Sukses

Cerita Menantu Stres Dikunjungi Ibu Mertua karena Minta Tidur di Kamar Utama

Liputan6.com, Jakarta - Konflik antara mertua dan menantu bisa terjadi karena hal yang tidak masuk akal, apalagi kalau ibu mertua turut campur di rumah tangga anaknya. Hal ini juga dialami seorang wanita asal Malaysia.

Masalah bermula ketika ibu mertuanya datang bermalam di rumahnya. Lantaran hanya tinggal sendiri di rumah setelah bercerai dari suaminya, ia kerap bosan dan akhirnya kerap menginap di rumah anak-anaknya secara bergantian.

"Giliran tidur rumah saya pun tiba. Dia lebih suka tinggal di rumah kami dibanding rumah kakak beradik lain, mungkin karena sikap suami yang baik suka melayani ibunya," ujar wanita yang tak disebutkan namanya itu, dikutip dari mStar, Senin, 5 Desember 2022.

Ia dan suami pun menyiapkan kamar tamu untuk ibu mertuanya. Ukurannya lebih kecil dari kamar utama, tetapi dinilai cukup karena ia tidur seorang diri dan tak lama menginap. Tapi ibarat "diberi hati minta jantung", sang ibu mertua bersikeras minta tidur di kamar utama yang merupakan tempat putra dan menantunya beristirahat.

"Saya bilang tidak bisa karena itu kamar pribadi kami, tapi dia tetap keras kepala, bahkan seolah sebagai pemilik kamar," ucap wanita itu.

Keesokan harinya ketika pulang kerja, ada tanda kasur di kamar utama bekas ditiduri padahal pagi-pagi sprei sudah dirapikan sebelum keluar rumah. Ia mencurigai ibu mertuanya yang masuk ke kamar tidurnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Picu Perdebatan Dunia Maya

Wanita itu kemudian mengeluhkan hal itu kepada suaminya. Tak disangka sang suami ternyata bertindak dan menyampaikan keluhan istrinya yang membuat ibu mertuanya pergi. "Suami saya berani mengatakan bahwa dia (ibunya) tidak bisa masuk ke kamar kami. Ibu mertua terus merajuk dan meninggalkan rumah kami dan kembali ke rumahnya sendiri," ungkapnya.

Menyimak cerita yang dibagikan di lini masa tersebut, sebagian besar warganet menyarankan agar istri dan ibu mertua lebih toleran. Mereka berpendapat bahwa tidak ada gunanya bertengkar dengan mertua tentang hal-hal kecil seperti itu.

"Rumah itu memang dua kamar, apa tidak ada kamar yang terhubung dengan kamar mandi? Orangtua mana yang suka kamar mandinya jauh?" sebut seorang warganet.

Tapi, tak semua sependapat. Sebagian warganet menyatakan dengan tegas bahwa kamar tidur utama adalah ruang pribadi suami istri.

"Kamar tidur laki-laki adalah ruang privat. Tak peduli ibu, ayah, anak, atau bahkan leluhur. Tak bisa masuk begitu saja, apalagi tidur,” katanya. 

3 dari 4 halaman

Cerai karena Ibu Mertua

Dari dalam negeri, konflik antara ibu mertua dan menantu bahkan sampai berakhir dengan perceraian. Cerita itu dibagikan seorang wanita di akun TikTok @indahpsptsri4.

Perempuan itu menjelaskan kisah menyesakkan yang dialami sepupunya. Saudaranya memilih bercerai dari suaminya padahal baru tiga hari menikah. Hal itu lantaran ibu mertuanya menginginkan menantu seorang dokter sedangkan ia adalah seorang pengusaha. 

Ia mengunggah video yang memperlihatkan sepupunya keluar dari pengadilan agama. Sang suami "mendiamkannya" sampai hampir satu tahun sebelum akhirnya berpisah. 

Indah juga menjelaskan sepupunya adalah wanita kuat dan mandiri. Bahkan, ia banyak membantu membiayai hidup mantan suaminya sejak masih berpacaran. "Alhamdulillah sepupuku kuat, mandiri, bisa mencari uang, bahkan bisa biayai mantan suaminya," tulis keterangan video.

Video yang diunggah itu setidaknya sudah ditonton lebih dari delapan juta kali. Tak sedikit yang bersimpati dan memberikan semangat kepada sepupu Indah. 

"semoga dipertemukan dengan yang jauh lebih baik Dan lebih sayang mbaknya," tulis seorang warganet.

"padahal mbak nya cantik bgt..." imbuh warganet berbeda.

"mbak nya sangat berkelas ya," timpal netizen.

4 dari 4 halaman

Pilih Menantu Menurut Islam

Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, ulama sekaligus cendekiawan muslim, Imam Hasan Al-Bashri mempunyai perspektif tentang tips memilih menantu idaman. Menurutnya, sebelum memilih menantu para orangtua harus menyeleksi benar calon menantunya.

Imam Hasan berpesan agar para orangtua memperhatikan ketakwaan calon menantunya. Ketakwaan yang dimaksud bukan hanya dalam artian kesalehan individual berupa ritual formal seperti ibadah wajib maupun ibadah sunnah, tetapi juga mencakup kesalehan sosial dalam konteks domestik rumah tangga. 

Pesan Imam Hasan Al-Bashri tertuang di kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali.

"Seseorang bertanya kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri, ‘Beberapa pemuda melamar anak perempuanku? Dengan siapa baiknya kunikahkan dia?’ Imam Al-Hasan menjawab, ‘(Nikahkanlah anakmu) dengan pemuda yang bertakwa kepada Allah, yang kelak jika hatinya sedang senang ia akan menghormati anakmu; dan jika sedang marah ia tidak akan menzaliminya". (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, [Beirut, Darul Fikr: 2015 M], juz II, halaman 48). 

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali mengingatkan supaya orangtua menjaga kehati-hatian dan menyeleksi dengan benar calon menantunya secara proporsional. Jangan sampai menantu yang dipilih adalah menantu yang zalim, fasik, ahli bidah, dan peminum khamar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.