Sukses

JK: Indonesia Penjaga Iklim Dunia

Indonesia sebagai paru-paru dunia dianggap menjadi penopang utama agar iklim Bumi tidak semakin buruk.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sebagai paru-paru dunia dianggap menjadi penopang utama agar iklim Bumi tidak semakin buruk. Karena itu kondisi alam Indonesia harus dijaga. Dan tak cuma masyarakat Tanah Air, penghijauan di RI juga menjadi tanggung jawab warga dunia.

"Akibat tidak jaga lingkungan, ya climate change. Kita di Indonesia masih beruntung. Kita jadi bagian yang jaga iklim dunia secara luar biasa, karena masih ada sisa kehijauan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

"Walau kita selalu merasa kehilangan hutan banyak, kita harus jaga lebih baik. Pemerintah di samping moratorium izin baru, kita hutankan kembali. Baru kita bisa jalankan prinsip kehutanan yang baik," tambah dia.

Dalam pembukaan Pekan Kehutanan dan Lingkungan Indonesia (PLKI) 2015 yang diselenggarakan ini, JK menuturkan, bila dipantau dari udara, hanya wilayah Indonesia yang masih terlihat hijau.

"Kalau kita semua terbang, lihat Sumatera masih hijau, setelah lihat ke arah India itu sudah mulai tandus, di Timur Tengah lebih tandus lagi, kalau ke Eropa tergantung musimnya, ada penghijauan, tapi sedikit sekali," tutur JK.

Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, PLKI ini merupakan ajang untuk menunjukkan kinerja dan capaian yang diperoleh dari berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat di bidang pembangunan lingkungan hidup serta kehutanan.

"Sehingga diharapkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya tentang pola konsumsi dan produksi berkelanjutan," ujar Siti.

Politisi Parta Nasdem itu menjelaskan, kegiatan PLKI 2015 ini mengusung konsep zero waste event. Selama kegiatan berlangsung, tidak sedikit pun sampah keluar dari lokasi.

Pada saat penutupan acara akan dipaparkan jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan dan hasil pengelolaan sampah tersebut sehingga bisa dihitung nilai ekonomi dari sampah-sampah tersebut. (Ndy/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini