Sukses

Top 5 News: Pro-Kontra Seputar UU Pilkada Masih Mendominasi

Kisruh terkait pengesahan UU Pilkada tidak hanya terjadi di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Salah satunya di Washington DC, AS.

Liputan6.com, Jakarta - Protes terhadap disahkannya UU Pilkada juga terjadi saat Presiden SBY berada di Amerika Serikat. Sejumlah WNI dikabarkan mendatangi hotel tempat SBY dan rombongan menginap di Washington DC untuk menyampaikan protes. Berita ini menjadi yang paling sering dibaca sepanjang Minggu kemarin.

Berita lainnya juga masih terkait dengan UU Pilkada. Yaitu curhat SBY soal waktu tidurnya yang terganggu karena memikirkan UU Pilkada serta keinginannya untuk tetap memperjuangkan pilkada langsung. Berita tentang seorang ABG di Bandung yang menyebarkan video mesumnya di Facebook melengkapi Top 5 News.

Top 5 News selengkapnya:


1. Kecewa RUU Pilkada, WNI di AS Dikabarkan Tolak Ajakan Dinner SBY

Kisruh terkait pengesahan Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) tidak hanya terjadi di dalam negeri. Tapi juga di luar negeri, salah satunya di Amerika Serikat. Protes tersebut terjadi saat Presiden SBY berada di negara pimpinan Barack Obama itu.

"Baru saja saya mendapat berita bahwa SBY di demo di tempatnya menginap di Willard InterContinental Hotel, Washington D.C Amerika Serikat. Hari ini memang dia ada beberapa acara di Washington D.C," ungkap salah satu warga negara Indonesia (WNI) di AS, Made Supriatma dalam akun Facebook-nya, Minggu (28/9/2014).

Selengkapnya: Kecewa RUU Pilkada, WNI di AS Dikabarkan Tolak Ajakan Dinner SBY

2. SBY Tidak Bisa Tidur Gara-gara UU Pilkada

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) melalui DPRD telah diputuskan DPR dalam rapat paripurna RUU Pilkada Jumat 26 September lalu. Namun putusan ini mengusik lawatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait tudingan menolak usulan Pilkada langsung.

"Paling berkesan, mengubah jadwal harus pulang ke tanah air. Kalau tidak tidur cukup, itu biasa. Seperti sekarang saya pulang pasti harus tidak tidur lagi," ujar SBY di Washington DC kepada para jurnalis yang mengikuti kunjungannya di Amerika Serikat, termasuk Pemimpin Redaksi Liputan 6 SCTV, Nurjaman Mochtar, Kamis 25 September waktu setempat atau Jumat (26/9/2014) waktu Indonesia.

Selengkapnya: SBY Tidak Bisa Tidur Gara-gara UU Pilkada

3. Takut Diputus Pacar, Alasan ABG Bandung Sebar Video Mesum di FB

Dengan percaya diri E (16) menyebar video mesumnya di facebook (FB). Anak Baru Gede (ABG) putus sekolah itu beradegan mesum dengan kekasihnnya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Mokhamad Ngajib mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik, E mengaku nekat mengunggah video berdurasi 4 menit tersebut karena akan diputus oleh sang kekasih.

"Hal tersebut (menyebar video) karena tersangka akan putus oleh sang kekasih. Sebagai salah satu ancaman dengan menyebar kepada temanya. Bila tetap putus maka akan disebar lebih luas lagi," kata Ngajib kepada Liputan6.com, Minggu (28/9/2014).

Selengkapnya: Takut Diputus Pacar, Alasan ABG Bandung Sebar Video Mesum di FB

4. Hayono Isman: Pilkada DPRD Batu Loncatan Menuju Pilpres Oleh MPR

 Anggota DPR dari Fraksi Demokrat Hayono Isman menilai pengesahan UU Pilkada dengan opsi pemilihan kepala daerah melalui DPRD sebagai batu loncatan untuk membuka ruang agar pilpres mendatang dipilih oleh MPR. Bila sistem itu terjadi, menurutnya demokrasi di Indonesia makin mundur.

"Ini (pilkada via DPRD) merupakan batu loncatan pemilihan presiden melalui MPR, dan itu menurut saya adalah tindakan yang tidak menghormati demokrasi dan rakyat," kata Hayono dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (27/9/2014).

Selengkapnya: Hayono Isman: Pilkada DPRD Batu Loncatan Menuju Pilpres Oleh MPR

5. SBY: 10 Tahun Mengelola Negeri Ini, Saya Tahu Kehendak Rakyat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara tegas menyatakan dukungannya terhadap pilkada langsung. Walau mempunyai dampak negatif, menurut SBY pilkada langsung telah menjadi bagian dari sistem demokrasi yang tidak bisa dipisahkan dari rakyat.

"Saya 10 tahun saya mengelola negeri ini. Jadi tahu persis apa kehendak rakyat. Pilkada langsung yang sudah kita alami ternyata membawa ekses yang sudah kita ketahui. Ada kepala daerah jadi tersangka. Ada kepala daerah yang memerintah dari penjara," ujar SBY di Washington DC, Sabtu (27/9/2014) malam.

Selengkapnya: SBY: 10 Tahun Mengelola Negeri Ini, Saya Tahu Kehendak Rakyat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.