Sukses

Cerita Akhir Pekan: Menanti Regenerasi Desainer Indonesia

Para desainer muda Indonesia berprestasi ini berhasil membuktikan pada dunia bahwa Indonesia mampu bersaing menciptakan produk-produk fashion kualitas terbaik.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini panggung fesyen Indonesia semakin marak terutama setelah pandemi sudah mulai terkendali. Tak hanya ajang fesyen yang semakin ramai, regenerasi desainer Indonesia sepertinya juga termasuk menjanjikan. Tidak kalah dengan luar negeri, Indonesia juga punya sederet nama desainer muda berprestasi yang karyanya telah menggaung di dunia fesyen dalam maupun luar negeri.

Para desainer muda Indonesia berprestasi ini berhasil membuktikan pada dunia bahwa Indonesia mampu bersaing menciptakan produk-produk fashion kualitas terbaik. Salah satunya adalah Rahma Ika Putri yang dikenal lewat labelnya UMMiNA GROUP dan Rahma Ika.

Desainer muda asal Bandung, Jawa Barat ini mengaku termasuk kritis terhadap penampilan sehingga membuatnya mendalami fesyen khusus busana muslim (modest wear).  Ia mulai fokus berkiprah di bidang fesyen sejak 2011 setelah menikah dan pindah ke Jakarta. Kariernya dimulai dengan memulai usaha online busana muslim dengan menjual barang-barang dagangan yang dibelinya di toko grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat lewat akun Instagramnya.

"Awalnya saya hanya punya1-2 pelanggan, baru pada 2015 saya memiliki ratusan reseller (mitra ) yang akhirnya mengharuskan saya untuk membuat brand saya sendiri yaitu UMMiNA. Sekarang sudah menjadi perusahaan saya dgn nama UMMiNA GROUP yang memiliki tiga brand dibawah naungan UMMiNA GROUP," terangnya pada Liputan6.com, Jumat, 21 Oktober 2022.

Rahma kemudian memutuskan lebih mendalami ilmu fesyen di Islamic Fashion Institute (IFI) di Bandung pada 2018 yang saat itu merupakan sekolah fesyen busana muslim pertama di Asia.  “Di IFI kita diajarkan dari awal tentang kaidah busana muslim, sketsa gambar (desain), styling, PR marketing, grooming sampai dibimbing untuk menemukan DNA brand jati diri kita sebenarnya arahnya kemana,” ungkapnya.

Setelah lulus dari IFI dan bergabung dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC), ia mendirikan brand keduanya yaitu Rahma Ika pada 2019 yang memiliki DNA berbeda dengan brand pertamanya. "Rahma Ika jadi brand kedua saya dan merupakan brand busana muslim deluxe dengan DNA brand yang memiliki detail bordir handmade di setiap koleksinya," ucapnya.

Ia mengakui dunia fesyen Indonesia belakangan ini banyak membuka peluang untuk mendorong anak-anak muda agar lebih kreatif lagi, terutama dengan banyaknya event-event sehingga bisa secara konsisten melakukan eksplorasi dan inovasi desain produk yang berbasis sustainability.  

Ada beberapa nama desainer senior yang dikagumi Rahma, seperti Biyan, Deden Siswanto dan Irna Mutiara. "Mereka itu merupakan designer yang selalu mempengaruhi karya-karya saya. Karena dari segi detail , kreatif, styling akhirnya membuat saya banyak belajar bagaimana membuat karya yang lebih mendetail dan sustainable bisa dipakai dalam waktu jangka panjang," tuturnya.

Dalam mendesain, Rahma mengaku selalu mendapat inspirasi dari perjalanan ke suatu tempat, riset pasar, atau bisa juga dari curhat atau pengalaman teman. "Dengan melakukan perjalanan dan melihat banyak tempat dan kebudayaan yang indah, inspirasi dapat dituangkan menjadi busana yang indah yang sesuai dengan ciri khas DNA kita," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Brand Muslim Deluxe

Sejauh ini pencapaian yang berkesan baginya adalah saat fashion show kelulusan IFI di Jakarta Fashion Week (JWF 2019) karena menjadi titik awal perjalanan brand Rahma Ika sampai sekarang. "Semoga bisa terus berkembang agar menjadi brand busana muslim deluxe dengan konsep design yang mengangkat detail bordir handmade para pengrajin di tanah air. Target lainnya, bisa membuka toko offline di kota besar di Indonesia dan melakukan ekspor keberbagai negara," harapnya.

Desainer muda lainnya yang kiprahnya sudah dikenal luas adalah Margaretha Novianty atau Novi. Bersama sahabatnya, Zico Halim, mereka adalah dua sosok di balik kesuksesan brand TANGAN. Mereka menampilkan karya bernuansa tegas dan modern. TANGAN berasal dari Bahasa Indonesia dimana mengasosiasikan kreasi yang tidak selalu sempurna, namun menarik.

Di tahun 2020 pada perhelatan Jakarta Fashion Week, TANGAN berhasil suguhkan presentasi yang tak biasa. HEADWAY' merupakan sebuah karya yang menampilkan keindahan kreasi yang unfinished. Secara tersirat, diceritakan bahwa sudah terlihat keindahan hasil kreasi yang diciptakan walaupun prosesnya belum selesai.

Sentuhan unfinished ini akan menjadi ciri khas dari semua seri koleksi presentasi Tangan yang memadukan warna bumi dan natural dengan dominan warna gelap dan sentuhan aksen yang warna terang mencolok. TANGAN sempat menjadi salah satu nominasi kategori Magnificent Fashion Brand dalam penghargaan Magnificent 11 Awards Fimela pada 2021 lalu.

Novi dan Zico adalah pribadi yang jadi bagian dari industri fesyen tanah air. Novi dikenal sebagai mantan editor majalah fesyen ternama, sedangkan Zico adalah konsultan kreatif untuk sejumlah brand retail. Keduanya sudah tertarik pada dunia fesyen sejak kecil, bahkan Zico sudah lama berkeinginan menjadi seorang desainer dan kemudian masuk sekolah fesyen.

"Fashion selalu menjadi my happy place dalam mengekpresikan diri. Sejak SMA kecintaan pada fashion melalui halaman editorial menjadi ketertarikan saya. Hal tersebut berlanjut hingga dunia kerja di sebuah media fashion itali di Jakarta, sejak saat itulah mengukuhkan diri untuk membuat sebuah brand di Jakarta," ungkapnya pada Liputan6.com, Sabtu, 22 Oktober 2022.

3 dari 4 halaman

Inspirasi dari Lingkungan Sekitar

Desainer yang menyukai rancangan Jill Sander dengan desain minimalisnya ini menambahkan, kesempatan bagi desainer muda saat ini semakin terbuka di Indonesia. Apalagi dengan adanya dunia digital yang semakin membuka kesempatan bagi brand atau designer muda dalam memperkenalkan kreasinya.

"Kalau saya tidak ada desainer ataupun brand idola yang spesifik. Karena yang saya idolakan dari setiap desainer dan brand, bukan hanya dari segi desain. Namun juga dari sisi presentasi, background-nya, maupun bisnis modelnya," kata Zico.

Untuk inspirasi, keduanya mengatakan bisa mendapatkannya dari berbagai hal. Bisa dari lingkungan sekitar maupun keadaan sekitar berdasarkan unsur fleksibilitas dan efisiensi. "Dengan berbagai pencapaian selama ini, bagi Tangan kami masih memiliki banyak mimpi ke depan salah satunya dengan mencapai pasar internasional," tutup Novi.

Desainer muda lainnya yang namanya juga tak kalah bersinar adalah Asky Febrianti yang dikenal sebagai desainer kebaya dan gaun pengantin yang mengusung konsep ‘effortless beauty’.  Asky memang memiliki ciri khas tersendiri untuk setiap kebaya dan gaun yang ia kerjakan.

Rancangannya lebih mengedepankan kesan yang elegan namun mewah dengan taburan payet nan menawan. Koleksinya kerap diminati oleh banyak orang tak terkecuali artis Tanah Air.  Sejumlah artis yang pernah menggunakan jasanya untuk dibuatkan kebaya maupun gaun pengantin di antaranya Nikita Willy, Via Vallen, Aurel Hermansyah, Ayu Ting Ting, dan masih banyak lagi.

4 dari 4 halaman

Berkembangnya Sekolah Mode

Sejak kecil, Asky sudah menaruh kegemaran dan minat terhadap menggambar dan desain serta busana.  "Orangtua saya sangat mendukung minat saya di bidang fashion. Makanya ayah saya menyarankan supaya saya masuk sekolah fashion, karena dia tahu saya suka menggambar dan membuat baju boneka," ungkap Asky lewat pesan suara pada Liputan6.com, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Ia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Raffles Design Institute Singapore di Singapura. Ia juga sempat mengikuti program kursus di sekolah mode ESMOD selama setahun saat ia cuti dari perkuliahannya. Asky mengakui perkembangan dunia fesyen Indonesia yang semakin pesat beberapa tahun belakangan ini membuka banyak kesempatan bagi para desainer muda untuk berkiprah dan menghasilkan karya-karya terbaik.

"Sekarang udah berkembang banget, kalau dulu 2008 saya pilih sekolah fashion di luar karena dulu baru Esmod dan mereka juga baru buka. Lalu dulu jurusan fashion kayaknya belum terlalu dianggap. Kalau sekarang sudah jauh berbeda, sekolah fashion sudah banyak bermunculan dan bisa menghasilkan banyak desainer muda berbakat," ujarnya.

Desainer yang mengagumi desain dari Ashi Studio, Dior dan Georges Hobeika ini mengaku cukup terpengaruh karya-karya mereka. "Kalau soal inspirasi membuat karya biasanya tergantung mood dari saat itu atau dari yang kita lihat, karena itu kadang kerekam di alam bawah sadar kita," jelasnya.

"Kalau karya yang berkesan banyak ya, karena tiap karya punya cerita masing-masing. Kita bisa mendapat banyak belajar dan mendapat pengalama dari berbagai hal dalam kehidupan termasuk dari karya-karya kita," pungkas Asky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.