Sukses

[INFOGRAFIS] Siapa Presiden Indonesia Terbaik di Film Nasional?

Setidaknya ada enam aktor yang sudah memerankan Presiden RI di lima film nasional. Siapa yang menurut kami terbaik?

Liputan6.com, Jakarta Tidak seperti di Hollywood yang bisa kapan saja dan dengan cara apa saja menggambarkan sosok presiden, tak demikian halnya di Indonesia.

Dari sekian banyak film yang sudah dibuat sineas negeri kita, film yang menggambarkan sosok presiden terbilang jarang dibuat, tak sampai sepuluh.

Kenapa demikian? Rasanya hal tersebut berkaitan dengan situasi politik kita. Selama bertahun-tahun, sistem politik Orde Baru tak memungkinkan membuat film bertema politik yang menyinggung presiden.

Akhirnya, yang dibuat adalah film dokudrama yang menyuguhkan cerita versi rezim berkuasa. Pada masa Orde Baru kita disuguhi film Janur Kuning (1979) tentang heroisme Presiden Suharto saat masih muda saat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

 

Film kolosal `Janur Kuning` mengisahkan perjuangan fisik di sekitar penyerbuan lapangan udara Maguwo oleh Belanda, dan perebutan kota Yogya yang dipimpin oleh Letkol Soeharto (diperankan Kaharuddin Syah). Tokoh inilah yang menjadi tokoh sentral dan banyak diceritakan perannya dalam perang tersebut.

Akhirnya film panjang ini lebih bersifat dokumentasi dari satu sudut pandang dengan satu tujuan: mengkultuskan Suharto sebagai yang paling berjasa dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Pengkultusan Suharto berlanjut lewat film kolosal lain yang pernah jadi tontonan wajib: Pengkhianatan G30S/PKI (1982). Film ini mengangkat kisah prahara 1965 dari sudut pandang Orde Baru. Mayjen Suharto (Amoroso Katamsi), Pangkostrad kala itu, mengambil kendali pimpinan ABRI, merencanakan serangan balik pada PKI, dan muncul sebagai pahlawan.

Film yang sama juga memperlihatkan sosok Sukarno (diperankan Umar Kayam) yang di masa itu tengah berkuasa bahkan punya serentet sebutan agung macam Paduka Yang Mulia, Pemimpin Besar Revolusi, dan presiden dengan masa jabatan seumur hidup.

Namun, film `Penghianatan G30S/PKI` adalah film versi Orde Baru. Maka, Sukarno digambarkan sebagai sosok tak berdaya di situ. Ia sakit-sakitan dan tak punya kuasa.

Meloncat ke pasca 1998, situasi politik berubah. Orde Baru diganti era Reformasi. Kebebasan berbicara, termasuk membuat film apa saja dijamin. Namun, tampaknya tetap tak mudah membuat film tentang kehidupan sosok presiden.

Walaupun kendala sensor negara tak ada lagi, sineas dihadapkan pada kendala lain: biaya. Film tentang presiden butuh penggarapan serius. Alhasil, bujet yang dibutuhkan tak sedikit. Hanya produser bermodal besar yang berani ambil risiko yang bersedia bikin film tentang presiden.

Tercatat, baru tiga film tentang presiden yang dibuat pasca 1998: Habibie & Ainun (2012, oleh MD Pictures), Soekarno (2013, oleh Multivision), dan Ketika Bung di Ende (2013, oleh Kementerian Pendidikan Nasional).

Semangat menulis ulang sejarah pasca Orde Baru menjadi pembeda film tentang presiden di era Orde Baru dengan Reformasi. Sukarno "nama baik"-nya dibersihkan lewat dua film tentangnya, `Soekarno` (karya Hanung Bramantyo) dan `Ketika Bung di Ende` (karya Viva Westy).

`Soekarno` karya Hanung bercerita tentang kepahlawanan dari tahun 1920-an hingga Proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945. Sedang `Ketika Bung di Ende` berkisah tentang Sukarno saat masa pembuangan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di situ, Sukarno merumuskan Pancasila.

Di era ini pula, kisah hidup presiden tak melulu soal perjuangan politik. `Habibe & Ainun` karya Faozan rizal mengambil sudut pandang utama kisah cinta Presiden BJ Habibie (Reza Rahadian) dengan istinya, Ainun (Bunga Citra Lestari).

 

Penonton melihat jatuh-bangun hubungan keduanya dari muda hingga tua. Ini sebuah pilihan kreatif yang tak biasa. Hasil box office ditonton 4,7 juta orang, membuktikan orang bisa juga jatuh hati pada kisah asmara seorang presiden.

Lalu, pertanyaannya, dari enam presiden yang pernah tampil di lima film nasional yang disebutkan di atas, siapa layak jadi yang terbaik? Kami sudah memilih seperti terlihat dari infografis di bawah. Siapa aktor pemeran presiden RI pilihan Anda?(Ade/Mer)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.