Sukses

Cara Nur Afifah Widyoningrum Raih Nilai UN IPS Tertinggi

Afifah menempati peringkat pertama peraih nilai UN tertinggi nasional dengan nilai 55.85.

Liputan6.com, Jakarta - Siswa peraih nilai Ujian Nasional tertinggi jurusan IPS se Indonesia, Nur Afifah Widyoningrum mengaku tidak menyangka akan menjadi peraih nilai tertinggi. Siswi SMAN 1 Yogyakarta jurusan IPS ini mengatakan, dalam menghadapi UN dia tidak menghabiskan semua waktunya untuk belajar.

Pelajar yang lahir 5 Maret 1996 di Yogyakarta ini mengaku belajar seperti siswa lainnya. Namun sebelum pelajaran sekolah dimulai, Afifah selalu menyempatkan membaca terlebih dulu materi yang akan diajarkan. Ia kembali belajar di rumah usai maghrib. Rutinitas ini selalu dilakukan setiap hari.

Sebelum UN, remaja ini mengikuti les privat. Namun orang tua justru menyarankan agar percaya kepada materi yang diberikan oleh sekolah. "Belajar sih nggak padat kok jadwalnya. Cuma sebelum pelajaran dimulai saya sekadar baca. Karena saya suka baca. Nanti habis magrib belajar lagi. Ya terserah saja pengin belajar apa," kata anak dosen UGM itu.

Afifah menempati peringkat pertama peraih nilai UN tertinggi nasional dengan nilai 55.85. Di Yogyakarta, Afifah meraih peringkat ke tiga setelah 2 teman satu sekolahnya jurusan IPA, yaitu Hashina Zulfa meraih nilai UN 57.65 dan Annisa Anidya Wedoningrum 56.10. Kedua temannya itu menjadi peringkat satu dan dua untuk jurusan IPA se Yogyakarta.

Menurut Afifah, ia gemar membaca sejak kecil. Ia juga suka membaca novel dan karya fiksi lainnya, terutama karya novelis Jodi Picoult. "Saya suka novel yang bahasa Inggris. Seperti karya Jodi Picoult setengah karyanya sudah saya baca. Karya yang The Storyteller itu cerita zaman Nazi tentang holocoust gitu. Bagus banget saya suka cara dia bercerita," katanya.

Tak hanya gemar membaca novel karya orang lain, Afifah juga menulis novel sendiri. Karyanya ini sudah diapresiasi oleh salah satu penerbit buku dan sudah tanda tangan kontrak. Namun, Afifah belum bersedia menyebut judul novel tersebut.

"Karya fiksi kok, seperti teenlite gitu ceritanya tentang kisah remaja di klub drama suatu sekolah," ujarnya.

Kebiasaan Pagi

Selain membaca novel, Afi juga memiliki kebiasaan yang kerap dilakukan pada pagi hari. Aktivitas yang diyakini sebagia penunjang prestasi itu ia lakukan sejak kecil hingga kini.

"Ibu itu selalu nyediain madu untuk anak-anaknya dari kecil itu katanya biar sehat. Khususnya saya karena saya kan sakit jadi butuh tenaga untuk aktivitas. Kata ibu sih biar stamina terjaga saja. Tapi alhamdulillah berguna banget," kata Afifah di SMAN1, Yogyakarta, Selasa (20/05/2014).

Afi menjelaskan, dirinya sangat terbantu dengan mengonsumsi madu karena jarangnya olahraga. Ia mengaku sangat jarang melakukan olah raga. Sehingga konsumsi madu menjadi hal yang harus dilakukan.

"Saya jarang olahraga juga. Jadi madu memang sangat bermanfaat selain lebih enak di badan juga lebih fokus dalam belajar," pungkas Afi.

Usai lulus UN, dia berharap dapat diterima di UGM. Ia berencana mengambil jurusan sastra Inggris. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.