Sukses

Jakarta Fashion Week 2023, Ketika Kain Tenun NTT Disulap 3 Desainer Lokal

Dalam presentasinya di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2023, tiga desainer: Defrico Audy, Maya Ratih, dan Temma Prasetio, mengkreasikan kain tenun NTT jadi setelan jas dan gaun.

Liputan6.com, Jakarta - "Kami akan memperlihatkan bagaimana kain tenun NTT bisa dikombinasikan dengan berbagai bahan, dipresentasikan dalam potongan gaun dan setelan jas," desainer Defrico Audy mengatakan dalam jumpa pers, Jumat, 28 Oktober 2022, terkait koleksi persembahan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2023, kemarin.

Ia bersama dua desainer lain: Temma Presetio dan Maya Ratih, pamer karya dalam fashion show bertajuk "Harmony of Nusa." Kejutannya tidak sampai di situ saja, mengingat mereka juga memboyong 18 looks hasil program pendampingan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan fesyen dan tekstil se-NTT.

"Total ada 18 tampilan persembahan siswa dari 18 SMK fesyen dan tekstil dari seluruh NTT," kata, Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrison Laiskodat, di kesempatan yang sama. Semarak presentasinya dimulai sejak detik pertama, dengan suguhan pertunjukan tari tradisional sebagai pembuka.

Rangkaian selanjutnya adalah pergelaran busana rancangan para siswa SMK hasil bimbingan ketiga desainer. Anak-anak arahan Defrico membuka presentasi dengan gaun berpotongan dada rendah, half shoulder dress, busana berpotongan asimetris, yang berbelahan paha tinggi, serta menyertakan detail ruffle di dada dan lengan.

Kali ini, "Harmony of Nusa" mempersembahkan kreasi kain tenun NTT yang menggunakan warna alami dalam proses pembuatannya. "NTT itu terdiri dari tiga pulau besar: Flores, Sumba, dan Timor. Tenun dari Flores warnanya cenderung gelap. Sumba didominasi warna-warna merah, tapi tetap muted. Yang cerah diwakilkan Timor," Julie menjelaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Karya Para Desainer

Show dilanjutkan siswa-siswa SMK yang didampingi Temma Prasetio. Visualnya memperlihatkan kreasi kain tenun NTT berpadu material satin velvet dan katun, serta detail resleting di lengan. Ada pula yang dikerasikan jadi outer dan, walau berjanji menampilkan warna-warna muted, mereka menyelipkan satu setelan merah menyala.

Sementara, strapless mini dress, gaun beraksen ekor dan pita, sentuhan half ruffle sleeve, serta asymmetric finishing menghiasi presentasi koleksi anak-anak bimbingan Maya Ratih. Semarak tiga rangkaian pertunjukan itu diteruskan presentasi masing-masing desainer.

Defrico menggebrak dengan kesan glamor, yang dalam presentasinya para model memakai sarung tangan. Palet warna seperti ungu, cokelat, dan merah muncul mendominasi busana.

Potongan busananya terdiri dari off-the-shoulder dress, mermaid dress berekor, busana dengan padanan bahan transparan, gaun dipadukan material satin velvet berlengan balon, aksen plisket, serta detail giant ruffle sebagai pernyataan gaya.

Lalu Temma, yang seluruhnya menampilkan menswear, melanjutkan dengan persembahan koleksi busana yang membuat penonton enggan melepaskan pandangan. 

3 dari 4 halaman

Semarak Pertunjukan

Temma menyajikan padanan luar biasa yang sukses jadi ide segar dalam meramu kreasi kain tenun NTT. Ada set blazer dan celana panjang dengan aksen tali-tali menjuntai, mengkreasikannya jadi celana pendek, serta memanfaatkan atasan bermaterial tulle sebagai inner yang kemudian dipadankan dengan outer long sleeve.

Ia juga memberi inspirasi padanan apik atasan bermaterial tenun dengan ankle pants, net top untuk memberi tampilan tidak biasa, crop jacket berwarna netral, detail tenun semata di lengan, atasan jas panjang dalam banyak warna, serta menyisipkan aksen tenun di bagian samping celana panjang.

Semarak pertunjukan disambung Maya. Ia menggunakan detail-detail lebih manis seperti pita. Lalu, memadukan atasan bermaterial kain tenun NTT dengan renda, back dress yang berani, menambahkan rumbai sebagai pelengkap, sleeveless dress dengan ekor, serta atasan ber-hoodie.

Julie berkata, "Kami sebenarnya sedang develop kain tenun yang lebih tipis, sehingga pemakaiannya lebih nyaman dan lebih mudah dikreasikan. Tapi, sekarang belum masif (produksinya). Semoga tahun depan bisa diperlihatkan."

4 dari 4 halaman

Fashion Reformation

JFW 2023 masih digelar sampai Minggu, 30 Oktober 2022. Dalam penyelenggaraan yang kembali luring setelah dua tahun, mereka mengusung tema "Fashion Reformation."

Di acara pembukaan, awal minggu ini, CEO GCM Group & Chairwoman JFW, Svida Alisjahbana, menyampaikan bahwa JFW 2023 membawa banyak arti dengan tempat penyelenggaraan baru dan momen pandemi yang diharapkan akan segera berakhir. "Kami berusaha mengangkat reformasi fesyen, bagaimana era distruktif ini mengubah kita dari segi presentasi dan delivery-nya," kata Svida.

"Fashion Reformation" sendiri menyiratkan semangat regenerasi di industri mode Tanah Air. Tema ini sekaligus jadi bentuk perayaan kreativitas dan kebangkitan para insan mode usai masa pandemi.

Creative Director Jakarta Fashion Week, Andandika Surasetja, mengatakan bahwa "Fashion Reformation" yang jadi tema utama JFW 2023 cukup menantang dengan banyak hal baru yang coba diusung. "Kita mencoba mempertemukan desainer lintas generasi. Dari 116 desainer yang tampil, bukan cuma maestro, tapi juga embrace desainer yang baru pertama kali," katanya di kesempatan yang sama.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.