Sukses

Aktivis Lingkungan Blokir Landasan Jet Pribadi di Bandara Schriphol Amsterdam

Ratusan aktivis iklim mencoba menghentikan jet pribadi yang akan lepas landas.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan aktivis iklim melanggar landasan pacu pada Sabtu, 5 November 2022 di bandara Schiphol Amsterdam. Mereka mencoba menghentikan jet pribadi lepas landas, dalam sebuah demonstrasi terbaru yang bertujuan untuk menarik perhatian tentang krisis iklim. 

Dikutip dari CNN, Minggu (6/11/2022), melalui keterangan pers, Greenpeace Belanda mengatakan lebih dari 500 aktivis Greenpeace dan Extinction Rebellion berada di bandara, salah satu yang terbesar di Eropa, pada Sabtu sore. Seorang juru bicara pasukan keamanan Schiphol, Robert Kapel tidak dapat mengkonfirmasi secara tepat angka itu.

"Ada lebih dari 300 aktivis, juru bicara The Royal Netherlands Marechaussee, pasukan militer yang menjaga bandara," Robert Kapel mengatakan kepada CNN.

Demonstrasi tersebut termasuk berskala besar tetapi lalu lintas udara tidak terpengaruh karena landasan pacu secara eksklusif digunakan untuk jet pribadi dan tidak ada penerbangan yang dijadwalkan hingga Sabtu malam. "Pagi ini para aktivis berkumpul di hutan terdekat, membawa bendera dan spanduk dengan slogan-slogan seperti 'SOS untuk iklim' dan 'Jangan terbang lagi.' Pada saat yang sama kelompok lain mencapai bandara dari arah berlawanan dengan sepeda," kata Greenpeace.

Gambar dari Greenpeace menunjukkan ribuan demonstran duduk di landasan dengan beberapa pesawat di landasan. Foto juga menunjukkan demo di dalam terminal bandara Schriphol.

Lebih dari 100 penangkapan dan terus bertambah telah dilakukan sejauh ini. Kapel menambahkan bahwa menurutnya semua penangkapan dilakukan pada pukul 10 malam waktu setempat, yaitu saat dia mengatakan penerbangan pertama dijadwalkan lepas landas. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tuntutan Demonstran

Sementara itu, pasukan keamanan telah memblokir daerah itu dan membuatnya tidak dapat diakses dari bagian lain bandara. "Para pengunjuk rasa berencana untuk menahan lalu lintas udara dari terminal jet pribadi selama mungkin," sebut Dewi Zloch, juru bicara Greenpeace Belanda dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan, Bandara seharusnya mengurangi pergerakan penerbangannya, tetapi malah membangun terminal baru. Elit kaya menggunakan lebih banyak jet pribadi daripada sebelumnya, yang merupakan cara paling berpolusi untuk terbang.

"Ini tipikal industri penerbangan, yang tampaknya tidak melihat bahwa hal itu membahayakan orang dengan memperburuk krisis iklim. Ini harus dihentikan. Kami menginginkan lebih sedikit penerbangan, lebih banyak kereta api, dan larangan penerbangan jarak pendek dan jet pribadi yang tidak perlu," sebutnya lagi.

Greenpeace memperingatkan pihak berwenang akan ada semacam tindakan di Schiphol beberapa minggu sebelumnya, Zloch, yang berada di tempat kejadian, mengatakan kepada CNN. Mereka tidak mengungkapkan lokasi pastinya, tambahnya. 

 

3 dari 4 halaman

Gerakan Serupa

CEO Bandara Schiphol Ruud Sondag mengatakan para aktivis harus merasa diterima. "Tetapi mari kita menjaga hal-hal sipil," katanya.

Dia menanggapi surat sebelumnya dari Greenpeace dan menyatakan tujuannya adalah untuk mencapai bandara bebas emisi pada tahun 2030 dan penerbangan netral iklim pada 2050. "Namun, ini hanya mungkin jika kita semua bekerja sama”, kata Sondag dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Jumat.

"Bersatu untuk lingkungan kita, pemerintah, dan untuk masyarakat, hukum yang jelas, peraturan, dan izin yang tepat adalah suatu keharusan. Kami butuh kejelasan tentang itu segera," tambahnya.

Di tempat lain di Eropa, dua aktivis iklim ditangkap di Madrid di Spanyol setelah mereka masing-masing menempelkan salah satu tangan mereka ke bingkai dua lukisan Goya di Museum Prado pada hari Sabtu. Tidak ada kerusakan yang nyata pada lukisan-lukisan itu, tetapi para tersangka didakwa dengan gangguan dan kerusakan publik, kata kantor pers Kepolisian Nasional Spanyol untuk Madrid kepada CNN.

"Tersangka, dua wanita Spanyol, menulis "+1,5C" di dinding di antara karya seni, yang merupakan mahakarya Goya "Las Majas," menurut polisi. 

 

4 dari 4 halaman

Penangkapan Polisi

Sebagai infoormasi, Futuro Vegetal, sebuah kelompok aktivis Spanyol, men-tweet video tentang protes museum. Kelompok ini bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Kelompok tersebut menggambarkan diri mereka sebagai kumpulan pembangkangan sipil dan tindakan langsung dalam memerangi Krisis Iklim melalui penerapan sistem penanaman pangan berbasis tanaman. "Pekan lalu PBB mengakui ketidakmungkinan menjaga diri kita di bawah batas kenaikan, dari Kesepakatan Paris, suhu 1,5 derajat (C), sehubungan dengan tingkat pra-industri," tulis Futuro Vegetal dalam tweet-nya.

Penjaga keamanan di Prado dengan cepat memberi tahu Polisi Nasional, yang memiliki unit didedikasikan untuk melindungi perimeter museum terkenal itu. Menurut polisi setempat, petugas melakukan penangkapan hanya dalam beberapa menit.

Diketahui Perjanjian Paris, yang diadopsi oleh 196 pihak pada COP 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Desember 2015, bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Protes datang hanya sehari sebelum konferensi iklim COP27 akan dimulai di Mesir. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.