Sukses

Ganggu Awak Kabin Berkali-kali, Penumpang Masuk Daftar Hitam Maskapai Singapore Airlines

Setelah masuk daftar hitam, penumpang pria itu tidak diizinkan menggunakan layanan penerbangan Singapore Airlines.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang merekam insiden di penerbangan Singapore Airlines (SIA) SQ711 dari Bangkok menuju Singapura pada Selasa, 8 November 2022, menjadi viral. Dalam video tersebut, seorang penumpang pria berbaju merah berlaku kasar pada awak kabin saat ditegur.

Pria tersebut terekam berbicara kasar saat meminta sebotol air pada salah satu staf. Sebelumnya, ia berkali-kali meminta minuman beralkohol yang kemudian ditolak awak kabin demi alasan keselamatan penumpang pesawat lain.

Pria rambut pirang tersebut langsung diserahkan kepada polisi bandara begitu sampai di Bandara Changi, Singapura. Juru bicara SIA menyebutkan pria tersebut diizinkan untuk melanjutkan penerbangannya  setelah diberi peringatan lisan. Saat itu, dia tampak tenang dan setuju berperilaku baik di penerbangan selanjutnya, yakni SQ352 rute Singapura - Kopenhagen, pada Rabu, 9 November 2022.

Namun, ketika naik, pria tersebut kembali mengganggu lagi. Dia menabrak seorang awak kabin.

"Dalam satu kejadian, penumpang menjadi agresif dan memukul seorang awak kabin. Namun, awak kabin kami akhirnya berhasil menenangkan penumpang," ujar juru bicara SIA, dilansir dari Asia One pada Selasa, 15 November 2022. Kru kabin yang diserang kemudian mendapatkan perawatan medis, tetapi dikonfirmasi bahwa ia tidak mengalami luka serius.

Penumpang pria yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya diputuskan masuk daftar hitam maskapai. Ia tidak lagi diizinkan menggunakan seluruh layanan penerbangan Singapore Airlines

“Singapore Airlines memperhatikan kesejahteraan staf dan pelanggan kami dengan serius. Kami akan mengambil tindakan yang tepat terhadap setiap penumpang yang mungkin membahayakan keselamatan staf dan pelanggan kami," tambah juru bicara SIA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Lain

Singapore Airlines bukan sekali menghadapi kasus penumpang bermasalah. Pada September 2022, maskapai berbendera Singapura itu menerima ancaman bom dari San Franscisco saat pesawat SQ33 membawa 209 penumpang dan 17 awak kabin akan mendarat di Singapura.

Seorang pria warga negara asing berusia 37 tahun ditangkap karena diduga menyebarkan ancaman bom tersebut. Langkah pengamanan langsung diaktifkan dengan menerbangkan pesawat jet tempur mengawal pesawat tersebut.

Setelah diselidiki, diduga ancaman bom tersebut adalah palsu. "Ancaman itu diverifikasi sebagai palsu, dan orang yang mencurigakan telah ditangkap," kata pihak maskapai, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Penyelidikan awal polisi menunjukkan bahwa penumpang diduga mengklaim terdapat bom di tas jinjing, dan telah menyerang kru. Setelah itu, kru menahan pria tersebut dan dibantu ditangkap oleh polisi.

"Dia ditahan kru dan kemudian ditangkap, karena dicurigai mengonsumsi obat-obatan terlarang," tambahnya. Mereka yang terbukti klaim palsu tentang tindakan terorisme dapat dihukum denda maksimum 500.000 dolar Singapura atau hukuman penjara maksimum 10 tahun atau keduanya. Pihak maskapai pun meminta maaf kepada penumpang lain yang terdampak.

3 dari 4 halaman

Sabuk Pengaman

Pada waktu berbeda, serombongan penumpang pesawat maskapai Scoot yang masih satu grup dengan Singapore Airlines berulah saat pesawat akan mendarat. Insiden itu terjadi karena mereka yang berangkat dari Bali itu menolak mengencangkan sabuk pengaman saat pesawat akan mendarat di Singapura pada Senin, 14 November 2022.

Perilaku tak patuh penumpang itu memaksa kapten pesawat TR285 itu 'menghentikan pendekatan' ke Singapura karena alasan keamanan. Hal itu disampaikan maskapai dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 15 November 2022, dikutip dari laman Chanel News Asia, Rabu, 16 November 2022.

"Penerbangan mendarat dengan selamat pada pendekatan kedua di Bandara Changi tanpa insiden lebih lanjut, dan penumpang yang terlibat dikawal turun dari pesawat oleh otoritas bandara untuk penyelidikan lebih lanjut," lanjut keterangan pihak maskapai.

Insiden tersebut terekam dalam sebuah video warga yang diunggah ke Tiktok @audikhalid. Dalam video tersebut terekam suara seorang pria yang kemungkinan pilot, terdengar memberi tahu penumpang bahwa dia 'secara hukum tidak dapat mendaratkan pesawat jika kabinnya tidak diamankan'.

"Kami menunda pendekatan ke Bandara Changi, Singapura, karena saya telah diberitahu bahwa masih ada penumpang di pesawat yang duduk tidak menggunakan sabuk pengaman. Secara hukum tidak dapat mendaratkan pesawat jika kabinnya tidak diamankan," dikutip dari video TikTok tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Gontok-gontokkan di Pesawat

Sementara pada Oktober 2022, maskapai penerbangan Turkish Airlines mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu, Medan, setelah dikabarkan seorang penumpang melakukan kekerasan pada salah satu kru kabin dalam keadaan mabuk.  Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menyebutkan, pendaratan pesawat awalnya akan dilakukan pukul 18.05 WIB. Namun, karena ada kasus tersebut jadwal itu berubah menjadi pukul 19.05 WIB akibat adanya insiden.

Ulah WNI tersebut juga memancing amarah penumpang lain di dalam Turkish Airlines. "Akibat dari pemukulan kepada kru/pramugara sehingga memancing amarah penumpang lainnya untuk memukul penumpang WNI yang mabuk sampai mengalami luka-luka," tambah Zulpan, dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (15/11/2022). 

Namun, penumpang yang bernama M. Jhon Jaiz Boudewijn mengklaim pihaknya diserang lebih dulu oleh awak kabin. Hal itu bermula dari pertanyaan atas ketentuan membawa binatang peliharaan (pet) ke dalam kabin pesawat. Karena keluhan tersebut tidak ditanggapi, terduga pelaku kemudian menunjukkan perilaku yang mengganggu kenyamanan penumpang maupun kru kabin selama penerbangan berlangsung. Ia akhirnya diamankan karena menimbulkan keributan dalam pesawat Turkish Airlines.

Pihak maskapai lalu menurunkan penumpang itu secara paksa di Bandar Udara Kualanamu. Menurut pihak Turkish Airline, tindakan tersebut dilakukan agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan serta kenyamanan penumpang dan kru di dalam pesawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.