Sukses

Diduga Akan Digelar Rave Party, FUI DIY Sisir Pantai Gunungkidul

Koordinator FUI DIY Muhammad Fuad mengatakan, pihaknya siap membubarkan rave party jika benar dilaksanakan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Diduga akan digunakan rave party atau pesta miras dan bugil, membuat ratusan laskar dari Forum Umat Islam menyisir pantai di sepanjang Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Disebut-sebut acara bertajuk "Before Sunrise: One of The Biggest Rave Party In Indonesia" akan digelar di pantai Indrayanti Gunungkidul.

Koordinator FUI DIY Muhammad Fuad mengatakan, pihaknya telah bertemu pihak kepolisian agar membatalkan acara tersebut. Pihak kepolisian pun telah membatalkan acara tersebut dan menjamin tidak ada acara pesta miras.

"FUI DIY siang ini bertemu dengan Pak Amran Dir Intel Polda DIY dan Pak Faried Kapolres Gunungkidul di Mapolda DIY, beliau berdua menjamin akan dibatalkannya acara maksiat di Pantai Indrayanti dan atau di tempat lain di seluruh Kabupaten Gunungkidul malam ini," ujar Fuad, Yogyakarta, Sabtu (6/12/2014).

Fuad mengatakan, pihaknya siap membubarkan kegiatan tersebut jika benar dilaksanakan. Namun hingga malam ini kegiatan rave di Pantai Indrayanti tidak ada. Ia memastikan rave party itu tidak digelar di Gunungkidul.

"Dipastikan semua resto dan penginapan di Pantai Indrayanti tutup semenjak pagi tadi, aparat kepolisian bersama perwakilan ormas Islam menyisir seluruh pantai-pantai yang berada di Gunungkidul, dan mulai pukul 15.00 tadi sore, polisi telah melakukan razia di ruas-ruas jalan menuju pantai," ujar dia.

Fuad menjelaskan, saat ini pihaknya telah menyisir di beberapa tempat yang dimungkinkan digelar rave party. Pihaknya juga akan tegas membubarkan acara tersebut karena bertentangan dengan syariat Islam.

"Kita tunggu kabar dari temen-teman yang memantau di Pantai Indrayanti dan lokasi kemungkinan acara akan dipindahkan. Begitu A1 pelaksanaan dan tempatnya, kita akan langsung bergerak membubarkan bersama dengan aparat kepolisian," pungkas Fuad.

Rave Party

Rave party atau pesta Rave adalah kebudayaan baru yang pertama kali muncul pertengahan 1980-an di Chicago, Amerika Serikat. Rave atau radical audio visual experience adalah pesta semalam suntuk yang biasanya diiringi musik berirama cepat dan pertunjukan lampu. Pesta ini juga digolongkan sebagai pesta liar yang orang-orangnya disebut dengan Raver.

Tidak ada aturan khusus yang diwajibkan untuk menjadi seorang raver. Gaya dan tarian para raver pun beragam dari yang sederhana hingga paling rumit seperti jumpstyle, melbourne shuffle atau tecktonic. Untuk menyemarakkan suasana, penyelenggara memasang dekorasi ala panggung Yunani seperti patung dewa-dewi lengkap dengan altarnya.

Setelah sukses dipopulerkan warga Chicago, pesta jenis ini mulai merambah negara lain seperti Inggris, Eropa tengah, Australia, bahkan Indonesia.

Kemunculan pesta Rave bukan tanpa masalah, pesta Rave yang digambarkan sebagai suasana pesta di Ibiza --sebuah pulau di Laut Tengah, Spanyol-- dicitrakan identik dengan unsur seks dan kriminal.

Karena itu sejak dulu, penyelenggara Rave Party bersembunyi-sembunyi menggelar acara ini. Para Raver mengetahui pesta dari kabar mulut ke mulut, pesan singkat, pamflet yang disebar rahasia.

Bahkan tempat yang dipilih rave party pun harus bebas gangguan karena pesta digelar hampir 10 jam. Ini dilakukan untuk menghindari polisi agar kegiatan kriminal dan seks mereka tidak tercium polisi atau laporan tetangga yang merasa terganggu. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini