Sukses

Kabut Asap, Udara di Kabupaten Siak Dinyatakan Berbahaya

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan udara di Kandis, Kabupaten Siak, Riau, di level berbahaya bagi kesehatan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kondisi udara di Provinsi Riau sejak dilanda kabut asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan provinsi tetangga kian buruk. Pada Rabu (17/9/2014), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan udara di kawasan Kandis, Kabupaten Siak, Riau, di level berbahaya bagi kesehatan.

Menurut juru bicara BNPB Agus Wibowo, partikel debu berdasarkan Indeks Standar Pengukur Udara (ISPU) berada di angka 473. Hal ini membuat kandungan oksigen sangat tipis.

"Udara di sana, berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup, berada pada level berbahaya," kata Agus melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com.

Selain di Kandis, kondisi udara di beberapa daerah Riau juga menunjukkan level tidak sehat. Pada (Rabu) pagi ada 7, sedangkan pada sorenya ada 8 daerah.

"Daerah Rumbai, Minas, Duri Camp, Duri Field, Bangko, Libo, Petapahan dan Perawang, berada di level tidak sehat. Bahkan, daerah Perawang sudah sangat tidak sehat," terang Agus.

Menurut Agus, berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, titik panas dan titik api di Sumatera masih didominasi Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Asap yang di Riau merupakan kiriman dari daerah lain.

"Di Riau terpantau 17 titik, semuanya berada di Kabupaten Rokan Hilir. Dari angka itu, yang dipercaya sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan ada 6 titik," jelas Agus.

Di Sumatera, termasuk Riau, satelit mendeteksi 284 sebaran titik panas dan api. Sebaran titik api masih banyak di Sumatera Selatan dan Jambi.

Menurut Agus, cuaca di Riau pada umumnya cerah hingga berawan dan diselimuti kabut asap. Potensi hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal diperkirakan terjadi malam hingga dini hari di wilayah Riau bagian Utara dan Barat.

"Jarak pandang di Riau, misalnya di Kota Pekanbaru berkisar 3 kilometer, Pelalawan 3 kilometer, Dumai 3 kilometer dan Rengat 3 kilometer," pungkas Agus.

Meski diselimuti kabut asap sejak beberapa hari, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II masih normal. Menurut Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II, Hasnan, semua pesawat datang dan pergi tanpa ada gangguan oleh kabut asap. "Meski lintasan diselimuti, pesawat masih bisa landing dan take off sesuai jadwal," ucap Hasnan singkat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini