Sukses

Maskapai India Dikritik karena Larang Pramugari Tampil dengan Rambut Beruban

Aturan ketat maskapai Air India mencakup lima halaman yang didedikasikan untuk gaya rambut saja, termasuk soal tampilan rambut beruban.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Air India dikritik atas pedoman penampilan baru untuk pramugarinya. Aturan ketat mencakup lima halaman yang didedikasikan untuk gaya rambut saja, melansir DW, Minggu (27/11/2022).

Sementara, bagian lain mendikte pedoman ketat untuk apa yang boleh dipakai staf di hotel. Semua awak kabin telah diberitahu untuk secara teratur mewarnai rambut beruban, menurut sebuah dokumen yang diterbitkan NDTV.

Bagi kru dengan "rambut keriting," mereka wajib menjalani perawatan perataan atau relaksasi rambut. "Rambut bergelombang, keriting, dan keriting tidak boleh dibiarkan tergerai," kata pedoman itu, menambahkan, "Gaya rambut lebat, sulit diatur, dan tidak pantas, tidak diizinkan."

Poni dan poni samping juga dilarang. Potongan rambut dan wig hanya boleh dipakai jika ada "alasan medis" dan jika mendapat izin tertulis dari maskapai. "Kru dengan dahi yang sangat besar atau garis rambut yang sedikit harus menata rambut depan dengan sapuan samping dan harus menutupi garis rambut yang surut," sambung pedoman tersebut.

Pria dengan bintik-bintik botak atau garis rambut surut juga diinstruksikan untuk "tetap terlihat botak." "Kepala harus dicukur setiap hari untuk tampilan yang bersih," bunyi buku pegangan itu. Jenggot juga dilarang, kecuali mereka penganut Sikh.

Tindik hidung tidak diperbolehkan. Jenis perhiasan keagamaan tertentu juga tidak diperbolehkan. "Koora pernikahan, benang agama, benang hitam, manik-manik di pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lengan bawah tidak diizinkan," demikian bunyi buku panduan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aturan yang Diperlukan?

Awak kabin yang sedang cuti, tapi bepergian dengan Air India juga dilarang mengenakan rok pendek, hot pants, dan celana jins robek. Pedoman baru ini pun memicu perdebatan online, dengan beberapa pengguna mengkritik aturan tersebut sebagai seksis. Yang lain keberatan dengan pembatasan perhiasan keagamaan.

Kantor berita ANI, mengutip sumber Air India yang tidak disebutkan namanya, membela aturan baru yang diperlukan untuk bersaing di panggung internasional.

"Air India adalah satu-satunya maskapai di negara yang telah melayani dunia selama beberapa dekade. Representasi dan citra kru tidak sesuai standar internasional. Manajemen baru ingin mengubah persepsi tersebut," salah satu sumber maskapai mengklaim.

Di sisi lain,  maskapai baru India, Akasa Air, justru sempat mencuri perhatian lewat desain seragam awak kabin mereka. Pihaknya tidak lagi mengikuti pakem yang ada, yakni pramugari mengenakan rok, sari, dan sepatu hak, melainkan menciptakan gaya lebih kasual.

Inovasinya juga memasukkan semangat ramah lingkungan, yakni menggunakan material hasil daur ulang sampah laut. Mengutip Conde Nast Traveller, seragam yang didesain Rajesh Pratap Singh itu mengambil inspirasi dari bandhgala: setelan formal dengan leher tertutup khas negara bagian Jodhpur, India. 

3 dari 4 halaman

Material Daur Ulang

Desain itu memungkinkan seragam para awak kabin terkesan lebih menyenangkan, praktis, dan baik untuk Bumi. Awak kabin akan mengenakan setelan celana sporty hitam, atasan berwarna oranye, dan jaket yang nyaman selama penerbangan.

Material seragam terbuat dari poliester hasil daur ulang botol plastik PET hasil pengumpulan sampah laut. Materialnya lentur untuk menjamin kenyamanan para pramugari selama jadwal penerbangan yang sibuk.

Seragam juga dilengkapi sneakers buatan brand lokal India, Vania Moon. Sepatu dengan logo A itu disebut ringan dan memiliki bantalan ekstra dari ujung jari hingga tumit. Fungsinya mendukung aktivitas pramugari yang berdiri dan berjalan dalam waktu lama. Sol sneakers itu terbuat dari karet daur ulang dan diklaim tanpa plastik sama sekali.

Seragam yang simpel dan nyaman itu diapresiasi positif mayoritas warganet. Utamanya mereka menyoroti sneakers resmi para awak kabin. "Terlihat nyaman dan trendi. Sepatu kasualnya mempermudah untuk bekerja, berjalan dan melompat. Seseorang benar-benar memikirkan kenyaman kru sebelum mendesain seragam. Khususnya sepatu ketika berjalan dengan sepatu hak menyakitkanmu karena jauhnya pintu keberangkatan di Bandara Delhi Mumbai," tulis seorang warganet.

4 dari 4 halaman

Maskapai Lain

Di India, Akasa Air mungkin yang pertama. Tapi, banyak maskapai lain sudah lebih dulu mengutamakan kenyamanan seragam awak kabin mereka. Maskapai Ukraina, SkyUp Airlines telah memensiunkan penggunaan sepatu hak tinggi dan rok pensil setelah menerima masukan dari salah satu karyawan mereka.

Para awak kabin kini mengenakan sneakers Nike, seragam oranye oversized, dan scarf sutra. Dua maskapai yang diluncurkan semasa pandemi, Play dari Islandia dan ITA Italia, juga menormalisasi seragam yang nyaman dengan menghadirkan sweater dan celana untuk kru lelaki dan perempuan.

Begitu pula dengan maskapai domestik Korea Selatan yang memperkenalkan sneakers dan kaus sebagai seragam mereka. Dari dalam negeri, maskapai Super Air Jet juga mengadopsi gaya busana milenial.

Desainnya mengadaptasi model semi jaket lengan panjang berkerah pendek dan digulung hingga pergelangan tangan. Bahannya tebal dan menggunakan resleting. Celana panjang model lurus mirip celana kargo dilengkapi karet elastis pada ban pinggangnya. 

Warna krem pun dipilih untuk memberikan kesan natural, hangat, bersahabat, dan enerjik. Dilengkapi dengan sneaker, yang disebut "jenis sepatu paling populer di kalangan anak muda."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.