Sukses

Kepala BNP2TKI: Ada 70 Jalur Tikus di Perbatasan RI-Malaysia

Menurut Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, jalan pintas itu tersebar hampir di sejumlah titik perbatasan Indonesia-Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Masalah tenggelamnya kapal pengangkut puluhan WNI di Malaysia menjadi persoalan besar yang tengah dihadapi Pemerintah. Menurut Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, insiden ini mencuatkan fakta terkait banyaknya warga Indonesia yang coba masuk ke Negeri Jiran lewat jalur ilegal.

Dia mengatakan, dari catatannya, ada puluhan 'jalur tikus' yang digunakan untuk menyeberang ke Negeri Jiran. Jalan pintas itu tersebar hampir di sejumlah titik perbatasan Indonesia-Malaysia.

"Ada 70 jalur, saya enggak hapal (jalur mana saja). Mereka jadi satu di sana sambil jualan sayur, kayu," kata Nusron di Gedung DPR, Selasa (8/9/2015).

Dia menambahkan, hampir seluruh warga Indonesia yang masuk ke Malaysia lewat jalur tikus ini dipastikan ilegal. Sebab, jalur tersebut diambil demi menghindari pemeriksaan dokumen yang dilakukan otoritas setempat.

"Yang melakukan bepergian melalui jalur jalur tikus seperti itu ya semuanya memang ilegal. Kenapa ilegal? Karena kan kalau secara legal mereka harus melakukan pendekatan biometrik," tutur Nusron.

"Kalau biometrik mereka pasti kena cek, dokumen. Dan kalau ketahuan tidak punya dokumen, mereka tidak boleh balik ke Malaysia selama 1 tahun. Dan itu makanya mereka lewat jalur tikus. Orang Jawa bilang nerobos gitu," tegas dia.

Oleh karena banyak, warga Indonesia yang masuk secara ilegal, BNP2TKI dipastikan tidak akan tinggal diam. Nusron menyebut mereka sudah punya solusi jitu demi menangani masalah ini.

"Kami sedang meng-introduce dan saat ini sedang bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan lintas departemen, membuat namanya poros pelayanan TKI di perbatasan dari pada mereka ilegal," ucapnya.

"Kan biasanya setahun hampir 70 ribu yang dipulangkan, mereka ada di Nunukan atau Batam, sehari di sana, balik lagi. Nah ini kita akan tampung di Nunukan, akan kita latih, kita buatkan kontrak. Kita ingin recycling, yang lama kita buat baru," pungkas Nusron. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini