Sukses

Cara KNKT Olah Data Black Box FDR AirAsia QZ8501

KNKT menyebut ada 1.200 paramater pada black box FDR AirAsia yang harus diterjemahkan.

Liputan6.com, Jakarta - KNKT telah menerima black box FDR AirAsia QZ8501 dari Basarnas. Namun begitu, tidak mudah mengungkapkan penyebab kecelakaan pesawat nahas tersebut. Ada 1.200 paramater pada FDR yang harus diterjemahkan.

"Parameter ada 1.200, lama penerbangan 45 menit lebih," jelas Mardjono.

Dia mengatakan, setelah FDR di-download, akan muncul data berupa angka binar. Angka ini akan diolah dengan software tertentu hingga muncul sebuah tabel.

"Tabel itu ada row atau baris ini 45 menit atau lebih mulai persiapan take off. kemudian kolomnya ada 1.200-an parameter. Bayangkan banyak sekali. Itu pun diolah menjadi grafik yang totalnya 1.200 juga," ungkap Mardjono.

Dalam membuka FDR, tim akan menggelar pertemuan untuk menentukan prosedur pembukaan FDR. Hal serupa juga akan dilakukan pada Cockpit Voice Recorder (CVR) jika nanti berhasil ditemukan.

"Perlakuan pada CVR hampir sama. Perbedaannya CVR merekam suara antara kapten dan copilot. Demikian juga antara pilot dengan ATC (Air Traffic Controk). Kemudian CVR merekam suara-suara di kokpit selama 2 jam terakhir. Jadi semua terekam di situ," jelas dia.

Dalam CVR, sedikitnya akan muncul 4 jalur pembicaraan. Jalur pertama pembicaraan antara pilot dan copilot, jalur kedua pilot dengan ATC. Jalur ketiga CVR akan merekam suara yang muncul dalam kokpit seperti bunyi dari indikator panel. Jalur terakhir, CVR merekam pemberitahuan yang diungkapkan pramugari kepada para penumpang.

"Kedua data dari CVR dan FDR, misalnya kita ketemu lintasan terbang di situ kita bisa plot apa yang sedang dibicarakan. Kita tidak boleh meleset satu detik pun," tegas dia.

Saat ini memang petugas baru bisa menemukan dan mengamankan FDR, sedangkam CVR belum bisa dipastikan benar-benar ditemukan. Mardjono berharap dalam beberapa hari kedepan, CVR dapat ditemukan.

"Iya yang datang FDR saja. Mudah-mudahan besok atau lusa saudaranya CVR bisa masuk ke KNKT," tandas Mardjono. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini