Sukses

Raja Charles III Ungkap Nama Panggilan Mendiang Ratu Elizabeth II dari Nelson Mandela

Raja Charles III baru-baru ini bertemu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam kunjungan diplomatik selama tiga hari di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Raja Charles III baru-baru ini bertemu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam kunjungan kenegaraan pertama pemerintahan raja Inggris baru sepeninggal mendiang Ratu Elizabeth II. "Afrika Selatan, seperti persemakmuran, selalu jadi bagian dari hidup saya," kata Charles dalam pidato perjamuan kenegaraan untuk menghormati presiden Afrika Selatan.

Mengutip People, Kamis (24/11/2022), di kesempatan itu, Raja Charles III merenungkan pemerintahan ibunya yang luar biasa. Raja berusia 74 tahun itu berbicara tentang pidato Ratu di Afrika Selatan, 75 tahun lalu.

Raja memulai dengan menyapa para tamu dalam beberapa bahasa Afrika yang berbeda, termasuk "Ndaa" atau "halo" yang hangat dalam bahasa Venda, yang diucapkan Ramaphosa.

"Ibu saya sering mengingat kunjungannya (ke Afrika Selatan) pada 1947. Dari Cape Town pada hari ulang tahunnya yang ke-21, ia menjanjikan hidupnya untuk melayani," kata Charles, merujuk pada siaran radio yang banyak dikutip ketika mendiang Ratu masih dikenal sebagai Putri Elizabeth.

Dalam salah satu kunjungan Charles sendiri ke Afrika Selatan, pada 1997, ia mengatakan Presiden Mandela sempat mengungkap bahwa ia telah menganugerahkan nama khusus untuk Ratu Elizabeth II, yaitu Motlalepula. Nama tersebut memiliki arti "datang bersama hujan."

"Saya telah diyakinkan bahwa ini adalah tanda kasih sayang khusus yang dirasakan Presiden Mandela terhadap Ratu daripada komentar tentang kebiasaan Inggris membawa cuaca kami bersama kami!" Charles melanjutkan, melontarkan lelucon tentang cuaca negaranya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hubungan Inggris-Afrika Selatan

Di sela-sela pertemuan tersebut, Raja Charles III mengungkap tekad menginspirasi orang-orang di Afrika Selatan untuk melanjutkan warisan para pendahulunya yang telah membangun demokrasi. Namun, ia juga menyinggung hubungan Inggris dengan Afrika Selatan yang telah berlangsung berabad-abad.

"Meski ada unsur-unsur sejarah yang menimbulkan kesedihan mendalam, penting bagi kita untuk berusaha memahaminya," sebut Charles, tampaknya mengacu pada masa lalu kolonial yang bermasalah.

"Seperti yang saya katakan pada para pemimpin Persemakmuran awal tahun ini, kita harus mengakui kesalahan yang telah membentuk masa lalu kita jika kita ingin membuka kekuatan masa depan kita bersama," tambahnya.

Charles menambahkan, itu dilakukan demi menemukan kerja sama dua negara yang lebih mendalam. Ini termasuk berinvestasi dalam potensi masing-masing dan menghadapi tantangan dunia bersama sebagai mitra, dan "sebagai teman, berjuang untuk kesetaraan, keadilan, serta keadilan." 

3 dari 4 halaman

Minta Dukungan

Sebelumnya pada hari itu, Raja Charles, Permaisuri Camilla, dan Presiden Ramaphosa mengunjungi Picture Gallery istana bersama-sama, melihat barang-barang dari koleksi kerajaan yang berkaitan dengan Afrika Selatan. Di antara barang-barang yang ditampilkan adalah teks pidato ikonis yang dibuat Ratu Elizabeth pada hari ulang tahunnya yang ke-21, bersama foto hitam putih.

Dalam pidato radio khusus dari Cape Town, bangsawan itu menjanjikan hidupnya untuk mengabdi. "Saya menyatakan di hadapan Anda semua bahwa seluruh hidup saya, apakah itu panjang atau pendek, akan dikhususkan untuk melayani Anda dan keluarga kekaisaran besar kita yang jadi milik kita semua," katanya saat itu.

"Tapi, saya tidak akan memiliki kekuatan untuk melaksanakan resolusi ini sendirian, kecuali jika Anda bergabung dengan saya, dan saya undang Anda untuk melakukannya bersama. Saya tahu bahwa dukungan Anda akan diberikan tanpa henti. Tuhan, bantu saya memenuhi sumpah saya, dan Tuhan memberkati Anda semua yang bersedia berbagi di dalamnya," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Peran Penasehat Kerajaan

Selain kunjungan negara pertama, belum lama ini, Raja Charles III juga merayakan ulang tahun ke-74. Kesempatan ini dirayakan untuk pertama kalinya sejak naik takhta.

Melansir Daily Mail, baik akun Twitter Pangeran dan Putri Wales maupun Royal Family, mengucapkan banyak selamat pada Raja. Diperkirakan bahwa ia akan menandai kesempatan itu secara tertutup setelah kematian ibunda tercinta Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022.

Berbagi foto Raja tersenyum, Pangeran dan Putri Wales menulis, "Mengucapkan selamat ulang tahun untuk Yang Mulia Raja!" dengan Royal Family mengunggah jepretan foto Raja yang mencolok. Raja baru tercatat tidak tampil di depan umum di hari ulang tahunnya.

Namun, ada perayaan publik dengan Band of the Household Cavalry yang menampilkan lagu Selamat Ulang Tahun selama upacara Pergantian Penjaga di Istana Buckingham. Salut senjata juga ditembakkan di seluruh ibu kota untuk menghormati hari ulang tahun Raja Charles III setelah naik takhta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.