Sukses

2 Perampok dan Pemerkosa Ibu Hamil di Pamulang Diduga Residivis

Pihak Polsek Pamulang menduga, kedua perampok dan pemerkosa ibu hamil di Pamulang masih berada di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Polsek Pamulang tengah memburu 2 pelaku perampokan yang merampok dan memperkosa ibu hamil 5 bulan di Pamulang. 2 Perampok tersebut diduga banyak terlibat kasus perampokan dan residivis.

"Ya, ada kemungkinan pemain lama. Dari cara masuk ke rumah korban sudah ahli. Masuk lewat jendela," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Pamulang AKP Sainan Lubis saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (12/10/2014).

Sainan mengatakan, pihaknya masih memburu 2 perampok tersebut. Pihaknya juga sudah menghadapkan beberapa pelaku perampokan atau kejahatan serupa, seperti penjambretan ke hadapan ibu hamil tersebut, tapi belum sesuai.

"Belum ada perkembangan. Terus kita kejar. Kemarin ada pelaku perampokan kita hadapkan, tapi korban bilang bukan (pelakunya)," ungkap dia.

Sainan mengatakan, pihaknya telah mengendus keberadaan 2 perampok ulung tersebut. Diduga keduanya masih berada di Jakarta. Koordinasi dengan polsek dan polres yang berada di sekitar Pamulang pun telah dilakukan.

Menurut Sainan, pihaknya juga tengah fokus menjaga di wilayah yang rawan perampokan. "Kita masih bergerak terus," ucap Sainan.

Ibu hamil tersebut sebelumnya dirampok 2 perampok di rumahnya, di kawasan Pondok Banda, Pamulang, Tangerang Selatan. Kejadian itu terjadi pada Senin 29 September 2014 dini hari.

Kedua perampok itu diduga masuk melalui jendela rumah, dengan cara mencongkel jendela. Saat itu sang ibu hamil tersebut sedang salat tahajud.

Kedua bandit itu merampok dengan mengambil uang tunai Rp 1 juta dan ponsel. Belum puas menggondol harta korban, keduanya lalu memperkosa ibu hamil tersebut di depan salah satu anaknya yang masih kecil. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini