Sukses

Kisah Bunda Yuni si Penggagas Sekolah Merah Putih

Sebagai pendiri sekolah, Bunda Yuni sejak remaja telah biasa merawat anak-anak kurang beruntung.

Liputan6.com, Jakarta - Pukul 07.00 WIB, para siswa Sekolah Merah Putih di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan siap ikut pelajaran olah raga. Semua siswa berasal dari kalangan tidak mampu, umumnya anak-anak para pemulung, kuli bangunan dan penyapu jalan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (28/9/2014), pendiri sekolah, Raden Ayu Tri Wahyuniati Subali atau Bunda Yuni begitu dia biasa disapa, sejak remaja ia telah biasa merawat anak-anak kurang beruntung.

Bagi Bunda Yuni, ini panggilan hati. Sekolah Merah Putih berdiri 2004, di atas tanah milik pribadi. Walau sibuk sebagai notaris, Bunda Yuni tetap bisa membagi waktu mengurus Sekolah Merah Putih dibantu sejumlah sukarelawan dan guru.

Bunda Yuni mengakui, mengajak anak-anak bersekolah tidak selalu mudah. Sekarang sekitar 300 anak belajar di sekolahnya. Mempelajari materi pelajaran setara sekolah dasar hingga setara SMA.

Sejauh ini anak-anak Sekolah Merah Putih selalu lulus ujian keseteraan, dan yang terpenting anak-anak belajar dasar-dasar etika. Banyak keluarga merasakan manfaat langsung sepak terjang Bunda Yuni.

Mengelola Sekolah Merah Putih tidak mudah. Biaya operasional puluhan juta rupiah setiap bulan diperoleh dari berbagai sumber, mulai dari sumbangan donatur, dana pribadi hingga subsidi silang.

Dalam usia 63 tahun, Bunda Yuni tetap aktif di berbagai organisasi sosial. Cita-cita duta persahabatan antar agama ini, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga tidak mampu tetap punya kesempatan jadi bagian penting masyarakat. (Mut)

Baca juga:

Kebutaan Tak Menghalangi Keluarga Ini Hidup Mandiri

80 tahun Hasjim Djalal: Patriot yang Hidup Sederhana

Nenek Gendong Cucu Sejauh 5 Km Demi Sekolah

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.