Sukses

Tangis Keluarga Iringi Pemandian Jenazah Gayatri di RSPAD

Berdasarkan informasi yang diperoleh, selain dimandikan, jenazah Gayatri juga akan diotopsi.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menjalani perawatan dan menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jenazah Gayatri Wailissa, remaja jenius yang menguasai 14 bahasa itu dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Pantauan Liputan6.com, Jumat (24/10/2014) tiba di RSPDA, jenazah duta ASEAN itu langsung dibawa ke rumah duka. Jenazah perempuan berusia 19 tahun itu dibawa keluar dengan keranda yang dibalut kain hijau dari ambulan Rumah Sakit Abdi Waluyo. Jenazah kemudian langsung dibawa ke ruang pemandian jenazah.

Dari luar ruang tersebut, tampak beberapa kerabat dan keluarga dekat yang telah menunggu kedatangan jenazah Gayatri. Setelah berada di ruang pemandian, para kerabat dan keluarga yang hadir, langsung masuk ke ruang pemandian jenazah untuk memandikan Gayatri dan berdoa secara bersama-sama.

Beberapa di antara keluarga sempat menangis dan keluar dari ruang pemandian, karena tak kuasa menahan pilu melihat jenazah Gayatri. "Aku di luar saja, sedih sekali," ucap salah seorang kerabat perempuan sambil menangis.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, selain dimandikan, jenazah Gayatri juga akan diotopsi. Menurut ibunda Gayantri, Nurul Idawati, dari RSPAD, jenazah  akan langsung dibawa ke kampung halamannya di Ambon, Maluku.

"Mau dibawa ke Ambon. Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," kata Nurul di RS Abdi Waluyo. Nurul tidak menjelaskan secara jelas kapan anaknya akan dimakamkan. Dia hanya bisa memastikan, jenazah Gayatri langsung dimakamkan begitu tiba di Ambon.  
Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya Gayatri. Pihak Rumah Sakit Abdi Waluyo belum memberikan keterangan apapun terkait kondisi Gayatri yang sebenarnya.

Semasa hidupnya, Gayatri dikenal sebagai bocah poliglot atau mahir berbagai bahasa. Tak kurang ada 14 bahasa yang dikuasai putri pasangan Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin kaligrafi dan Nurul Idawati.

Ketertarikan Gayatri pada bahasa dimulai sejak usia 7 tahun. Di tingkat SD, 6 bahasa sudah ia dikuasai secara otodidak. Di antara bahasa-bahasa yang bisa dikuasai gadis ajaib itu, selain bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, dan Jerman. Gayatri juga fasih berbahasa asing lainnya seperti Prancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Bahasa Tagalog Filipina. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.