Sukses

Fesyen Jadi Penyumbang Terbesar Ekspor Ekonomi Kreatif, Ungguli Kriya dan Kuliner

Subsektor fesyen masih menjadi andalan ekspor ekonomi kreatif Indonesia dengan nilai kontribusi sebesar 61,6 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkap bahwa subsektor fesyen menempati peringkat pertama dalam kontribusi nilai ekspor ekonomi kreatif (ekraf) nasional pada 2022. Subsektor fesyen mencatat nilai kontribusi sebesar 61,6 persen.

Sementara, peringkat kedua diisi subsektor kriya sebesar 30,95 persen dan ketiga subsektor kuliner 6,76 persen. "Subsektor fesyen menciptakan lapangan kerja sekitar 2 juta dari seluruh rangkaian rantai pasok ekosistem fesyen," ungkap Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin (21/11/2022).

Ekonomi kreatif Indonesia menempati posisi ketiga dalam daftar industri kreatif maju di tingkat global. Urutan pertama diduduki Amerika Serikat (AS), lalu disusul Korea Selatan (Korsel).

Adapun AS berada di peringkat pertama karena produksi film-film Hollywood hingga menjadi pusat musik dunia. Sedangkan Korsel melalui drama korea (drakor) hingga musiknya yang populer, K-Pop.

Indonesia yang menempati urutan ketiga, menurut Sandiaga, karena memiliki drama horor (drahor) dan D-Kop alias dangdut koplo. Karena itu, ia mengajak semua pihak mendukung produk ekonomi kreatif, khususnya kuliner, kriya, dan fesyen.

Menurutnya, ketiga subsektor tersebut sangat potensial untuk didorong ke kancah global. Keterlibatan produk ekonomi kreatif Indonesia di perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pun diklaim sangat ditonjolkan pemerintah.

Tidak kurang dari 20 UMKM dengan kekayaan intelektualnya memasok suvenir resmi KTT G20 dari seluruh wilayah di Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suvenir KTT G20

Sandi berkata, "Saat gala dinner (KTT G20), kuliner Indonesia bisa kita banggakan. Saat mereka (pimpinan negara G20) masuk area gala dinner, semua menggunakan kain endek hasil dari Pak I Wayan Koster dan ibu."

"Bagaimana pemimpin dunia dengan ganteng dan kerennya menggunakan kain endek warna merah. Ini menunjukan kita tidak hanya memiliki produk ekonomi kreatif (berstandar nasional), tapi juga berkelas dunia," ujarnya.

Beberapa hari sebelumnya, Sandiaga mengatakan bahwa ia akan mengusulkan adanya Hari Ekonomi Kreatif Nasional ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini merupakan bentuk dukungan dari pemerintah pada pelaku UMKM dan ekonomi kreatif.

Hal tersebut disampaikan Sandi saat menghadiri acara fashion show bertajuk "Future SMEs Villlage: Local Wisdom for Global Sustainability," salah satu side event G20 yang diselenggarakan di Bali Collection pada 10--19 November 2022. Terkait tanggalnya sendiri, ia akan mengacu pada diterbitkannya Undang-Undang nomor 24 tahun 2019.

"Jadi ini yang dipilih teman-teman pentaheliks dan pemerintah," ungkapnya, melansir kanal Global Liputan6.com.

3 dari 4 halaman

Nilai Ekspor Fesyen

Lebih lanjut, Sandiaga menambahkan bahwa kini Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GeKrafs) telah tersebar di 36 enam provinsi dan 216 kabupaten/kota, beranggotakan 23 ribu anggota yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.

"Kami sangat mendukung, bersama pemerintah dan Gekrafs, kita bisa menjadi juara dunia, jangan (hanya) jago kandang. Kita akan terus fasilitasi," tegasnya.

Sandiaga juga mengatakan, nilai industri fashion di Indonesia sangat tinggi. Tahun lalu, nilai ekspornya mencapai 25 miliar dolar AS dan tahun ini mencapai 15 miliar dolar AS. Sementara itu, dipastikan tahun depan nilainya mencapai 25 miliar dolar AS.

"Kalau dinominalkan, nilainya fantastis, yaitu Rp 200 triliun lebih. Ekonomi kreatif merupakan pencipta lapangan pekerjaan yang sangat luas," ujarnya.

Setelah penyelenggaraan KTT G20 pada 15--16 November 2022, salah satu side event yang masih berlangsung adalah SMEs Future Village, pameran UMKM dari produk lokal yang berkualitas. Side event ini mengambil tema "Future SMEs Village, Local Wisdom for Global Sustainability."

Acara ini merupakan bentuk kepedulian dari Kementerian Koperasi dan UMKM terhadap pengusaha lokal dan perajin dalam negeri.

 

4 dari 4 halaman

Berkumpul dan Berinteraksi

Adapun, acara ini memiliki tujuan utama memamerkan hasil karya anak bangsa demi bisa merambah pasar global. Harapannya, mereka dapat unjuk gigi dan memamerkan karya mereka pada delegasi maupun tamu-tamu yang hadir dalam ajang KTT G20 tahun ini.

Pada momen tersebut, para pelaku usaha berkesempatan menunjukkan keragaman budaya lokal. Lebih dari 20 peserta turut ambil bagian dalam kegiatan ini dalam berbagai bidang, mulai dari kuliner, musik, hingga inisiasi ramah lingkungan.

Future SMEs Village yang berlokasi di area Bali Collection Nusa Dua pun dijadikan pusat para delegasi G20 untuk berkumpul dan berinteraksim, serta menikmati ciptaan karya terbaik Nusantara.

Di acara ini, para delegasi dapat menikmati Future Mobility, Future Craft, Future Fashion, Future Food, dan Future Wellness. Juga, terdapat berbagai pertunjukan tradisional dan kontemporer, serta arsitektur berbahan bambu selama pelaksanaan Future SMEs Village

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.