Sukses

Protes Menteri Susi, Nelayan di Jawa Tengah Blokade Jalur Pantura

Aksi blokir jalan protes terhadap kebijakan Menteri Susi berlangsung di Pati dan Rembang, Jawa Tengah. Jalur Pantura lumpuh akibat aksi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Protes terhadap kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali disuarakan di daerah. Tak hanya membakar ban bekas, pengunjuk rasa yang merupakan nelayan ini juga menggunakan kayu besar untuk memblokade jalur Pantura di Pati, Jawa Tengah. Akibatnya jalur Pantura Juwana-Rembang lumpuh total.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (2/3/2015), aksi ini merupakan puncak kekesalan nelayan setelah sekian kali menyuarakan aspirasinya namun tidak ditanggapi oleh pemerintah pusat.

Mereka menuntut Menteri Susi segera mecabut Peraturan Menteri (Permen) No 2 tahun 2015 tentang pelarangan menggunakan pukat hela dan pukat cantrang untuk melaut. Mereka merasa peraturan tersebut memberatkan nelayan.

Salah seorang nelayan Rahmadi akan terus mendesak pemerintah segera mencabut larangannya demi kelangsungan hidup mereka. "Untuk makan. Kalau kita tidak nelayan tidak berangkat (melaut), kita udah ndak, urusan perut urusan nyawa," kata Rahmadi.

Aksi para nelayan ini berakhir setelah polisi membubarkan secara paksa. Massa dianggap mengganggu jalur lalu lintas Pati-Rembang yang merupakan jalur utama penghubung wilayah Jawa Tengah dengan Jawa Timur.

Aksi blokade jalan juga dilakukan di Rembang, Jawa Tengah. Sebuah truk diparkir di tengah jalan. Nelayan merasa peraturan itu tidak sekedar memukul ekonomi mereka tetapi juga mengancam kelangsungan hidup ribuan ABK kapal dan usaha usaha pendukung lainnya.

Nelayan Rembang Yasmin mengeluhkan kebijakan pemerintah ini sangat mempengaruhi nasib nelayan. "Kalau orang besar ada aja. Kalau orang kecil cuma kerjanya jadi nelayan. Kalau kita nggak nelayan nggak punya kerjaan memasarkan ekonomi rumah tangga nggak ada, disuruh apa nelayan ini," keluh dia.

Massa membentangkan kain putih sepanjang 200 meter dengan cap tangan berwarna merah sebagai simbol perlawanan kepada sang menteri. (Nfs/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini