Sukses

Tanggapan Pendiri The Goods Dept Soal Isu Karyawan Dipaksa Mundur atau Bayar Ganti Rugi

Apa kata pihak The Goods Dept soal isu pemaksaan pengunduran diri puluhan karyawan tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Jenama lokal The Goods Dept sedang ramai jadi pembahasan di jagat maya. Concept store ini masuk sebagai salah satu keyword dalam jajaran trending topic di Twitter Indonesia pada Jumat pagi (4/11/2022).  Hal itu karena mereka diduga memaksa lebih dari 30 karyawan mengundurkan diri atau memberikan ganti rugi sebesar Rp30 juta per orang.

Pendiri & CEO The Goods Dept Anton Wirjono angkat suara terkait isu pemaksaan pengunduran diri puluhan karyawan tersebut. Anton mengatakan, sampai saat ini, hal tersebut masih menunggu hasil rapat internal direksi. Ia memastikan, direksi akan memberikan keterangan resmi.

"Keterangannya dari direksi, karena saya sekarang kan aktifnya di Brightspot, bukan di sana (The Goods Dept) lagi. Jadi nanti mereka yang akan clarify," ucap Anton saat ditemui di Mini Press Conference Bluebird di BrightspotMRKT 2022, Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Pemilik The Goods Dept ini belum bisa memastikan isu pemaksaan pengunduran diri puluhan karyawan tersebut benar atau tidak. Ia mengatakan, sudah meminta direksi untuk segera menindaklanjuti hal tersebut agar segera memberikan keterangan resmi.

"Semua masih dalam proses gitulah masih diluruskan. Saya sudah bilang supaya segera bikin statement," ujarnya.  Jawaban hampir senada juga datang dari Hendrick Setio selaku Head Marketing Communication The Goods Dept.

"Selamat siang. Nanti kami akan ada official release ya terkait ini. Terima kasih banyak atensi nya dan nanti akan saya share update nya🙏🏽," tulisnya dalam pesan melalui WA pada Liputan6.com, Jumat (4/11/2022).

The Goods Dept ramai jadi pembahasan berawal dari cuitan akun DiahLarasatiP yang menuliskan  "lebih dari 30 orang karyawan dipaksa mengundurkan diri atau ganti rugi sekitar Rp30jt/karyawan oleh salah satu brand lokal ternama." Cuitan yang dibagikan pada Kamis, 3 November 2022 itu dibagikan dengan huruf besar semua.

Akun Twitter tersebut mengungkap kronologi yang dimulai pada 19--20 Oktober, yang mana pihak toko melaksanakan stock opname. Adapun hasil stock opname keluar tiga hari setelah dilakukan.

"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1000 lebih setelah di-compare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," tulis akun tersebut dikutip pada Jumat, 4 November 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Stock Opname

Pihaknya pun menelusuri dan menemukan ada beberapa barang yang tak terpindai dan tidak ada datanya di dalam hasil stock opname. Terbukti hasil stock opname itu tidak maksimal karena banyak barang yang tak terpindai.

Pada 28 Oktober 2022, diklaim bahwa "tim E ke semua toko memberikan informasi ke seluruh toko." Saat itu, mereka menyebut, pihak tim operational store akan mengadakan stock opname ulang pada 31 Oktober 2022 dikarenaka pihaknya kurang yakin dengan hasil stock opname sebelumnya.

Pada 19-20 Oktober 2022, toko tersebut melakukan stock opname yang mana hasilnya terdapat minus yang banyak. Alhasil para karyawan menjelaskan faktor-faktor dari sisi mereka mengenai hal tersebut. "Pada saat itu mereka juga menanyakan kenapa hasil SO kemarin bisa banyak minusnya, kami pun menjelaskan dari beberapa faktor," kata akun DiahLarasatiP.

1. Faktor External, kenapa kita bisa menyebutkan faktor external, karena di bagian pintu keluar masuk sensormatic kita tidak berfungsi, sudah error. Kita sudah report untuk diperbaiki, tapi selama 1 tahun ini tidak kunjung diperbaiki.

2. Faktor Sistem, beberapa kali kami menemukan adanya transaksi yang tidak memotong qty yang ada di stockcard sistem tapi anehnya transaksi value masuk sehingga setiap closingan antara edc dan sistem selalu balance. Hal ini sudah sering terjadi dan sudah dilaporkan ke pihak IT dan Inventory. Itu hanya beberapa qty yg terpantau mungkin banyak transaksi yang tidak terpotong yg tidak terpantau oleh kami.

3. Faktor alokasi barang (Transfer out dan transfer in).

4. Faktor internal, sebenarnya untuk faktor internal kami tidak yakin. Karena dari total 1000 lebih qty yang hilang dalam setahun berarti 1 orang perhari bisa mengambil 4-5 barang.Agak tidak masuk akal dikarenakan setiap adanya transaksi security selalu berada di belakang kasir untuk mengawasi transaksi tersebut, setiap karyawan yang keluar masuk selalu diminta datanya dan dilakukan bodycheck. Dan juga pada saat pulang, karyawan selalu diperiksa tasnya dan dilakukan bodycheck lagi. Dan ada lebih dari 40 titik CCTV di dalam store.

5. Hasil Stock Opname tidak maksimal seperti yang Kami info sebelumnya," bunyi keterangan dari akun tersebut.

3 dari 4 halaman

Tak Ada Internal Memo

Tidak hanya menjelaskan barang-barang yang minus saja, Diah juga menceritakan bagaimana ketika pihaknya memberikan penjelasan lalu ada tim yang mengambil alih dengan mengganti PIC/ASM/Headstorenya dan tanpa adanya informasi sebelumnya. "Setelah mendengar penjelasan kami. Tim E mengambil alih dengan mengganti PIC/ASM/Headstore kami. PIC kami diminta untuk menandatangani Handover jabatan dengan PIC baru dari pihak E tanpa info sebelumnya. Pada saat itu hanya handover jabatan," ujarnya.

Dalam cuitan tersebut juga dijelaskan bagaimana bagian PIC-nya tersebut tidak diminta untuk mengundurkan diri dengan alasan sampai SO ulang terselesaikan handover-nya. Namun, tim mereka telah berpikiran bahwa PIC dipertahankan untuk melatih PIC baru dan kemudian PIC lama akan dikeluarkan.

"PIC kami tidak diminta untuk mengundurkan diri dengan alasan ini hanya sampai SO ulang selesai handover nya. PIC kami sudah memiliki pikiran negatif bahwa dia dipertahankan hanya untuk mentraining PIC baru setelah PIC baru sudah menguasai sistem dia akan ditendang. Karena PIC dan kasir baru dari Tim E ini tidak mengerti sama sekali sistem. Maklum ambilnya dari orang gudang."

Setelah handover, diinformasikan juga pada 31 Oktober 2022 akan datang datang TIM HR dari The G untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari handover ini. Pada 28 Oktober 2022, di story Instagram The G mereka open recruitment untuk SA.

"Kita makin curiga ni. Padahal tidak ada store baru dan store yang membutuhkan manpower tambahan. Dan sampai saat ini tidak ada info atau internal memo untuk penggantian atau pemecatan kami. Pada tanggal 30 Oktober 2022 PIC kami mendapat list nama2 SA baru yang siap ditempatkan dan mulai incharge pertanggal 31 Oktober 2022 disemua store The G ( ini listnya bukan dari pihak Management G ya, Listnya PIC kami dapatkan dari temannya, orang E)," tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Semua Terkena Imbas

Pihaknya juga menjelaskan bagaimana para karyawan diminta untuk mengganti rugi dan PIC harus mengganti rugi ratusan juta yang bahkan tidak bisa dicicil ataupun dipotong gaji. Meskipun begitu pihak management memberikan solusi lain berupa pengunduran diri. "Akhirnya management memberikan solusi agar PIC kami mengundurkan diri dan membuat pernyataan bahwa mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar," ujarnya.

Karena hal tersebut tidak dapat diterima oleh PIC dan meminta management untuk membuktikan Tim Operasional Store yang mengambil barang-barang tersebut, pihaknya juga menjelaskan bilamana memang ada salah satu tim yang terbukti mencuri barang dia merasa aneh mengapa harus semua tim yang menanggungnya.

"Lagi pula apabila terbukti salah satu tim Kami mencuri barang tersebut, kenapa tidak yang bersangkutan saja diproses. Kenapa semua disamaratakan. dan kenapa semua harus terkena imbasnya," ungkap akun tersebut.

Pengunduran diri yang harus dilakukan oleh keseluruhan tim tersebut juga tidak ada bukti baik CCTV ataupun bukti lainnya dan hanya berdasarkan data minus. "Tetapi manajemen tidak mempunyai bukti apapun, baik bukti cctv atau bukti lainnya. Mereka hanya menekankan dari data minus tersebut bahwa minus tersebut terjadi karena kelalaian Tim Operasional store," ujarnya.

Tekanan serta ancaman yang diterima membuat tim tersebut tertekan bahkan setiap karyawan disebutkan nilai ganti ruginya yang sebesar puluhan juta per orangnya. Bahkan mereka juga tidak mendapatkan gaji di bulan ini karena disebutkan untuk mengganti rugi hasil minus tersebut.  Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan tambahan maupun resmi lainnya dari pihak The Goods Dept.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.