Sukses

Evakuasi Korban Trigana Air Dilakukan dengan Hosting Pagi Ini

Proses evakuasi mulai dilakukan pukul 07.00 Wita. Cuaca diharapkan bersahabat.

Liputan6.com, Jayapura - Proses evakuasi 54 kantong jenazah korban Trigana Air PK-YRN IL 267 di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, kembali dilakukan tim Basarnas bersama masyarakat Rabu (19/8/2015) pagi ini.

Evakuasi dilakukan lewat udara dengan cara hosting atau mengikat dan menggantungkan kantong jenazah ke helikopter. Cara hosting diklaim lebih cepat daripada evakuasi lewat jalur darat.

"Butuh waktu cukup panjang membawa jenazah menggunakan darat. Evakuasi lewat udara dengan hosting. Kabasarnas sampaikan tadinya evakuasi lewat udara dan darat. Namun keputusan terakhir, evakuasi dengan udara," kata Deputi bidang Operasi SAR Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Selasa 18 Agustus 2015 malam.

Dia melanjutkan, proses evakuasi mulai dilakukan pukul 07.00 WIT. Untuk itu, baik tim Basarnas atau masyarakat yang membantu proses evakuasi memohon doa kepada rakyat Indonesia dan berharap cuaca bersahabat.

Rencananya proses evakuasi langsung dipimpin Kabasarnas Bambang Soelistyo. Kantong-kantong jenazah itu akan langsung dibawa dari lokasi jatuhnya pesawat ke Sentani lalu ke Jayapura untuk diidentifikasi.

"Kabasarnas akan ke Oksibil untuk lihat proses evakuasi. Peralatan yang kita gunakan cukup siap. Tim saat ini sedang menyiapkan heli di lapangan," ujar Heronimus.

Selain 54 kantong jenazah, tim SAR juga membawa kotak hitam (black box) pesawat yang rencananya akan diserahkan langsung kepada KNKT di Sentani. Blackbox masuk daftar yang akan dievakuasi pertama kali bersama beberapa kantong jenazah.

"Black box besok dibawa ke Sentani dan kemudian diserahkan ke KNKT di Sentani. Black box akan diangkut dalam evakuasi pertama," tutur Heronimus.

Mengenai teknis evakuasi dengan cara hosting, ia menambahkan, rencananya kantong berisi jenazah tersebut akan diikatkan satu sama lain untuk kemudian dibawa dengan digantung menggunakan heli.  "Kalau tiap evakuasi 5 kantong-5 kantong saja, 10 kali sudah selesai," tutup Heronimus.

Evakuasi Lewat Jalur Darat

Heronimus menegaskan, proses evakuasi akan tetap dilakukan meski nantinya cuaca tidak bersahabat. Evakuasi akan dilakukan lewat darat. Hal ini karena evakuasi tidak lagi dapat ditunda untuk proses identifikasi.

"Evakuasi sebenarnya tetaplah tergantung cuaca. Apabila besok pagi (hari ini) cuaca tidak menentu, tetap tidak bisa ditunda dan lewat darat. Alternatif ya memang diputuskan darat," kata dia.

Tim akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengevakuasi jenazah lewat udara. Sebab evakuasi lewat darat diprediksi memakan waktu dan banyak tenaga.

Sebenarnya untuk jarak dari lokasi ke Oksibil tidak begitu jauh, yaitu 7 nautical mile atau sekitar 14 km. Dan jarak yang tak bisa dilalui kendaraan sekitar 4 km. "Tapi medannya berat. Jalan 4 km saja butuh waktu 5-6 jam," jelas Heronimus.

Penentuan dalam proses evakuasi memang berubah-ubah karena terhalang kondisi cuaca yang ekstrem. Untuk mempercepat gerak evakuasi, Selasa malam anggota tim SAR darat yang berjumlah 79 orang bermalam di lokasi bersama jenazah dan black box. (Sun/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.