Sukses

Lantunan Doa Bergema dari Geladak Kapal Pencari Korban AirAsia

Tak lama azan berkumandang, para prajurit TNI AL dan sejumlah awak media berkumpul di geladak KRI Banda Aceh untuk salat berjamaah.

Liputan6.com, Selat Karimata - Hari mulai gelap, pencarian dan evakuasi korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501 hari ke-5 ini pun dihentikan sementara di perairan Laut Jawa dan Selat Karimata. Pencarian dilanjutkan malam hari jika cuaca mendukung.

Kumandang azan pun terdengar melalui alat pengeras suara KRI Banda Aceh. Para prajurit TNI AL yang sebelumnya berkumpul di geladak heli bersama Panglima Koarmabar (Komando Armada Barat) Laksamana Muda TNI Widodo dan sejumlah awak media pun segera bersiap-siap dan mengambil wudu.

Komandan KRI Banda Aceh 593 Letkol Laut (P) Arief Budiman mengajak para prajurit dan awak media melaksanakan jamaah salat magrib, yang akan dilanjutkan zikir, membaca surat Yasin dan doa bersama.

"Mari teman-teman salat berjamaah dan yasinan, bukan karena ada Panglima Koarmabar, ini memang rutin dilakukan setiap malam Jumat kalau sedang berlayar," ajak Arief di KRI Banda Aceh di perairan Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1/2015).

Sore itu KRI Banda Aceh yang mengomandoi belasan kapal pencari korban AirAsia, memang tengah kedatangan Panglima Koarmabar. Kedatangan dia dalam rangka memantau langsung kondisi lokasi pencarian dan para prajurit yang bertugas dalam misi pencarian ini.

Tak lama azan berkumandang, para prajurit TNI AL dan sejumlah awak media berkumpul di geladak kapal dan siap melaksanakan salat berjamaah. Hamparan sajadah panjang pun sudah digelar rapi hingga 4 baris. Termasuk sajadah untuk sang imam.

Salat magrib pun dimulai, diimami salah satu prajurit. Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Widodo persis berdiri di belakang sang imam, didampingi Komandan SAR Laut Rasyid dan Komandan KRI Banda Aceh Arief.

Sementara puluhan prajurit dan beberapa awak media berdiri di barisan pinggir dan belakang. Di barisan paling belakang berjejer personel Korps Wanita Angkatan Laut atau Kowal.

Untuk lebih efisien, salat berjamaah dijamak dan qasar. Kali ini antara salat magrib dan isya. Meski gulungan ombak terus mengguncang kapal, salat tetap berjalan khusyuk. Salat berjamaah pun usai, dilanjutkan doa bersama dan pembacaan surat Yasin, yang diakhiri dengan zikir dan doa penutup.

Dalam doa, sang imam mendoakan khusus kepada para korban dan pesawat AirAsia segera ditemukan. Begitu juga kepada keluarga korban, agar diberi ketabahan dan kesabaran menerima cobaan berat ini, serta mendoakan keselamatan para tim SAR dalam misi pencarian korban.

"Kita doakan semoga jenazah korban AirAsia segera ditemukan. Terima kasih atas doa bersama ini," ucap Widodo di hadapan para prajurit dan awak media.

Tak lama berselang, hidangan dan minuman pun datang. Pisang goreng dan kudapan agar-agar serta teh hangat menambah kehangatan obrolan malam itu, setelah 1,5 jam doa bersama. Semilir angin laut menambah suasana bertambah nyaman, meski ombak terus mengguncang kapal buatan Indonesia ini.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 20.00 WIB. Panglima Koarmabar bersama Komandan SAR Laut dan Komandan KRI Banda Aceh akhirnya meninggalkan geladak kapal, melanjutkan santap makan malam. Tak lama kemudian, para prajurit dan awak media pun menyusul. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini