Sukses

Ahok Maafkan Penjual Makanan Berzat Berbahaya di Lenggang Jakarta

BPOM menemukan zat berbahaya dari dagangan yang dijual di Lenggang Jakarta, Lapangan Eks-IRTI, Monas, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan zat berbahaya dari dagangan yang dijual di Lenggang Jakarta, Lapangan Eks-IRTI, Monumen Nasional (Monas). Meski kesal, Gubernur DKI Jakarta Ahok mengaku memaafkan tindakan para pedagang yang menjual makanan mengandung zat berbahaya itu.

"Untuk tahap pertama okelah kita maafkan," kata pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu di Balaikota, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku curiga dengan pemasok bahan makanan yang dibeli oleh para pedagang. Karena itu, dia akan mengejar para pemasok yang ketahuan menjual makanan dengan zat berbahaya.

"Semua makanan yang masuk dia (pedagang) enggak boleh ganti-ganti pemasok. Pemasok sudah jelas, sudah ada kontrak enggak boleh ganti-ganti. Kalau sampai dia ganti pemasok pasti kecelakaan gitu. Kita ngajarin dia kalau pemasok kamu kan bisa tanya kamu punya (sertifikat) BPOM enggak, kalau kamu enggak punya BPOM kita enggak mau nih," tutur Ahok.

Ahok menduga, ada permainan yang dilakukan para pemasok. Terutama saat masa libur Lebaran kemarin. Ada produsen sengaja memberi formalin agar tahu buatannya lebih awet demi mengantisipasi karyawan yang masih libur.

"Itu kan gila aja. Makanya kita maju kejar. Pedagang sih harusnya kita usir," pungkas Ahok.

Sebelumnya, kawasan binaan bagi pedagang kaki lima atau PKL di Lenggang Jakarta kini mulai disusupi makanan mengandung zat berbahaya. Hal ini ditemukan setelah ‎Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi DKI Jakarta memeriksa kawasan itu.

Kepala BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari mengatakan, 81 jajanan di Lenggang Jakarta telah diperiksa. Pemeriksaan meliputi bahan berbahaya seperti boraks, formalin, dan rodamine B atau zat pewarna tekstil.

‎"Makanan yang diuji sampling semuanya itu ada 81. Yang terbukti positif mengandung zat berbahaya, ada 5 sampel," kata Dewi. (Ndy/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini