Sukses

Menurunkan Berat Badan dengan Meretas Metabolisme, Diklaim Lebih Efisien Bakar Lemak

Selain menurunkan berat badan, memiliki fleksibilitas metabolisme juga diklaim bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya bukti bahwa perhitungan nutrisi secara drastis mengecewakan mereka yang ingin menurunkan berat badan membuat para ahli melirik metabolisme. Sebagaimana diketahui, itu merupakan reaksi kimia dalam sel tubuh yang mengubah makanan jadi energi.

Dengan latar belakang ini, melansir SCMP, Minggu, 27 November 2022, banyak teknologi baru memasuki pasar, mengklaim mengungkap apa yang dilakukan metabolisme tubuh saat seseorang menjalani kesehariannya. Juga, bagaimana memberikan tip tentang cara meningkatkannya.

Lakukan penyesuaian yang tepat dan Anda diklaim akan lebih mudah mengatur berat badan, menangkal penyakit, tidur lebih nyenyak, dan banyak lagi. Nasihat diet biasanya sederhana: demi mempertahankan berat badan yang sehat, kalori yang masuk dan keluar harus seimbang.

Jika makan terlalu banyak, Anda bisa membakarnya dengan berolahraga. Tapi, makanan tertentu tidak memicu respons yang sama pada semua orang. Sementara, metabolisme juga sangat kompleks.

Para ahli mencatat bahwa apa yang dilakukan seseorang pada suatu waktu biasanya memerlukan beberapa peralatan yang cukup rumit, sehingga penelitian hanya melibatkan sejumlah kecil orang. Ini umumnya dimulai dengan perhitungan kalori harian.

Saran umum menyarankan bahwa pria harus mengkonsumsi 2.500 kalori dan wanita 2.000 setiap hari. "Tapi itu hanya tebakan," kata ahli epidemiologi Tim Spector di King's College, London.

Salah satu standar emas untuk melihat apa yang dilakukan metabolisme seseorang adalah menempatkannya di ruangan tertutup, memompa udara segar, lalu terus-menerus menganalisis jumlah karbon dioksida dan oksigen. Itu karena oksigen digunakan sel-sel tubuh saat mereka bekerja, menghasilkan karbon dioksida yang akhirnya dihembuskan.

Ketika Spector menghabiskan 24 jam di ruang metabolisme seperti itu, ia menemukan bahwa jumlah kalori yang terbakar saat tidak melakukan apapun adalah kurang dari 1.600. "Jika saya menjalani diet 2.500 kalori, akan sangat sulit bagi saya menyeimbangkannya setiap hari," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Reaksi yang Bervariasi

Lalu, apakah berolahraga akan membantu menyingkirkan 900 kalori ekstra? Ternyata tidak semudah itu. Dalam beberapa tahun terakhir, Herman Pontzer, profesor antropologi evolusioner dan kesehatan global di Duke University, Amerika Serikat (AS), dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian terhadap orang Hadza di Tanzania.

Mereka menjalani gaya hidup pemburu-pengumpul yang sangat aktif, dan menemukan bahwa, terlepas dari aktivitas ini, mereka membakar kalori yang sama dengan seseorang yang duduk di meja sepanjang hari. Dengan kata lain, Anda tidak bisa berlari lebih cepat dari diet yang buruk.

Ketika berbicara tentang makanan, temuannya bahkan lebih mengejutkan. Karya Spector dan lainnya telah menunjukkan bahwa jika dua orang, bahkan kembar identik, makan makanan yang sama, reaksi tubuh mereka bisa sangat bervariasi.

Seseorang mungkin mengalami lonjakan glukosa yang besar setelah mengonsumsi pisang, diikuti penurunan gula dan rasa lapar yang menyertainya. Sedangkan yang lain hanya akan melihat kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah, lalu merasa kenyang sampai makan siang.

Jelas bahwa setiap individu memiliki metabolisme yang berbeda, dan mungkin merespons secara berbeda pada waktu yang berbeda dalam sehari. Terlebih, ide tradisional tentang bagaimana menjaga metabolisme tetap tidak akan berhasil. Maka, tidak mengherankan jika orang beralih ke teknologi yang dapat membantu mereka lebih memahami apa yang sedang terjadi.

3 dari 4 halaman

Memanfaatkan Teknologi

Salah satu inovasi perangkatnya adalah Lumen. Seperti perusahaan nutrisi pribadi Spector, Zoe, hal pertama yang dilakukan Lumen adalah membuang konsep penghitungan kalori.

"Diet murni yang dikontrol kalori tidak berhasil," kata Spector. Sebaliknya, perusahaan berfokus pada makronutrien, komponen inti dari makanan kita, khususnya protein, lemak, dan karbohidrat, dua yang terakhir adalah satu-satunya jenis bahan bakar yang dapat digunakan tubuh.

Protein penting untuk membangun otot, tapi tidak digunakan sebagai sumber energi langsung, kecuali dalam kasus ekstrem di mana semua simpanan karbohidrat dan lemak yang tersedia telah digunakan. Jika karbohidrat, yang ada dalam darah sebagai glukosa, tersedia, tubuh akan lebih memilih membakarnya daripada lemak.

"Segala sesuatu di tubuh Anda dirancang untuk mencegah Anda membakar lemak," kata Spector. Metabolisme lemak sulit bagi tubuh, membutuhkan lebih banyak reaksi kimia daripada metabolisme karbohidrat, sehingga menyediakan lebih sedikit energi dalam jumlah waktu yang sama.

Ini adalah konsep kunci di balik sistem Lumen, yang dirancang saudara kembar Merav dan Michal Mor, keduanya ahli fisiologi dan atlet ketahanan. Si kembar ingin menemukan cara meretas metabolisme untuk meningkatkan kemampuan dalam membakar lemak, sehingga dapat mengisi bahan bakar tubuh dengan lebih baik.

Mereka segera menyadari ini mungkin juga berguna bagi siapa saja yang ingin meningkatkan metabolisme tubuh. Lumen mengklaim dapat memantau apakah tubuh Anda membakar karbohidrat atau lemak secara real time dan melatihnya untuk beralih di antara keduanya, membakar lemak saat menginginkannya dan menggunakan karbohidrat hanya saat Anda membutuhkan energi sekali pakai.

4 dari 4 halaman

Mendorong Fleksibilitas Metabolisme

Itu bekerja dengan memantau jumlah karbon dioksida dan oksigen dalam napas Anda, mereplikasi tes metabolisme yang sampai sekarang hanya tersedia di laboratorium. Keakuratan perangkat diverifikasi versi lab dalam studi kecil yang ditinjau rekan sejawat.

Selain menurunkan berat badan, mampu beralih antara membakar lemak dan karbohidrat juga tentang fleksibilitas metabolisme yang akhirnya bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tercatat bahwa orang yang fleksibel secara metabolik mengandalkan lemak setelah tidak makan selama beberapa jam, kemudian beralih ke karbohidrat setelah makan.

Mereka merasa lebih mudah membakar karbohidrat yang tersedia dan beralih kembali ke lemak bila perlu. Yang penting, kemampuan beralih di antara keduanya adalah penanda kesehatan metabolisme secara keseluruhan.

Pertanyaannya kemudian menjadi, apakah kita dapat membantu orang untuk meningkatkan fleksibilitas metabolisme mereka, kata ahli fisiologi integratif Audrey Bergouignan di University of Colorado, Denver. Di sinilah Lumen bertujuan membantu.

Demi mendorong fleksibilitas metabolisme, Lumen akan menyarankan asupan rendah karbohidrat jika Anda bangun dengan membakar karbohidrat. Setelah lebih baik dalam membakar lemak, itu akan merekomendasikan hari-hari tinggi karbohidrat untuk menjaga metabolisme Anda tetap berjalan, membuat perubahan penting itu.

Fleksibilitas metabolisme juga bisa diperbaiki dengan olahraga secara teratur. Puasa yang bertanggung jawab pun jadi cara lain untuk meningkatkan fleksibilitas metabolisme, memberi tubuh Anda cukup waktu untuk membakar semua glukosa darah dari karbohidrat dan beralih menggunakan lemak.

Tubuh Anda tidak membutuhkan energi dalam jumlah besar di malam hari, jadi Lumen akan menyarankan Anda berhenti makan beberapa jam sebelum tidur. Singkatnya, memahami tubuh secara real time merupakan kunci pemanfaatan Lumen dalam menurunkan berat badan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.