Sukses

Duka Akibat Pembagian Zakat Tak Teroganisir

Para korban sebelumnya ikut antre bersama ribuan para pencari zakat lainnya yang mayoritas adalah wanita dan para lanjut usia.

Liputan6.com, Pasuruan - Duka akibat pembagian zakat yang kurang terorganisir telah beberapa kali terjadi. Beberapa tahun lalu, pembagian zakat pun sempat ricuh dan menelan banyak korban.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (30/7/2014), belasan orang yang terbaring tanpa alas adalah korban dari pembagian zakat di Rumah Haji Syaikon di Pasuruan, Jawa Timur. Sebanyak 21 orang di antaranya sudah tewas dan yang lain pingsan akibat terinjak-injak.

Para korban sebelumnya ikut antre bersama ribuan para pencari zakat lainnya yang mayoritas adalah wanita dan para lanjut usia.

Para warga dari golongan kurang mampu itu berharap mendapatkan zakat dari keluarga Haji Syaikon senilai Rp 30.000 yang dibagikan hampir tiap tahun,  tetapi kerumunan massa sulit dikendalikan karena terjadi saling dorong yang mengakibatkan banyak orang yang terinjak-injak dan tewas.

Kasus itu pun dibawa ke pengadilan karena penyelenggara pembagian zakat dianggap membahayakan jiwa orang lain. Haji Ahad Faruq, anak Haji Syaikon dinyatakan bersalah dan divonis 3 tahun penjara.

Sebelumnya di Pati, Jawa Tengah, seorang pengusaha membagikan Rp 20.000 untuk 600 orang, padahal yang datang lebih dari 1.000 orang, sehingga bisa dipastikan berujung ricuh.

Di Semarang, Jawa Tengah, seorang pengusaha minyak membagikan zakat Rp 6.000 untuk anak-anak dan Rp 12.000 untuk orang dewasa yang digelar di depan rumahnya. Lebih 3.000 orang terlibat kericuhan untuk mendapatkan belasan ribu rupiah saja.

Dan kepedihan kehilangan anggota keluarga akibat tragedi pembagian zakat juga pernah terjadi di Gresik, Jawa Timur. Pembagian zakat yang dilakukan pengusaha sarung seorang warga meninggal dan 5 lainnya luka-luka.

Korban sudah banyak jatuh akibat pembagian zakat yang tidak teroganisir seperti ini. Pembagian zakat langsung pada fakir miskin yang tampak demonstratif tidak lepas dari ketidakpercayaan warga kepada lembaga pengelola zakat. Cara inilah yang dikritisi agar seharusnya tidak dilakukan lagi.

Berbagi memang kewajiban si kaya pada si miskin, namun jika akhirnya membahayakan orang lain, apalagi sampai merenggut jiwa, maka hukuman menanti di depan mata dan pahala pun bisa berubah menjadi dosa.

Baca Juga:

Tradisi Pembagian Zakat Telan 1 Korban Tewas, JK Minta Maaf

Diduga Terinjak-injak, Seorang Anak Meninggal Saat JK Open House

JK Prihatin Meninggalnya Radika Saat Open House di Rumahnya

(Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.