Sukses

Duduk Diapit 2 Penumpang Obesitas di Pesawat, Perempuan Tuntut Ganti Rugi dari Maskapai

Maskapai penerbangan, American Airlines menanggapi cuitan penumpang yang marah-marah karena duduk diapit oleh penumpang obesitas.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah maskapai menanggapi cuitan seorang perempuan yang mengeluh karena harus duduk di antara dua penumpang yang kelebihan berat badan di pesawat dalam penerbangan tiga jam. Hal ini menambah panjang daftar kegaduhan yang terjadi di penerbangan.

Dikutip dari New York Post, Minggu (16/10/2022), Dr. Sydney Watson, yang mengaku sebagai komentator politik menulis kekecewaannya melalui cuitan di Twitter. "Jika Anda membutuhkan pemanjang sabuk pengaman, Anda TERLALU GEMUK UNTUK BERADA DI PESAWAT," tulisnya pada 10 Oktober 2022.

Komentarnya yang menyinggung itu muncul setelah perempuan tersebut duduk di antara saudara kandung yang obesitas di penerbangan American Airlines jarak pendek. Unggahan awal Watson menyertakan dua potret dirinya yang berusaha menunjukkan dirinya "terjepit" di antara kedua penumpang tersebut.

"Saya saat ini - benar-benar - terjepit di antara dua orang OBESITAS dalam penerbangan saya," tulisnya.

Ia menambahkan, "Ini sama sekali TIDAK dapat diterima atau tidak apa-apa. Jika orang gemuk ingin menjadi gemuk, tak masalah. Tapi itu adalah sesuatu yang sama sekali berbeda ketika saya terjebak di antara Anda, dengan lengan Anda di tubuh saya, selama 3 jam."

Cuitannya dengan cepat menarik perhatian dan viral di jagat maya. Tak sedikit warganet yang mengatakan pembelaannya sama sekali tidak beralasan, sementara yang lain merasa dia dibenarkan dalam pendiriannya yang kuat. Menanggapi hal tersebut, perempuan itu kemudian mengaku telah berusaha bertanya kepada salah satu saudara kandung apakah mereka ingin duduk bersama, yang kemudian dijawab "tidak".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Maskapai

"Saya tidak peduli jika ini kejam. Seluruh tubuh saya saat ini sedang disentuh bertentangan dengan keinginan saya," lanjut Watson.

"Saya bahkan tidak bisa meletakkan sandaran tangan di kedua sisi karena tidak ada ruang gerak. Saya muak bertingkah seperti kegemukan sejauh ini normal. Biarkan saya meyakinkan Anda, bahwa itu tidak (bisa dinormalkan)," tambahnya.

Watson juga berpendapat bahwa orang gemuk "membeli dua kursi atau tidak terbang". Ia menyebut dirinya "sangat kesal" dengan situasi tersebut dan mengklaim pramugari "memberi saya ekspresi kasihan."

American Airlines selaku maskapai penerbangan yang ditumpangi kemudian membalas Watson, mengatakan kepadanya bahwa perusahaan tidak mendiskriminasi tipe tubuh apa pun. Lebih lanjut dijelaskan bagaimana sistemnya bekerja setelah diselidiki tentang mengapa kursi biasanya berukuran untuk pelancong bertubuh "sedang".

"Penumpang kami datang dalam berbagai ukuran dan bentuk. Kami minta maaf Anda merasa tidak nyaman dalam penerbangan Anda," jawab akun Twitter untuk maskapai.

 
3 dari 4 halaman

Minta Ganti Rugi

"Kami menawarkan berbagai ukuran dan gaya kursi, sehingga pelanggan kami dapat memilih mana yang paling cocok untuk mereka," kata maskapai tersebut.

Itu termasuk tautan ke berbagai kursi yang ditawarkannya, termasuk alternatif kelas atas untuk ekonomi dasar termasuk bisnis dan kelas satu. Tidak puas dengan tanggapan maskapai, Watson menjawab dengan mengatakan, "Kita perlu bicara".

Pada Sabtu, 15 Oktober 2022, Watson memperkuat pendiriannya dan mengklaim telah "menemukan" tanggapan dari maskapai yang bertentangan dengan kebijakannya sendiri. "Jadi kami jelas - saya mendukung semua yang saya katakan," tulisnya dalam cuitan baru.

"Datang untuk mencari tahu apa yang terjadi pada saya bertentangan dengan kebijakan American Airlines sendiri mengenai penumpang yang kelebihan berat badan," tambahnya. Watson melangkah lebih jauh untuk menuntut "ganti rugi".

Dikutip dari Daily Mail, Watson sangat tidak puas dengan tanggapan perusahaan. "Ini benar-benar jawaban resmi mereka kepada saya yang terjepit di antara dua manusia gemuk. Astaga. Jadi, saya diharapkan hanya memiliki seperempat kursi ketika saya terbang?" protesnya.

4 dari 4 halaman

Kasus Kekerasan terhadap Pramugari

Sebelumnya, kekerasan terhadap pramugari kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Pelakunya adalah seorang perempuan bernama Kelly Pichardo. Akibat perbuatannya, Pichardo harus membayar sejumlah denda pada maskapai American Airlines. Dikutip New York Times, Rabu, 21 September 2022, Pichardo, yang berasal dari Bronx, New York, AS, dijatuhi hukuman empat bulan penjara federal.

Ia terbukti meludahi seorang penumpang, kemudian mendorong seorang pramugari pada penerbangan American Airlines, Februari 2021, yang mencatat rekor jumlah insiden perilaku nakal dan kekerasan di pesawat. Pichardo dijatuhi hukuman pada 29 Agustus 2022 di Pengadilan Distrik AS di Arizona.

Hakim Dominic W. Lanza juga memerintahkannya untuk membayar denda senilai 9.123 dolar AS atau sekitar Rp135 juta. Setelah dibebaskan dari penjara, perempuan berusia 32 tahun ini akan ditempatkan pada pembebasan yang diawasi selama 36 bulan, menurut dokumen pengadilan.

"Ada garis batas antara perilaku tidak sopan di pesawat dan aktivitas kriminal. Terdakwa jelas melewatinya," ujar Gary Restaino, pengacara AS untuk distrik Arizona, dalam sebuah pernyatan.

Pichardo terbang di kelas satu dari Dallas ke Los Angeles bersama seorang temannya, menurut jaksa dan dokumen pengadilan yang menjelaskan kasus tersebut. Terpidana yang memiliki seorang putri berusia 12 tahun dan tinggal bersama ibunya telah mengaku bersalah pada Mei lalu atas satu tuduhan "campur tangan" dengan awak pesawat. 

"Pichardo sangat malu dengan tindakannya di pesawat hari itu," kata pengacaranya, Ana Botello.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.