnya penumpang mendapatkan pemberitahuan bahwa pesawat akan mendarat di Jeddah sekitar 15 menit lagi. Penumpang pun diminta bersiap dengan menegakkan sandaran kursi dan memakai sabuk keselamatan.

"Tiba-tiba pesawat seperti berjalan di atas jalan yang rusak. Ya, kita pada kaget campur takut, semualah," ujar dia.

Kondisi badai pasir yang dijumpai Effendi sungguh di luar dugaan. Di embarkasi, kata dia, jemaah diberitahu bahwa suhu di Mekah saat ini sedang panas ekstrem dengan suhu mencapai 45 derajat Celsius. "Ternyata ada badai pasirnya, ya saya terus terang tidak kepikiran. Pikirannya ya panas saja," kata Effendi.

Debu Halus

Melalui pengeras suara, seorang petugas terus-menerus mengingatkan jemaah agar tidak lupa menggunakan masker. Tebalnya debu halus, membuat 2 orang mengalami gangguan pernafasan, dan 1 orang lainnya patah tulang akibat terpeleset karena lantai yang bercampur debu dan air.

Catu bin Patmi (60), jemaah asal Jakarta yang baru tiba di bandara, dilarikan ke klinik bandara karena mengalami sesak nafas. "Pasien ada riwayat penyakit asma dan paru-paru kronis, sehingga perlu mendapat perawatan di sini," ujar Agung Dewantara, dokter spesialis paru yang jaga klinik bandara.

"Pasien jemaah yang sudah mempunyai penyakit bawaan gangguan pernafasan sebelumnya (asma dan paru-paru), biasanya terkena debu seperti ini akan menjadi serangan akut, sebaiknya harus menggunakan masker, karena debunya sangat lembut. Penggunaan masker berlaku ke semua jemaah," ujar Agung.

Untuk jemaah yang baru tiba diberikan masker oleh petugas kesehatan bandara. Stok masker cukup banyak kurang lebih 2.000 lembar. Bagi pasien yang mengalami perawatan seperti Catu bin Patmi, tim dokter jaga bandara memberikan penanganan maksimal.

"Setelah diberikan bantuan oksigen, injeksi, infusan dan obat respirasi, Alhamdullah Catu dapat bergabung kembali bersama rombongan satu kloternya," ujar Agung.

Seorang jemaah calon haji asal Medan dari kloter MES 17, Khairiah Main, terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat patah kaki kanan sebelah atas. Jemaah wanita berusia 65 tahun ini terjatuh akibat terpeleset debu pasir bercampur air saat keluar dari kamar mandi di Plasa Indonesia.

"Dia baru selesai menggunakan baju untuk umrah, pas keluar kamar mandi terpeleset dan kakinya patah. Kami langsung membawa Khairiah untuk menjalani perawatan, kemudian kami bawa ke Rumah Sakit Arab Saudi untuk diberikan perawatan lebih lanjut," pungkas Agung.

Pantauan Liputan6.com, Kamis (10/9/2015), kota Jeddah dan Mekah sudah kembali normal. Debu pasir sudah tidak lagi menggumpal di jalanan. Namun suhu udara mencapai 45 derajat Celsius. (Sun/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.